🧱 Jenis Arsitektur Aplikasi Berbasis Java
1. Monolithic Architecture
Semua komponen (UI, business logic, data access) digabung dalam satu aplikasi besar.
Kelebihan:
- Mudah dikembangkan dan dideploy di tahap awal.
- Debugging dan testing lebih sederhana.
- Cocok untuk MVP atau aplikasi kecil.
Kekurangan:
- Sulit diskalakan secara independen.
- Perubahan kecil bisa memicu redeploy seluruh aplikasi.
- Rentan terhadap tight coupling antar modul.
2. Layered Architecture (3-tier atau N-tier)
Terbagi menjadi beberapa lapisan: Presentation → Business → Persistence.
Kelebihan:
- Struktur jelas dan mudah dipahami.
- Cocok untuk aplikasi enterprise tradisional.
- Memudahkan pemisahan tanggung jawab.
Kekurangan:
- Bisa menjadi rigid dan verbose.
- Tidak cocok untuk kebutuhan real-time atau high-concurrency.
3. Hexagonal Architecture (Ports and Adapters)
Inti aplikasi (domain logic) dikelilingi oleh adapter untuk komunikasi eksternal (REST, DB, Kafka).
Kelebihan:
- Tingkat isolasi tinggi antara domain dan teknologi.
- Mudah diuji dan diubah tanpa mengganggu core logic.
- Cocok untuk DDD dan test-driven development.
Kekurangan:
- Kurva belajar lebih tinggi.
- Bisa terasa over-engineered untuk aplikasi kecil.
4. Microservices Architecture
Aplikasi dipecah menjadi layanan-layanan kecil yang independen, masing-masing punya database dan deployment sendiri.
Kelebihan:
- Skalabilitas dan fleksibilitas tinggi.
- Tim bisa bekerja paralel pada service berbeda.
- Fault isolation lebih baik.
Kekurangan:
- Kompleksitas tinggi (networking, observability, data consistency).
- Butuh DevOps dan CI/CD yang matang.
- Latency antar service bisa menjadi bottleneck.
5. Reactive Architecture
Menggunakan event-driven model (misalnya dengan Kafka, WebSocket, Reactor) untuk menangani data stream dan async processing.
Kelebihan:
- Sangat cocok untuk aplikasi real-time dan high-throughput.
- Resource usage lebih efisien.
- Skalabilitas horizontal lebih mudah.
Kekurangan:
- Debugging dan tracing lebih sulit.
- Paradigma pemrograman berbeda (non-blocking, backpressure).
🔍 Perbandingan Singkat
Arsitektur | Skalabilitas | Kompleksitas | Cocok untuk | Deployment |
---|---|---|---|---|
Monolithic | Rendah | Rendah | MVP, aplikasi kecil | Satu unit |
Layered | Sedang | Sedang | Aplikasi enterprise | Satu unit |
Hexagonal | Tinggi | Sedang-Tinggi | DDD, testable apps | Modular |
Microservices | Sangat tinggi | Tinggi | Sistem besar | Per service |
Reactive | Tinggi | Tinggi | Real-time, stream | Modular / async |