Resistansi Penghantar
Makin panjang jaringan, harga resistansinya akan semakin besar, sehingga jatuh tegangan yang terjadi juga semakin besar. Maka besarnya resistansi pada jaringan listrik dapat dicari dengan rumus persamaan berikut:
…………………………………………………………….1
Dimana:
R : Resistansi (Ω),
l : Panjang kawat penghantar (m),
A : Luas penampang kawat (m2),
ρ : Tahanan jenis (Ωm).
Tahanan penghantar mempunyai suhu maksimum yang telah distandarkan oleh pabrik pembuatnya (maksimum 30°C untuk Indonesia), perubahan suhu sebesar 1°C dapat menaikkan tahanan penghantar. Perubahan tahanan nilai tahanan ini disebut koefisien temperatur dari tahanan yang diberi simbol α, nilai α dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Perubahan nilai tahanan terhadap suhu, dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut :
Rt2 = Rt1[1 + αtl(t2 –t1)] ………………………………………2
Dimana:
Rt2 = Tahanan pada temperatur t2 dalam (Ω)
Rtl = Tahanan pada temperatur ti dalam (Ω)
αtl = Koefisien temperatur dari tahanan pada temperatur t1 dalam °C
…….3
…….4
…….5
…….6
Dimana T0 = Temperatur pada penghantar aluminium ( 0C )
Dimana:
Rt2 = resistan pada suhu t2 ( Ω / km)
Rt1 = resistan pada suhu t1 ( Ω / km)
t1 = suhu normal penghantar ( °C )
t2 = suhu yang ditentukan ( °C )
Table Nilai T0 dan α untuk bahan konduktor standar
Perhitungan Susut Daya
Susut daya (Rugi Daya) pada jaringan merupakan hilangnya daya tahanan pada penghantar. Susut daya dapat disebabkan karena rugi pada tahanan itu sendiri dan rugi karena kebocoran (leakage loss). Susut Daya dinyatakan oleh persamaan:
∆P= I2. R. L ……………………..8
Dimana :
∆P = Susut Daya (W)
I = Arus Beban (A)
R = Tahanan kawat per fasa (Ω/km)
L = Panjang Jaringan (km)
No comments:
Post a Comment