MenuBar

Kata Mutiara

"Keberhasilan merupakan tetesan dari jeri-payah perjuangan, luka, pengorbanan dan hal-hal yang mengejutkan. Kegagalan merupakan tetesan dari kemalasan, kebekuan, kelemahan, kehinaan dan kerendahan"

ANIMASI TULISAN BERJALAN

Wednesday, July 31, 2024

Pemrograman Programmable Logic Controller (PLC) dengan ladder diagram


Pemrograman Programmable Logic Controller (PLC) dengan ladder diagram adalah salah satu metode yang paling umum digunakan dalam otomasi industri. Ladder diagram mirip dengan skema rangkaian listrik dan terdiri dari simbol-simbol yang mewakili komponen-komponen listrik seperti kontak dan koil. Berikut adalah penjelasan dasar-dasarnya:

 

Dasar-Dasar Ladder Diagram

1. Rungs (Anak Tangga): Ladder diagram terdiri dari beberapa anak tangga (rungs). Setiap anak tangga mewakili satu operasi logika atau instruksi.

2. Kontak: Kontak adalah simbol yang mewakili sensor atau saklar. Ada dua jenis kontak utama:

   - Normally Open (NO): Kontak terbuka saat kondisi normal dan menutup ketika diaktifkan.

   - Normally Closed (NC): Kontak tertutup saat kondisi normal dan membuka ketika diaktifkan.

3. Koil: Koil mewakili aktuator atau output seperti motor atau lampu. Ketika koil diaktifkan, aktuator akan beroperasi.

4. Power Rails: Ladder diagram memiliki dua rel daya vertikal, satu di sebelah kiri (positif) dan satu di sebelah kanan (negatif atau netral).


 Contoh Implementasi

Berikut beberapa contoh implementasi ladder diagram dalam otomasi industri:


 1. Kontrol Motor Sederhana

Ini adalah rangkaian dasar untuk mengontrol sebuah motor menggunakan tombol start dan stop.



(Start) --[ ]----[   (Motor)  ]----( )-- (Stop)


- Start: Kontak Normally Open (NO) yang mewakili tombol start.

- Stop: Kontak Normally Closed (NC) yang mewakili tombol stop.

- Motor: Koil yang mewakili motor.


Saat tombol start ditekan, kontak NO akan menutup dan mengaktifkan koil motor. Motor akan terus beroperasi sampai tombol stop ditekan, yang akan membuka kontak NC dan mematikan motor.


 2. Sistem Conveyor dengan Sensor

Sistem conveyor yang berhenti ketika objek mencapai ujung conveyor.



(Start) --[ ]----[   (Sensor)  ]----[   (Conveyor)  ]----( )-- (Stop)


- Start: Kontak Normally Open (NO) untuk memulai conveyor.

- Sensor: Kontak Normally Open (NO) yang menutup saat objek mendekati ujung conveyor.

- Conveyor: Koil yang mewakili conveyor.

- Stop: Kontak Normally Closed (NC) untuk menghentikan conveyor.


Saat tombol start ditekan, conveyor akan bergerak. Ketika objek mencapai ujung conveyor, sensor akan mendeteksi objek dan menutup kontaknya, yang kemudian mengaktifkan koil conveyor dan menghentikannya.


 3. Sistem Pengisian Tangki dengan Kontrol Ketinggian

Sistem pengisian tangki yang berhenti ketika ketinggian air mencapai batas tertentu.



(Start) --[ ]----[  (Low Level)  ]----[  (Pump)  ]----( )

(         )        [             ]    [            ]   [  (High Level)  ]


- Start: Kontak Normally Open (NO) untuk memulai pengisian.

- Low Level: Kontak Normally Open (NO) yang menutup ketika ketinggian air di bawah level tertentu.

- Pump: Koil yang mewakili pompa.

- High Level: Kontak Normally Closed (NC) yang membuka ketika ketinggian air mencapai batas tertentu.


Saat tombol start ditekan dan ketinggian air di bawah level tertentu, pompa akan menyala dan mengisi tangki. Ketika ketinggian air mencapai batas tertentu, kontak High Level akan membuka dan mematikan pompa.


 Kesimpulan

Ladder diagram adalah alat yang kuat untuk memrogram PLC dan merancang sistem otomasi industri. Pemahaman dasar tentang komponen seperti kontak, koil, dan bagaimana mereka diimplementasikan dalam ladder diagram adalah kunci untuk mengembangkan aplikasi otomasi yang efektif. Implementasi dalam industri mencakup kontrol motor, sistem conveyor, dan sistem pengisian tangki, yang semuanya dapat diatur dengan logika sederhana menggunakan ladder diagram.

teknik troubleshooting dan Langkah-langkah troubleshooting untuk sistem PLC, SCADA, dan HMI


Beberapa teknik troubleshooting yang lebih kompleks untuk sistem PLC, SCADA, dan HMI:

  1. Analisis Log Data

    • Menggunakan data historis dari sistem SCADA untuk mengidentifikasi pola atau anomali yang mungkin menunjukkan akar masalah.
    • Melakukan analisis tren untuk memprediksi potensi kegagalan sebelum terjadi.
  2. Pengujian Beban Sistem

    • Melakukan stress test pada sistem untuk mengidentifikasi bottleneck atau kelemahan dalam konfigurasi hardware atau software.
    • Simulasi kondisi beban puncak untuk memastikan sistem dapat menangani situasi ekstrem.
  3. Analisis Komunikasi Jaringan

    • Menggunakan network analyzer untuk memeriksa lalu lintas data antara PLC, SCADA, dan HMI.
    • Identifikasi masalah latency, packet loss, atau konflik alamat IP.
  4. Pemeriksaan Keamanan Sistem

    • Melakukan audit keamanan untuk mengidentifikasi potensi kerentanan dalam sistem.
    • Memeriksa konfigurasi firewall dan memastikan semua patch keamanan terbaru telah diterapkan.
  5. Analisis Kode Program PLC

    • Melakukan review kode secara menyeluruh untuk mengidentifikasi bug atau logika yang tidak efisien.
    • Menggunakan simulator PLC untuk menguji program dalam lingkungan terkontrol.
  6. Troubleshooting Berbasis Skenario

    • Membuat dan menguji berbagai skenario kegagalan untuk memastikan sistem dapat menangani situasi tidak terduga.
    • Mengembangkan prosedur pemulihan untuk setiap skenario.
  7. Analisis Harmonik Listrik

    • Menggunakan power quality analyzer untuk mengidentifikasi masalah harmonik yang dapat mempengaruhi kinerja peralatan elektronik sensitif.
  8. Pemeriksaan Interferensi Elektromagnetik (EMI)

    • Menggunakan peralatan pengukur EMI untuk mengidentifikasi sumber gangguan yang dapat mempengaruhi sinyal komunikasi atau pembacaan sensor.
  9. Analisis Termal

    • Menggunakan kamera termal untuk mengidentifikasi titik panas pada komponen elektronik yang mungkin menunjukkan kegagalan yang akan datang.
  10. Pengujian Redundansi

    • Melakukan simulasi kegagalan pada sistem redundan untuk memastikan failover berfungsi dengan benar.
  11. Analisis Database SCADA

    • Memeriksa integritas dan kinerja database SCADA, termasuk optimasi query dan manajemen penyimpanan.
  12. Troubleshooting Berbasis AI

    • Menggunakan algoritma machine learning untuk menganalisis data operasional dan mengidentifikasi pola abnormal yang mungkin tidak terdeteksi oleh metode tradisional.

Teknik-teknik ini memerlukan pemahaman yang mendalam tentang sistem dan seringkali membutuhkan alat khusus serta keahlian tingkat lanjut. Penting untuk selalu mengikuti prosedur keselamatan dan protokol yang ditetapkan saat melakukan troubleshooting kompleks ini, terutama dalam lingkungan industri yang kritis.


Langkah-langkah troubleshooting yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah komunikasi PLC:

  1. Periksa Catu Daya

    • Pastikan PLC dan perangkat terkait mendapatkan daya yang stabil dan sesuai.
    • Periksa koneksi kabel power dan pastikan tidak ada yang longgar atau rusak.
  2. Periksa Kabel dan Port Komunikasi

    • Periksa integritas fisik kabel komunikasi, pastikan tidak ada yang rusak atau terputus.
    • Pastikan kabel terhubung dengan benar ke port yang sesuai pada PLC dan perangkat lainnya.
    • Jika menggunakan komunikasi nirkabel, periksa kekuatan sinyal dan interferensi.
  3. Periksa Pengaturan dan Parameter Komunikasi

    • Verifikasi konfigurasi alamat IP, subnet mask, dan gateway pada PLC dan perangkat lainnya.
    • Pastikan pengaturan komunikasi seperti baud rate, parity, dan stop bits sesuai di semua perangkat.
    • Periksa konfigurasi protokol komunikasi (misalnya Modbus, Profinet) sudah benar dan konsisten.
  4. Analisis Jaringan

    • Gunakan network analyzer untuk memeriksa lalu lintas data.
    • Identifikasi masalah seperti latency, packet loss, atau konflik alamat IP.
  5. Periksa Program dan Logika PLC

    • Verifikasi program PLC tidak memiliki kesalahan dan sudah diupload dengan benar.
    • Periksa logika yang mengatur fungsi komunikasi, pastikan sintaks, operand, dan parameter sudah benar.
    • Gunakan software PLC atau debugger untuk menguji dan memverifikasi program.
  6. Monitoring Perilaku Sistem

    • Amati kinerja sistem dan identifikasi perilaku yang tidak biasa.
    • Gunakan alat seperti trending, alarm, dan log kejadian untuk mendeteksi pola yang dapat mengungkap masalah.
  7. Audit Sistem

    • Tinjau desain sistem dan pastikan konfigurasi sudah benar.
    • Periksa dokumentasi sistem, koneksi kabel, dan pengaturan perangkat.
  8. Isolasi Masalah

    • Jika memungkinkan, uji operasi dalam mode manual untuk melihat apakah masalah terjadi di mode manual dan otomatis.
    • Gunakan metode "divide and conquer" untuk mempersempit area masalah.
  9. Verifikasi Penyebab

    • Saat melacak logika ladder, jika penyebab potensial bercabang menjadi 2 atau lebih, pilih yang paling efektif biaya untuk diverifikasi terlebih dahulu.
  10. Dokumentasi

    • Catat semua langkah troubleshooting dan hasilnya dengan cermat.
    • Dokumentasikan solusi yang berhasil untuk referensi di masa mendatang.

Penting untuk selalu mengikuti protokol keselamatan dan pedoman dari produsen saat melakukan troubleshooting. Pendekatan yang sistematis dan menyeluruh sangat penting dalam mendiagnosis dan memperbaiki masalah komunikasi PLC.

Aplikasi PLC (Programmable Logic Controller) dalam industri

Aplikasi PLC (Programmable Logic Controller) dalam industri sebagai berikut:

PLC memiliki aplikasi yang sangat luas dalam berbagai sektor industri. Berikut adalah beberapa contoh penerapan PLC yang lebih rinci:

  1. Industri Manufaktur 13

    • Mengendalikan lini produksi dan sistem kontrol yang rumit
    • Mengotomatisasi proses perakitan
    • Mengontrol mesin-mesin produksi
    • Meningkatkan efisiensi, kecepatan, dan akurasi proses manufaktur
  2. Industri Otomotif 3

    • Mengontrol lini perakitan kendaraan
    • Mengendalikan mesin penyambung (welding)
    • Mengatur sistem robotika otomatis untuk manufaktur dan perakitan kendaraan
  3. Industri Kimia dan Petrokimia 3

    • Mengendalikan proses kimia
    • Mengatur pemrosesan minyak dan gas
    • Mengontrol sistem distribusi bahan kimia
  4. Otomasi Bangunan 3

    • Mengatur sistem HVAC (Pemanas, Ventilasi, dan AC)
    • Mengendalikan sistem pencahayaan
    • Mengontrol sistem keamanan gedung
  5. Sistem Pengemasan 3

    • Mengendalikan mesin pengemasan
    • Mengatur sistem pemilah produk
    • Mengontrol perangkat pengemasan lainnya untuk meningkatkan produktivitas dan konsistensi
  6. Pembangkit Listrik 1

    • Analisis sistem tenaga listrik
    • Pemeliharaan peralatan pembangkit
    • Kontrol valve switching untuk pergantian bahan bakar
    • Pengoperasian lampu pilot
    • Pemeriksaan keamanan api
    • Prosedur penyaringan oli
  7. Aplikasi Komersial 1

    • Sistem kontrol cerdas lalu lintas
    • Sistem deteksi kebakaran dan alarm
    • Sistem pencuci kendaraan otomatis
  8. Aplikasi Domestik 1

    • Sistem kontrol lampu kedip
    • Sistem pembuka atau penutup pintu otomatis
  9. Industri Transportasi

    • Kontrol sistem eskalator dan lift 1
  10. Industri Kertas dan Percetakan 1

    • Kontrol proses produksi buku, koran, dan produk kertas lainnya
  11. Industri Makanan dan Minuman 1

    • Sistem pengepakan dan pelabelan produk

Aplikasi PLC sangat beragam dan terus berkembang seiring dengan kemajuan teknologi. PLC menawarkan fleksibilitas, keandalan, dan kemudahan dalam mengotomatisasi berbagai proses industri, mulai dari yang sederhana hingga yang sangat kompleks. Kemampuan PLC untuk diprogram ulang dan beradaptasi dengan kebutuhan yang berubah membuatnya menjadi pilihan yang populer dalam otomasi industri modern.

PLC, SCADA, dan HMI

Dasar-dasar pemrograman PLC, SCADA, dan HMI, serta implementasi dan penerapannya dalam pekerjaan service di lapangan. Berikut penjelasan komprehensif yang mencakup poin-poin yang Anda minta:

1. Definisi dan Fungsi Utama PLC, SCADA, dan HMI

Programmable Logic Controller (PLC)

PLC adalah perangkat kontrol elektronik digital yang menggunakan memori yang dapat diprogram untuk menyimpan instruksi-instruksi dan menjalankan fungsi-fungsi spesifik seperti logika, sekuensial, timing, counting, dan aritmatika untuk mengontrol mesin dan proses 1.

Fungsi utama PLC:

  • Mengontrol dan mengotomatisasi proses industri
  • Menggantikan sistem kontrol relay konvensional
  • Memproses input dan menghasilkan output berdasarkan program yang telah ditentukan

Supervisory Control and Data Acquisition (SCADA)

SCADA adalah sistem yang mengintegrasikan pemantauan dan kontrol proses industri secara terpusat. Sistem ini memungkinkan operator untuk memantau operasi dalam waktu nyata dan mengendalikan berbagai peralatan dan proses dari jarak jauh 1.

Fungsi utama SCADA:

  • Mengumpulkan dan memvisualisasikan data dari berbagai sensor dan perangkat di lapangan
  • Menyediakan antarmuka untuk kontrol dan pemantauan proses
  • Merekam dan menganalisis data historis untuk optimasi proses

Human-Machine Interface (HMI)

HMI adalah antarmuka yang memungkinkan interaksi antara manusia (operator) dengan mesin atau sistem otomasi. HMI biasanya berupa panel kontrol, layar sentuh, atau perangkat lunak yang digunakan untuk mengoperasikan dan memantau sistem otomasi 1.

Fungsi utama HMI:

  • Menyediakan visualisasi status dan parameter proses
  • Memungkinkan operator untuk memasukkan perintah dan mengubah pengaturan
  • Menampilkan alarm dan notifikasi untuk kondisi abnormal

2. Prinsip Kerja dan Komponen Utama

PLC

Prinsip kerja PLC:

  1. Menerima input dari sensor atau perangkat input lainnya
  2. Memproses input berdasarkan program yang tersimpan di memori
  3. Menghasilkan output untuk mengontrol aktuator atau perangkat output lainnya

Komponen utama PLC 2:

  1. CPU (Central Processing Unit): Otak dari sistem yang memproses instruksi
  2. Memory: Menyimpan program dan data
  3. Power Supply: Menyediakan daya untuk sistem
  4. Input/Output Modules: Menghubungkan PLC dengan perangkat eksternal
  5. Programming Device: Digunakan untuk memprogram dan memantau PLC

SCADA

Prinsip kerja SCADA:

  1. Mengumpulkan data dari sensor dan perangkat di lapangan
  2. Mentransmisikan data ke pusat kontrol
  3. Memproses dan memvisualisasikan data
  4. Mengirimkan perintah kontrol ke perangkat di lapangan

Komponen utama SCADA:

  1. Remote Terminal Units (RTUs) atau Programmable Logic Controllers (PLCs)
  2. Master Terminal Unit (MTU)
  3. Sistem komunikasi
  4. Software SCADA
  5. Human-Machine Interface (HMI)

HMI

Prinsip kerja HMI:

  1. Menampilkan informasi proses dari PLC atau SCADA
  2. Menerima input dari operator
  3. Mengirimkan perintah ke sistem kontrol

Komponen utama HMI:

  1. Layar display (touchscreen atau monitor)
  2. Perangkat input (keyboard, mouse, atau tombol)
  3. Software HMI
  4. Antarmuka komunikasi dengan PLC atau SCADA

3. Contoh Aplikasi PLC, SCADA, dan HMI dalam Industri

PLC:

  • Kontrol lini produksi otomotif
  • Pengaturan sistem HVAC di gedung
  • Kontrol proses di industri kimia

SCADA:

  • Pemantauan dan kontrol jaringan distribusi listrik
  • Manajemen sistem pengolahan air
  • Kontrol dan pemantauan jaringan pipa minyak dan gas

HMI:

  • Antarmuka operator di ruang kontrol pembangkit listrik
  • Panel kontrol mesin produksi
  • Sistem pemantauan dan kontrol di pabrik pengolahan makanan

4. Tantangan dan Pertimbangan dalam Implementasi dan Service

  1. Keamanan sistem: Melindungi sistem dari ancaman siber dan akses tidak sah
  2. Integrasi dengan sistem yang sudah ada: Memastikan kompatibilitas dengan perangkat dan protokol yang berbeda
  3. Skalabilitas: Merancang sistem yang dapat berkembang seiring dengan kebutuhan industri
  4. Keandalan: Menjamin operasi yang stabil dan meminimalkan downtime
  5. Pemeliharaan preventif: Melakukan pemeriksaan rutin dan pembaruan sistem
  6. Troubleshooting: Mengidentifikasi dan mengatasi masalah dengan cepat
  7. Pelatihan operator: Memastikan pengguna dapat mengoperasikan sistem dengan efektif

5. Keterampilan dan Pengetahuan Teknis yang Dibutuhkan

  1. Pemahaman mendalam tentang prinsip kerja PLC, SCADA, dan HMI
  2. Kemampuan pemrograman PLC menggunakan berbagai bahasa seperti Ladder Diagram, Function Block Diagram, dan Structured Text
  3. Pengetahuan tentang protokol komunikasi industri seperti Modbus, Profibus, dan OPC
  4. Kemampuan membaca dan memahami diagram listrik dan P&ID
  5. Keterampilan troubleshooting hardware dan software
  6. Pemahaman tentang proses industri dan sistem kontrol
  7. Kemampuan analisis data dan optimasi proses
  8. Pengetahuan tentang keamanan sistem dan praktik terbaik dalam implementasi
  9. Keterampilan komunikasi yang baik untuk berinteraksi dengan operator dan manajemen

Dengan memiliki pengetahuan dan keterampilan ini, seorang teknisi atau engineer akan dapat menangani pekerjaan service PLC, SCADA, dan HMI secara efektif di lapangan. Penting untuk terus memperbarui pengetahuan dan mengikuti perkembangan teknologi terbaru dalam bidang otomasi industri.

Friday, July 26, 2024

20 topik konten menarik facebook & instagram tahun 2023&2024

 Berikut adalah 20 topik konten menarik untuk Facebook dan Instagram pada tahun 2023 dan 2024:


1. Sustainability and Eco-Friendly Living

   - Tips mengurangi jejak karbon.

   - DIY proyek ramah lingkungan.


2. Mental Health Awareness

   - Praktik mindfulness sehari-hari.

   - Tips untuk mengatasi stres dan kecemasan.


3. Personal Finance and Investing

   - Panduan dasar investasi.

   - Cara mengatur anggaran bulanan.


4. Remote Work and Productivity

   - Alat bantu kerja jarak jauh terbaik.

   - Tips produktivitas untuk pekerja remote.


5. Health and Fitness Challenges

   - Program latihan 30 hari.

   - Tips diet sehat dan resep mudah.


6. Tech Reviews and Tutorials

   - Review gadget terbaru.

   - Tutorial menggunakan aplikasi populer.


7. Travel Tips and Destinations

   - Destinasi wisata unik dan tersembunyi.

   - Tips perjalanan aman dan hemat.


8. DIY and Craft Projects

   - Proyek kerajinan tangan untuk pemula.

   - DIY dekorasi rumah.


9. Cooking and Recipe Videos

   - Resep makanan sehat dan mudah.

   - Tutorial memasak hidangan internasional.


10. Career Development and Advice

    - Tips meningkatkan keterampilan profesional.

    - Panduan menulis CV dan persiapan wawancara kerja.


11. Parenting Tips and Family Activities

    - Aktivitas kreatif untuk anak-anak.

    - Tips mendidik anak di era digital.


12. Fashion and Beauty Trends

    - Tren fashion terkini.

    - Tutorial makeup untuk pemula.


13. Home Improvement and Interior Design

    - Tips dekorasi rumah.

    - Proyek perbaikan rumah sederhana.


14. Book and Movie Recommendations

    - Review buku-buku terbaru.

    - Rekomendasi film yang wajib ditonton.


15. Fitness and Wellness Challenges

    - Tantangan kebugaran harian.

    - Praktik kesehatan holistik.


16. Pet Care and Animal Rescue

    - Tips perawatan hewan peliharaan.

    - Kisah penyelamatan hewan.


17. Gaming and E-sports Updates

    - Review game terbaru.

    - Highlight pertandingan e-sports.


18. Motivational and Inspirational Stories

    - Kisah sukses individu yang inspiratif.

    - Quotes motivasi harian.


19. Educational Content and Online Learning

    - Tutorial keterampilan baru.

    - Kursus online yang direkomendasikan.


20. Sustainable Fashion and Ethical Brands

    - Merek fashion yang ramah lingkungan.

    - Tips membeli pakaian berkelanjutan.


Semoga daftar ini bisa memberikan inspirasi untuk membuat konten menarik yang relevan dan engaging di media sosial Anda.

Sunday, July 21, 2024

Macam-macam komunikasi dan TCP/IP

Macam-macam komunikasi dan TCP/IP

Half Duplex Adalah media komunikasi dua arah. Namun berbeda dengan duplexhalf duplex berkomunikasi dua arah secara saling bergantian. Jadi saat terjadi komunikasi antara A dan B. Saat A mengirim informasi (berbicara) maka B akan menerima informasi (mendengarkan). Demikian terjadi proses yang sebaliknya (vice versa). Contoh media yang menggunakan media ini adalah radio walkie talkie. Mode ini sangat disarankan untuk pasangan yang sedang berpacaran karena komunikasi yang sebenarnya adalah saat satu pihak menyampaikan curahan hatinya maka saat yang satunya untuk mendengarkan.

full duplex dua pihak yang saling berkomunikasi akan mengirimkan informasi dan menerima informasi dalam waktu yang sama, dan umumnya membutuhkan dua jalur komunikasi.
Komunikasi full-duplex juga dapat diraih dengan menggunakan teknik multiplexing, di mana sinyal yang berjalan dengan arah yang berbeda akan diletakkan pada slot waktu (time slot) yang berbeda. Kelemahan teknik ini adalah bahwa teknik ini memotong kecepatan transmisi yang mungkin menjadi setengahnya.

Personal Area Network adalah Jaringan komputer atau titik akses yang digunakan untuk berkomunikasi ke berbagai perangkat pribadi seperti komputer, ponsel, telepon, televise, sistem keamanan rumah yang berbasis komunikasi data personal ataupun perangkat komunikasi public seperti internet. Kontrol PAN dilakukan dengan authoritas pribadi. Data yang ditransmisikan oleh PAN bersifat khas dan personal karena digunakan untuk keperluan pribadi. Teknologi dan protokol yang digunakan PAN diantaranya adalah Wifi, Wireless Application Protocol (WAP), Bluetooth, Infrared, dan lain-lain.
Personal Area Network hanya mampu menjangkau beberapa meter saja, tetapi juga bisa mencapai ratusan sampai ribuan kilometer apabila memanfaatkan jaringan global. PAN bisa digunakan untuk komunikasi antara perangkat pribadi sendiri (komunikasi intrapersonal), atau dapat juga digunakan untuk menghubungkan ke jaringan tingkat yang lebih tinggi dan Internet (uplink). Jaringan PAN dapat kita buat dengan menggunakan teknologi jaringan nirkabel seperti Bluetooth, IrDA, Wireless.
contohnya sebagai berikut: 
Pada saat mengajar dikelas saya sering melakukan remote kontrol terhadap laptop dengan memanfaatkan fasilitas Bluetooth yang tersedia di Hp dan Bluetooth di Laptop. Maka dengan terkoneksinya antara Hp dengan Laptop saya dapat menjalankan serta mematikan laptop tanpa menyentuh laptop.

TCP/IP (Transmission Control Protokol / Internet Protokol ) adalah standar komunikasi data yang digunakan oleh komunitas internet dalam proses tukar-menukar data dari satu komputer ke komputer lain di dalam jaringan Internet. Protokol TCP/IP dikembangkan pada akhir dekade 1970-an hingga awal 1980-an sebagai sebuah protokol standar untuk menghubungkan komputer-komputer dan jaringan untuk membentuk sebuah jaringan yang luas (WAN). TCP/IP merupakan sebuah standar jaringan terbuka yang bersifat independen terhadap mekanisme transport jaringan fisik yang digunakan, sehingga dapat digunakan di mana saja.
Definisi Masing-masing Layer pada model TCP/IP
GAMBAR: Susunan model OSI dan TCP/IP empat lapis
TCP/IP dikembangkan sebelum model OSI ada. Namun demikian lapisan-lapisan pada TCP/IP tidaklah cocok seluruhnya dengan lapisan-lapisan OSI. Protokol TCP/IP hanya dibuat atas lima lapisan saja: physical, data link, network, transport dan application. Hanya lapisan aplikasi pada TCP/IP mencakupi tiga lapisan OSI teratas, sebagaimana dapat dilihat pada Gambar berikut. Khusus layer keempat, Protokol TCP/IP mendefinisikan 2 buah protokol yakni Transmission Control Protocol (TCP) dan User Datagram Protocol Protocol (UDP). Sementara itu pada lapisan ketiga, TCP/IP mendefiniskan sebagai Internetworking Protocol (IP), namun ada beberapa protokol lain yang mendukung pergerakan data pada lapisan ini.
GAMBAR: Susunan model OSI dan TCP/IP lima lapis
  1. Physical Layer. Pada lapisan ini TCP/IP tidak mendefinisikan protokol yang spesifik. Artinya TCP/IP mendukung semua standar dan proprietary protokol lain. Pada lapisan ini ditentukan karakteristik media transmisi, rata-rata pensinyalan, serta skema pengkodean sinyal dan sarana sistem pengiriman data ke device yang terhubung ke network
  2. Data Link Layer. Berkaitan dengan logical-interface diantara satu ujung sistem dan jaringan dan melakukan fragmentasi atau defragmentasi datagram. Ada juga beberapa pendapat yang menggabungkan lapisan ini dengan lapisan fisik sehingga kedua lapisan ini dianggap sebagai satu lapisan, sehingga TCP/IP dianggap hanya terdiri dari empat lapis. Perhatikan perbandingannya pada kedua gambar di atas.
  3. Network Layer Internet Protocol (IP). Berkaitan dengan routing data dari sumber ke tujuan. Pelayanan pengiriman paket elementer. Definisikan datagram (jika alamat tujuan tidak dalam jaringan lokal, diberi gateway = device yang menswitch paket antara jaringan fisik yang beda; memutuskan gateway yang digunakan). Pada lapisan ini TCP/IP mendukung IP dan didukung oleh protokol lain yaitu RARP, ICMP, ARP dan IGMP.
    1. Internetworking Protocol (IP) Adalah mekanisme transmisi yang digunakan oleh TCP/IP. IP disebut juga unreliable dan connectionless datagram protocol-a besteffort delivery service. IP mentransportasikan data dalam paket-paket yang disebut datagram.
    2. Address Resolution Protocol (ARP) ARP digunakan untuk menyesuaikan alamat IP dengan alamatfisik (Physical address).
    3. Reverse Address Resolution Protocol (RARP) RARP membolehkan host menemukan alamat IP nya jika dia sudah tahu alamat fiskinya. Ini berlaku pada saat host baru terkoneksi ke jaringan.
    4. Internet Control Message Protocol (ICMP) ICMP adalah suatu mekanisme yang digunakan oleh sejumlah host dan gateway untuk mengirim notifikasi datagram yang mengalami masalah kepada host pengirim.Internet
    5. Group Message Protocol (IGMP) IGMP digunakan untuk memfasilitasi transmisi message yang simultan kepasa kelompok/group penerima.
  4. Transport Layer. Pada lapisan ini terbagi menjadi dua, UDP dan TCP
    1. User Datagram Protocol (UDP) UDP adalah protokol process-to-process yang menambahakan hanya alamat port, check-sum error control, dan panjang informasi data dari lapisan di atasnya. (Connectionless)
    2. Transmission Control Protocol (TCP) TCP menyediakan layanan penuh lapisan transpor untuk aplikasi. TCP juga dikatakan protokol transport untuk stream yang reliabel. Dalam konteks ini artinya TCP bermakna connectionoriented, dengan kata lain: koneksi end-to-end harus dibangun dulu di kedua ujung terminal sebelum kedua ujung terminal mengirimkan data. (Connection Oriented)
  5. Application Layer. Layer dalam TCP/IP adalah kombinasi lapisan-lapisan session,presentation dan application pada OSI yang menyediakan komunikasi diantara proses atau aplikasi-aplikasi pada host yang berbeda: telnet, ftp, http,dll.
GAMBAR: Protocol Data Unit (PDU) pada arsitektur TCP/IP
Untuk mengontrol operasi pertukaran data, informasi kontrol serta data user harus ditransmisikan, sebagaimana digambarkan pada gambar di bawah. Dapat dikatakan bahwa proses pengiriman menggerakkan satu blok data dan meneruskannya ke TCP. TCP memecah blok data ini menjadi bagian-bagian kecil agar mudah disusun. Untuk setiap bagian-bagian kecil ini, TCP menyisipkan informasi kontrol yang disebut sebagai TCP header, yang akhirnya membentuk segmen TCP. Informasi kontrol dipergunakan oleh pasangan (peer) entiti protokol TCP pada host lainnya. Contoh item-item yang termasuk dalam header ini adalah sebagai berikut:
  • Destination port: saat entiti penerima TCP menerima segmen TCP, harus diketahui kepada siapa data tersebut dikirimkan.
  • Sequence number: TCP memberikan nomor yang dikirim secara bertahap ke port tujuan, sehingga jika destination menerima tidak sesuai dengan urutannya, maka entiti destination akan meminta untuk dikirim kembali.
  • Checksum: pada pengiriman segmen TCP diikutkan pula suatu kode yang yang  disebut dengan segment remainder. Remainder TCP yang diterima akan dikalkulasi dan dibandingkan hasilnya dengan kode yang datang. Jika terjadi ketidasesuaian, berarti telah terjadi kesalahan transmisi.
Sebagai tambahan Application merupakan Layer paling atas pada model TCP/IP, yang bertanggung jawab untuk menyediakan akses kepada aplikasi terhadap layanan jaringan TCP/IP. Protokol ini mencakup protokol Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP), Domain Name System (DNS), Hypertext Transfer Protocol (HTTP), File Transfer Protocol (FTP), Telnet, Simple Mail Transfer Protocol (SMTP), Simple Network Management Protocol (SNMP), dan masih banyak protokol lainnya. Dalam beberapa implementasi Stack Protocol, seperti halnya Microsoft TCP/IP, protokol-protokol lapisan aplikasi berinteraksi dengan menggunakan antarmuka Windows Sockets (Winsock) atau NetBios over TCP/IP (NetBT).

3. Lapisan Model Osi Layer
Pengertian model OSI (Open System Interconnection) adalah suatu model konseptual yang terdiri atas tujuh layer, yang masing-masing layer tersebut mempunyai fungsi yang berbeda. OSI dikembangkan oleh badan Internasional yaitu ISO (International Organization for Standardization) pada tahun 1977. Model ini juga dikenal dengan model tujuh lapis OSI (OSI seven layer model). Berikut dibawah ini merupakan gambar dari model OSI 7 LayerBerikut deskripsi Model referensi OSI:
  • Sebuah Model Layer
  • Setiap layer melakukan sekumpulan fungsi tertentu untuk mensukseskan komunikasi data
  • Setiap layer bergantung pada layer yang ada di bawahnya untuk melakukan fungsinya
  • Setiap layer akan mendukung operasi lapisan yang berada di atasnya
  • Implementasi pada setiap lapis seharusnya tidak bergantung pada lapisan lainnya
Definisi masing-masing Layer pada model OSI
1.Physical adalah Layer paling bawah dalam model OSI. Berfungsi untuk mendefinisikan media transmisi jaringan, metode pensinyalan, sinkronisasi bit, arsitektur jaringan (seperti halnya Ethernet atau Token Ring), topologi jaringan dan pengabelan. Selain itu, level ini juga mendefinisikan bagaimana Network Interface Card (NIC) dapat berinteraksi dengan media kabel atau radio.
2.Data Link Befungsi untuk menentukan bagaimana bit-bit data dikelompokkan menjadi format yang disebut sebagai frame. Selain itu, pada level ini terjadi koreksi kesalahan, flow control, pengalamatan perangkat keras seperti halnya Media Access Control Address (MAC Address), dan menetukan bagaimana perangkat-perangkat jaringan seperti hub, bridge, repeater, dan switch layer2 beroperasi. Spesifikasi IEEE 802, membagi level ini menjadi dua level anak, yaitu lapisan Logical Link Control (LLC) dan lapisan Media Access Control (MAC).
3. Network Berfungsi untuk mendefinisikan alamat-alamat IP, membuat header untuk paket-paket, dan kemudian melakukan routing melalui internetworking dengan menggunakan router dan switch layer3.
4. Transport Berfungsi untuk memecah data ke dalam paket-paket data serta memberikan nomor urut ke paket-paket tersebut sehingga dapat disusun kembali pada sisi tujuan setelah diterima. Selain itu, pada level ini juga membuat sebuah tanda bahwa paket diterima dengan sukses (acknowledgement), dan mentransmisikan ulang terhadap paket-paket yang hilang di tengah jalan.
5. Session Berfungsi untuk mendefinisikan bagaimana koneksi dapat dibuat, dipelihara, atau dihancurkan. Selain itu, di level ini juga dilakukan resolusi nama.
6. Presentation berfungsi untuk mentranslasikan data yang hendak ditransmisikan oleh aplikasi ke dalam format yang dapat ditransmisikan melalui jaringan. Protokol yang berada dalam level ini adalah perangkat lunak redirektor (redirector software), seperti layanan Workstation (dalam windows NT) dan juga Network shell (semacam Virtual network komputing (VNC) atau Remote Dekstop Protokol (RDP).
7. Application adalah Layer paling tinggi dari model OSI,  seluruh layer dibawahnya bekerja untuk layer ini, tugas dari application layer adalah Berfungsi sebagai antarmuka dengan aplikasi dengan fungsionalitas jaringan, mengatur bagaimana aplikasi dapat mengakses jaringan, dan kemudian membuat pesan-pesan kesalahan. Protokol yang berada dalam lapisan ini adalah HTTP, FTP, SMTP, NFS.
Cara Kerja Model OSI
Cara Kerja : Pembentukan paket dimulai dari layer teratas model OSI. Aplication layer megirimkan data ke presentation layer, di presentation layer data ditambahkan header dan atau tailer kemudian dikirim ke layer dibawahnya, pada layer dibawahnya pun demikian, data ditambahkan header dan atau tailer kemudian dikirimkan ke layer dibawahnya lagi, terus demikian sampai ke physical layer. Di physical layer data dikirimkan melalui media transmisi ke host tujuan. Di host tujuan paket data mengalir dengan arah sebaliknya, dari layer paling bawah kelayer paling atas. Protokol pada physical layer di host tujuan mengambil paket data dari media transmisi kemudian mengirimkannya ke data link layer, data link layer memeriksa data-link layer header yang ditambahkan host pengirim pada paket, jika host bukan yang dituju oleh paket tersebut maka paket itu akan di buang, tetapi jika host adalah yang dituju oleh paket tersebut maka paket akan dikirimkan ke network layer, proses ini terus berlanjut sampai ke application layer di host tujuan. Proses pengiriman paket dari layer ke layer ini disebut dengan “peer-layer communication
4.Pengertian Masing-Masing Protocol ialah sebagai berikut:
1.HTTP (Hypertext Transfer Protocol) suatu protokol yang digunakan oleh WWW (World Wide Web). HTTP mendefinisikan bagaimana suatu pesan bisa diformat dan dikirimkan dari server ke client. HTTP juga mengatur aksi-aksi apa saja yang harus dilakukan oleh web server dan juga web browser sebagai respon atas perintah-perintah yang ada pada protokol HTTP ini.Hingga kini, ada dua versi mayor dari protokol HTTP, yakni HTTP/1.0 yang menggunakan koneksi terpisah untuk setiap dokumen, dan HTTP/1.1 yang dapat menggunakan koneksi yang sama untuk melakukan transaksi. Dengan demikian, HTTP/1.1 bisa lebih cepat karena memang tidak usah membuang waktu untuk pembuatan koneksi berulang-ulang.
2.HTTPS (Securre HTTP) merupakan bentuk protokol yang aman karena segala perintah dan data yang lewat protokol ini akan diacak dengan berbagai format sehingga sulit untuk dibajak isinya maupun dilihat perintah-perintah yang dieksekusi.
3.FTP (File Transfer Protocol) adalah sebuah protokol Internet yang berjalan di dalam lapisan aplikasi yang merupakan standar untuk pentransferan berkas (file) komputer antar mesin-mesin dalam sebuah internetwork. FTP merupakan salah satu protokol Internet yang paling awal dikembangkan, dan masih digunakan hingga saat ini untuk melakukan pengunduhan (download) dan penggugahan (upload) berkas-berkas komputer antara klien FTP dan server FTP. Pada umumnya browser-browser versi terbaru sudah mendukung FTP.
4.SMTP(Simple Mail Transfer Protocol) adalah suatu protokol yang digunakan untuk mengirimkan pesan e-mail antar server, yang bisa dianalogikan sebagai kantor pos.
5.POP atau Post Office Protocol, sesuai dengan namanya merupakan protokol yang digunakan untuk pengelolaan mail. POP yang sekarang lebih umum dikenal dengan POP3 (POP – Version 3), dimaksudkan untuk mengizinkan client untuk mengakses secara dinamis mail yang masih ada di POP3 server. POP3 menawarkan pada user untuk meninggalkan mail-nya di POP3 server, dan mengambil mail-nya tersebut dari sejumlah sistem sebarang. Untuk mengambil mail dengan menggunakan POP3 dari suatu client, banyak pilihan yang dapat digunakan seperti Sun Microsystem Inc.’s Mailtool, QualComm Inc.’s Eudora, Netscape Comm. Corp.’s Netscape Mail dan Microsoft Corp.’s Outlook Express.
POP3 tidak dimaksudkan untuk menyediakan operasi manipulasi mail yang ada di server secara luas. Pada POP3, mail diambil dari server dan kemudian dihapus (bisa juga tidak dihapus). Segala sesuatu tentang protokol POP3 ini dibahas dalam RFC (Request For Comment) 1725. Protokol yang lebih tinggi dan lebih kompleks, yaitu IMAP4, dibahas dalam RFC 1730.
Mode POP3
Ada dua jenis mode pada POP3 yaitu mode offline dan mode inline. Pada mode offline, POP3 mengambil dan kemudian menghapus mail yang tersimpan dari server. POP3 bekerja dengan baik pada mode ini, karena terutama memang didisain untuk berlaku sebagai sebuah sistem mail yang memiliki sifat “store-and-forward”. Server, pada mode offline, berlaku seperti sebuah tempat penampungan yang menyimpan mail sampai user memintanya.
6.IMAP (Internet Message Access Protocol) adalah protokol standar untuk mengakses/mengambil e-mail dari server. IMAP memungkinkan pengguna memilih pesan e-mail yang akan ia ambil, membuat folder di server, mencari pesan e-mail tertentu, bahkan menghapus pesan e-mail yang ada.
5.Perbedaan antara UDP dan TCP
User Datagram Protocol (UDP) UDP adalah protokol process-to-process yang menambahakan hanya alamat port, check-sum error control, dan panjang informasi data dari lapisan di atasnya. (Connectionless)

KARAKTERISTIK UDP

UDP memiliki karakteristik-karakteristik berikut:
  • Connectionless (tanpa koneksi): Pesan-pesan UDP akan dikirimkan tanpa harus dilakukan proses negosiasi koneksi antara dua host yang hendak berukar informasi.
  • Unreliable (tidak andal): Pesan-pesan UDP akan dikirimkan sebagai datagram tanpa adanya nomor urut atau pesan . Protokol lapisan aplikasi yang berjalan di atas UDP harus melakukan pemulihan terhadap pesan-pesan yang hilang selama transmisi. Umumnya, protokol lapisan aplikasi yang berjalan di atas UDP mengimplementasikan layanan keandalan mereka masing-masing, atau mengirim pesan secara periodik atau dengan menggunakan waktu yang telah didefinisikan.
  • UDP menyediakan mekanisme untuk mengirim pesan-pesan ke sebuah protokol lapisan aplikasi atau proses tertentu di dalam sebuah host dalam jaringan yang menggunakan TCP/IP.Header UDP berisi field Source Process Identification dan Destination Process Identification.
  • UDP menyediakan penghitungan checksum berukuran 16-bit terhadap keseluruhan pesan UDP.
UDP tidak menyediakan layanan-layanan antar-host berikut:
  • UDP tidak menyediakan mekanisme penyanggaan (buffering) dari data yang masuk ataupun data yang keluar. Tugas buffering merupakan tugas yang harus diimplementasikan oleh protokol lapisan aplikasi yang berjalan di atas UDP.
  • UDP tidak menyediakan mekanisme segmentasi data yang besar ke dalam segmen-segmen data, seperti yang terjadi dalam protokol TCP. Karena itulah, protokol lapisan aplikasi yang berjalan di atas UDP harus mengirimkan data yang berukuran kecil (tidak lebih besar dari nilaiMaximum Transfer Unit/MTU) yang dimiliki oleh sebuah antarmuka di mana data tersebut dikirim. Karena, jika ukuran paket data yang dikirim lebih besar dibandingkan nilai MTU, paket data yang dikirimkan bisa saja terpecah menjadi beberapa fragmen yang akhirnya tidak jadi terkirim dengan benar.
  • UDP tidak menyediakan mekanisme flow-control, seperti yang dimiliki oleh TCP.

PENGGUNAAN UDP

UDP sering digunakan dalam beberapa tugas berikut:
  • Protokol yang “ringan” (lightweight): Untuk menghemat sumber daya memori dan prosesor, beberapa protokol lapisan aplikasi membutuhkan penggunaan protokol yang ringan yang dapat melakukan fungsi-fungsi spesifik dengan saling bertukar pesan. Contoh dari protokol yang ringan adalah fungsi query nama dalam protokol lapisan aplikasi.Domain Name System
  • Protokol lapisan aplikasi yang mengimplementasikan layanan keandalan: Jika protokol lapisan aplikasi menyediakan layanan transfer data yang andal, maka kebutuhan terhadap keandalan yang ditawarkan oleh TCP pun menjadi tidak ada. Contoh dari protokol seperti ini adalah Trivial File Transfer Protocol (TFTP) dan Network File System (NFS)
  • Protokol yang tidak membutuhkan keandalan. Contoh protokol ini adalah protokol RoutingInformation Protocol (RIP).
  • Transmisi broadcast: Karena UDP merupakan protokol yang tidak perlu membuat koneksi terlebih dahulu dengan sebuah host tertentu, maka transmisi broadcast pun dimungkinkan. Sebuah protokol lapisan aplikasi dapat mengirimkan paket data ke beberapa tujuan dengan menggunakan alamat multicast atau broadcast. Hal ini kontras dengan protokol TCP yang hanya dapat mengirimkan transmisi one-to-one. Contoh: query nama dalam protokol NetBIOS Name Service.

PESAN-PESAN UDP

UDP, berbeda dengan TCP yang memiliki satuan paket data yang disebut dengan segmen, melakukan pengepakan terhadap data ke dalam pesan-pesan UDP (UDP Messages). Sebuah pesan UDP berisi header UDP dan akan dikirimkan ke protokol lapisan selanjutnya (lapisan internetwork) setelah mengepaknya menjadi datagram IP. Enkapsulasi terhadap pesan-pesan UDP oleh protokol IP dilakukan dengan menambahkan header IP dengan protokol IP nomor 17 (0x11). Pesan UDP dapat memiliki besar maksimum 65507 byte: 65535 (216)-20 (ukuran terkecil dari header IP)-8 (ukuran dari header UDP) byteDatagram IP yang dihasilkan dari proses enkapsulasi tersebut, akan dienkapsulasi kembali dengan menggunakan header dan trailerprotokol lapisan Network Interface yang digunakan oleh host tersebut.
Dalam header IP dari sebuah pesan UDP, field Source IP Address akan diset ke antarmuka host yang mengirimkan pesan UDP yang bersangkutan; sementara field Destination IP Address akan diset ke alamat IP multicast dari sebuah host tertentu, alamat IP broadcast, atau alamat IP multicast.
Transmission Control Protocol (TCP) TCP menyediakan layanan penuh lapisan transpor untuk aplikasi. TCP juga dikatakan protokol transport untuk stream yang reliabel. Dalam konteks ini artinya TCP bermakna connectionoriented, dengan kata lain: koneksi end-to-end harus dibangun dulu di kedua ujung terminal sebelum kedua ujung terminal mengirimkan data. (Connection Oriented)
Protokol TCP/IP selalu berevolusi seiring dengan waktu, mengingat semakin banyaknya kebutuhan terhadap jaringan komputer dan Internet. Pengembangan ini dilakukan oleh beberapa badan, seperti halnya Internet Society (ISOC), Internet Architecture Board (IAB), dan Internet Engineering Task Force (IETF). Macam-macam protokol yang berjalan di atas TCP/IP, skema pengalamatan, dan konsep TCP/IP didefinisikan dalam dokumen yang disebut sebagai Request for Comments (RFC) yang dikeluarkan oleh IETF.
Protokol TCP/IP menggunakan dua buah skema pengalamatan yang dapat digunakan untuk mengidentifikasikan sebuah komputer dalam sebuah jaringan atau jaringan dalam sebuah internetwork, yakni sebagai berikut:
  • Pengalamatan IP: yang berupa alamat logis yang terdiri atas 32-bit (empat oktet berukuran 8-bit) yang umumnya ditulis dalam format http://www.xxx.yyy.zzz. Dengan menggunakan subnet mask yang diasosiasikan dengannya, sebuah alamat IP pun dapat dibagi menjadi dua bagian, yakni Network Identifier (NetID) yang dapat mengidentifikasikan jaringan lokal dalam sebuah internetwork dan Host identifier (HostID) yang dapat mengidentifikasikan host dalam jaringan tersebut. Sebagai contoh, alamat205.116.008.044 dapat dibagi dengan menggunakan subnet mask255.255.255.000 ke dalam Network ID 205.116.008.000 dan Host ID 44. Alamat IP merupakan kewajiban yang harus ditetapkan untuk sebuah host, yang dapat dilakukan secara manual (statis) atau menggunakan Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP) (dinamis).
  • Fully qualified domain name (FQDN): Alamat ini merupakan alamat yang direpresentasikan dalam nama alfanumerik yang diekspresikan dalam bentuk <nama_host>.<nama_domain>, di mana <nama_domain> mengindentifikasikan jaringan di mana sebuah komputer berada, dan <nama_host> mengidentifikasikan sebuah komputer dalam jaringan. Pengalamatan FQDN digunakan oleh skema penamaan domain Domain Name System (DNS). Sebagai contoh, alamat FQDN id.wikipedia.org merepresentasikan sebuah host dengan nama “id” yang terdapat di dalam domain jaringan “wikipedia.org“.Nama Domain wikipedia.org merupakan second-level domain yang terdaftar di dalam top-level domain .org, yang terdaftar dalam root DNs, yang memiliki nama “.” (titik). Penggunaan FQDN lebih bersahabat dan lebih mudah diingat ketimbang dengan menggunakan alamat IP. Akan tetapi, dalam TCP/IP, agar komunikasi dapat berjalan, FQDN harus diterjemahkan terlebih dahulu (proses penerjemahan ini disebut sebagai resolusi nama) ke dalam alamat IP dengan menggunakan server yang menjalankan DNS, yang disebut dengan Name Serveratau dengan menggunakan berkas hosts (/etc/hosts atau%systemroot%\system32\drivers\etc\hosts) yang disimpan di dalam mesin yang bersangkutan.

Layanan

Berikut ini adalah layanan tradisional yang dapat berjalan di atas protokol TCP/IP:
  • Pengiriman berkas (file transfer). File Transfer Protocol(FTP) memungkinkan pengguna komputer yang satu untuk dapat mengirim ataupun menerima berkas ke sebuah host di dalam jaringan. Metode otentikasi yang digunakannya adalah penggunaan nama pengguna (user name) dan [[password]], meskipun banyak juga FTP yang dapat diakses secara anonim (anonymous), alias tidak berpassword. (Keterangan lebih lanjut mengenai FTP dapat dilihat pada RFC 959.)
  • Remote login. Network terminal Protocol (telnet) memungkinkan pengguna komputer dapat melakukan log in ke dalam suatu komputer di dalam suatu jaringan secara jarak jauh. Jadi hal ini berarti bahwa pengguna menggunakan komputernya sebagai perpanjangan tangan dari komputer jaringan tersebut. (Keterangan lebih lanjut mengenai Telnet dapat dilihat pada RFC 854 dan RFC 855.)
  • Computer mail. Digunakan untuk menerapkan sistem surat elektronik. (Keterangan lebih lanjut mengenai e-mail dapat dilihat pada RFC 821 dan RFC 822.)
  • Network File System (NFS). Pelayanan akses berkas-berkas yang dapat diakses dari jarak jauh yang memungkinkan klien-klien untuk mengakses berkas pada komputer jaringan, seolah-olah berkas tersebut disimpan secara lokal. (Keterangan lebih lanjut mengenai NFS dapat dilihat RFC 1001 dan RFC 1002.)
  • Remote execution. Memungkinkan pengguna komputer untuk menjalankan suatu programtertentu di dalam komputer yang berbeda. Biasanya berguna jika pengguna menggunakan komputer yang terbatas, sedangkan ia memerlukan sumber yg banyak dalam suatu sistem komputer.
    Ada beberapa jenis remote execution, ada yang berupa perintah-perintah dasar saja, yaitu yang dapat dijalankan dalam system komputer yang sama dan ada pula yg menggunakan sistem Remote Procedure Call (RPC), yang memungkinkan program untuk memanggil subrutin yang akan dijalankan di sistem komputer yg berbeda. (sebagai contoh dalam Berkeley UNIX ada perintah rsh dan rexec.)
  • Name server yang berguna sebagai penyimpanan basis data nama host yang digunakan pada Internet (Keterangan lebih lanjut dapat dilihat pada RFC 822 dan RFC 823 yang menjelaskan mengenai penggunaan protokol name server yang bertujuan untuk menentukan nama host di Internet.)

Bagaimanakah bentuk arsitektur dari TCP/IP itu ?

Dikarenakan TCP/IP adalah serangkaian protokol di mana setiap protokol melakukan sebagian dari keseluruhan tugas komunikasi jaringan, maka tentulah implementasinya tak lepas dari arsitektur jaringan itu sendiri. Arsitektur rangkaian protokol TCP/IP mendifinisikan berbagai cara agar TCP/IP dapat saling menyesuaikan.
Karena TCP/IP merupakan salah satu lapisan protokol Model OSI, berarti bahwa hierarki TCP/IP merujuk kepada 7 lapisan OSI tersebut. Tiga lapisan teratas biasa dikenal sebagai “upper level protocol” sedangkan empat lapisan terbawah dikenal sebagai “lower level protocol“. Tiap lapisan berdiri sendiri tetapi fungsi dari masing-masing lapisan bergantung dari keberhasilan operasilayer sebelumnya. Sebuah lapisan pengirim hanya perlu berhubungan dengan lapisan yang sama di penerima (jadi misalnya lapisan data link penerima hanya berhubungan dengan lapisan data link pengirim) selain dengan satu layer di atas atau di bawahnya (misalnya lapisan network berhubungan dengan lapisan transpor di atasnya atau dengan lapisan data link di bawahnya).
Model dengan menggunakan lapisan ini merupakan sebuah konsep yang penting karena suatu fungsi yang rumit yang berkaitan dengan komunikasi dapat dipecahkan menjadi sejumlah unit yang lebih kecil. Tiap lapisan bertugas memberikan layanan tertentu pada lapisan diatasnya dan juga melindungi lapisan diatasnya dari rincian cara pemberian layanan tersebut. Tiap lapisan harus transparan sehingga modifikasi yang dilakukan atasnya tidak akan menyebabkan perubahan pada lapisan yang lain. Lapisan menjalankan perannya dalam pengalihan data dengan mengikuti peraturan yang berlaku untuknya dan hanya berkomunikasi dengan lapisan yang setingkat. Akibatnya sebuah layer pada satu sistem tertentu hanya akan berhubungan dengan lapisan yang sama dari sistem yang lain. Proses ini dikenal sebagai Peer process. Dalam keadaan sebenarnya tidak ada data yang langsung dialihkan antar lapisan yang sama dari dua sistem yang berbeda ini. Lapisan atas akan memberikan data dan kendali ke lapisan dibawahnya sampai lapisan yang terendah dicapai. Antara dua lapisan yang berdekatan terdapat interface(antarmuka). Interface ini mendifinisikan operasi dan layanan yang diberikan olehnya ke lapisan lebih atas. Tiap lapisan harus melaksanakan sekumpulan fungsi khusus yang dipahami dengan sempurna. Himpunan lapisan dan protokol dikenal sebagai “arsitektur jaringan”.
6. Pengertian ARP
Address Resolution Protocol disingkat ARP adalah sebuah protocol dalam TCP/IP Protocol Suite yang bertanggungjawab dalam melakukan resolusi alamat IP ke dalam alamat Media AccessControl (MAC address). ARP didefinisikan di dalam RFC 826.
Ketika sebuah aplikasi yang mendukung teknologi Protocol Jaringan TCP/IP mencoba untuk mengakses sebuah host TCP/IP dengan menggunakan alamat IP, maka alamat IP yang dimiliki oleh host yang dituju harus diterjemahkan terlebih dahulu ke dalam MAC address agar frame-frame data dapat diteruskan ke tujuan dan diletakkan di atas media transmisi (kabel, radio, atau cahaya), setelah diproses terlebih dahulu oleh Network Interface Card (NIC). Hal ini dikarenakan NIC beroperasi dalam lapisan fisik dan lapisan data-link pada tujuh lapis model referensi OSI dan menggunakan alamat fisik daripada menggunakan alamat logis (seperti halnya alamat IP ataunama NetBIOS) untuk melakukan komunikasi data dalam jaringan.
Jika memang alamat yang dituju berada di luar jaringan lokal, maka ARP akan mencoba untuk mendapatkan MAC address dari antarmuka router lokal yang menghubungkan jaringan lokal ke luar jaringan (di mana komputer yang dituju berada).
7. Operator Bitwise
digunakan untuk melakukan pemanipulasian data dalam bentuk bit (bilangan biner) seluruh operator bit hanya dapat digunakan pada operan integer atau karakter.
Secara umum lapisan protokol dalam jaringan dapat dibagi menjadi atas tujuh
lapisan/layer. Lapisan ini biasa juga disebut sebagai lapisan model OSI, seperti pada
gambar berikut ini:


•Application Layer : menyediakan layanan untuk aplikasi misalnya transfer file, email, akses suatu komputer atau layanan.

•Presentation Layer : bertanggung jawab untuk menyandikan informasi. Lapisan ini membuat dua host dapat berkomunikasi.

•Session Layer : membuat sesi untuk proses dan mengakhiri sesi tersebut. Contohnya jika ada login secara interaktif maka sesi dimulai dan kemudian jika ada permintaan log off maka sesi berakhir. Lapisan ini juga menghubungkan lagi jika sesi login terganggu sehingga terputus.

•Transport Layer : lapisan ini mengatur pengiriman pesan dari hos-host di jaringan. Pertama data dibagi-bagi menjadi paket-paket sebelum pengiriman dan kemudian penerima akan menggabungkan paket-paket tersebut menjadi data utuh kembali. Lapisan ini juga memastikan bahwa pengiriman data bebas kesalahan dan kehilangan paket data.

•Network Layer : lapisan bertanggung jawab untuk menerjemahkan alamat logis jaringan ke alamat fisik jaringan. Lapisan ini juga member identitas alamat, jalur perjalanan pengiriman data, dan mengatur masalah jaringan misalnya pengiriman paket-paket data.

•Data Link Layer :lapisan data link mengendalikan kesalahan antara dua komputer yang berkomunikasi lewat lapisan physical. Data link biasanya digunakan oleh hub dan switch.

•Physical Layer : lapisan physical mengatur pengiriman data berupa bit lewat kabel. Lapisan ini berkaitan langsung dengan perangkat keras seperti kabel, dan kartu jaringan (LAN CARD). Selain referensi model arsitektur protokol OSI, ada model arsitektur protokol yang umum digunakan yaitu TCP/IP (Transfer Control Protokol/Internet Protocol). Arsitektur TCP/IP lebih sederhana dari pada tumpukan protokol OSI, yaitu berjumlah 5 lapisan protokol. Jika diperhatikan pada Gambar Perbandingan TCP/IP dan OSI, ada beberapa lapisan pada model OSI yang dijadikan satu pada arsitektur TCP/IP. Gambar tersebut juga menjelaskan protokol-protokol apa saja yang digunakan pada setiap lapisan di TCP/IP model. Beberapa protokol yang banyak dikenal adalah FTP (File Transfer Protocol) yang digunakan pada saat pengiriman file. HTTP merupakan protokol yang dikenal baik karena banyak digunakan untuk mengakses halaman-halaman web di Internet.


Masing masing lapisan/layer mempunyai fungsi masing-masing tergantung antara satu dengan yang lainnya serta mempunyai protokol-protokol yang bekerja pada layer tertentu. Hanya saja lapisan model OSI ini tidak menjelaskan bagaimana protokolprotokol yang ada pada layer tersebut, tetapi hanya menjelaskan fungsi dari layer-layer tersebut.
Sedangkan model yang menjelaskan fungsi dari protokol-protokol itu sendiri ada dalam
model TCP/IP, seperti pada gambar berikut ini:


Berikut penjelasan lapisan layanan pada TCP/IP:

 Lapian Application, menyediakan komunikasi antar proses atau aplikasi pada host yang berjauhan namun terhubung pada jaringan.

 Lapisan Transport (End-to-End), menyediakan layanan transfer end-toend. Lapisan ini juga termasuk mekanisme untuk menjamin kehandalan transmisi datanya. Layanan ini tentu saja akan menyembunyikan segala hal yang terlalu detail untuk lapisan di atasnya.

 Lapisan Internetwork, fokus pada pemilihan jalur (routing) data dari host sumber ke host tujuan yang melewati satu atau lebih jaringan yang berbeda dengan menggunakan router.

 Layanan Network Access/Data link, mendefinisikan antarmuka logika antara sistem dan jaringan.

 Lapisan Physical, mendefinisikan karakteristik dari media transmisi, pensinyalan dan skema pengkodean sinyal

TCP/IP sendiri dikembangkan sebelum model OSI ada. Tetapi lapisan-lapisan pada TCP/IP tidak seluruhnya sama dengan lapisan-lapisan OSI. Protokol TCP/IP terdiri atas empat lapisan saja, Network Access, Internet, Transport, dan Application. Pada TCP/IP ini mencakup 3 lapisan OSI teratas, yakni Application, Presentation, dan Session, serta mencakup 2 lapisan OSI terbawah, yakni Data Link dan Physical.

Network Access(Physical dan Data link layer pada model OSI)
Pada lapisan ini TCP/IP tidak mendefinisikan protokol yang spesifik. Artinya TCP/IP mendukung semua standar dan proprietary protokol lain. Adapun beberapa protokol – protokol pada model OSI adalah sebagai berikut :
• PPP(Point to Point Protokol) merupakan protokol yang digunakan untuk Point to Point pada suatu network.
• SLIP(Serial Line Interenet Protokol) merupakan protokol yang digunakan untuk sambungan serial.
dan beberapa protokol lainnya lagi.

Internet Layer(Network layer pada model OSI)
Pada lapisan ini TCP/IP mendukung IP dan didukung oleh protokol-protokol lainnya, yakni sebagai berikut:
• IP (Internetworking Protocol) merupakan sebuah mekanisme transmisi yang digunakan oleh TCP/IP. IP disebut juga unreliable dan connectionless datagram protocol-a best effort delivery service. IP mentransportasikan data dalam paket-paket yang disebut datagram.
• ARP (Address Resolution Protocol) merupakan protokol yang digunakan untuk menyesuaikan/mengetahui alamat IP berdasarkan alamat fisik(Physical Address) dari sebuah komputer.
• RARP (Reverse Address Resolution Protocol) merupakan kebalikan dari ARP(Address Resolution Protokol) yakni mengetahui physical address melalui alamat IP.
• ICMP (Internet Control Message Protocol) merupakan sebuah mekanisme yang digunakan oleh sejumlah host dan gateway untuk mengirim notifikasi datagram yang mengalami masalah kepada host pengirim.
• IGMP (Internet Group Message Protocol)
• digunakan untuk memfasilitasi transmisi message yang simultan kepada kelompok/group penerima.

Transport Layer( Transpot layer pada model OSI)
Terdapat 2 protokol utama pada layer ini, yakni:
• TCP (Transmission Control Protocol) TCP menyediakan layanan penuh lapisan transport untuk aplikasi. TCP juga dapat dikatakan protokol transport untuk steram yang realiable. Dalam konteks ini artinya TCP bermakna connection-oriented, dengan kata lain: koneksi end to end harus dibangun dulu di kedua ujung terminal sebelum kedua ujung terminal mengirimkan data. UDP (User Datagram Protocol) UDP merupakan protokol connectionless dan process-to-process yang menambahkan hanya alamat port, cheksum error control, dan panjang iformasi data dari lapisan di atasnya.

Application Layer (Application, Presentation, dan Session pada model OSI)
Terdapat berbagai macam protokol pada layer ini, yakni:
• HTTP (Hyper Text Transfer Protocol) Merupakan protokol yang digunakan untuk transfer sebuah web dari sebuah web server menuju web client melalui web browser, HTTP mempunyai suatu metode untuk mengamankan sebuah URL pada protokol ini, yakni HTTPS (HyperText Transfer Protocol over Secure Socket Layer). HTTPS bukan merupakan protokol.
• DNS (Domain Name System) Merupakan protokol yang digunakan memberikan suatu nama domain pada sebuah alamat IP agar lebih mudah diingat.
• DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol) Merupakan protokol yang digunakan untuk distribusi IP pada suatu jaringan dengan jumlah IP terbatas pada network yang akan digunakan.
• FTP (File Transfer Protocol) Adalah protokol yang digunakan untuk transfer file dari suatu server kepada suatu client dengan command “put” dan “get” dalam proses transfer file.
• POP3 (Post Office Protocol) POP adalah suatu protokol yang digunakan untuk mengambil mail dari suatu mail transfer agent/mail delivery agent, pada protokol ini sebuah mail akan di download ke dalam jaringan lokal.
• IMAP (Internet Message Access Protocol) Adalah protokol yang mempunyai fungsi yang sama dengan POP, yakni mengambil mail dari suatu mail transfer agent/mail delivery agent, hanya saja bila pada IMAP mail yang ada tidak di download dari suatu server, melainkan tetapada pada server itu sendiri.
• MIME (Multipurpose Internet Mail Exension) Merupakan protokol yang digunakan untuk mengirim file binary dalam bentuk teks.
• SMTP (Simple Mail Transfer Protocol) Adalah suatu protokol yang berguna untuk mengirimkan suatu mail kepada mail client lain melalui perantara mail server.
• SMB (Server Message Block) Protokol yang berguna untuk transfer berbagai server file DOS dan windows.
• Telnet Adalah protokol yang berguna untuk access remote login ke suatu host, dalam telnet tidak ada metode enkripsi, sehingga semua data berjalan secara plain text. SSH (Secure Shell) Serupa dengan Telnet, access remote login ke suatu host, tetapi SSH memiliki tingkat keamanan yang lebih baik dibandingkan dengan telnet, yakni mendukung enkripsi data.
• NNTP (Network News Transfer Protocol) Merupakan suatu protokol yang digunakan untuk menerima dan mengirim newsgroup.
• SNMP (Simple Network Management Protocol) Yakni merupakan protokol yang digunakan dalam suatu management jaringan. Semua protokol-protokol itu bekerja dengan fungsinya masing-masing, dan pada layer layer tertentu pula. Sehingga suatu jaringan komputer telah mempunyai peranan yang kuat dalam membangun suatu koneksi antar end-device to end-device ataupun kepada intermediary device sekalipun.
sumber : [1]agusridwan67.blogspot.com/2013/03/pengertian-half-duflex-dan-full-duflex.html [2]https://antopriyono.wordpress.com/2011/09/27/2-lapisan-pada-protocol-tcpip/

iklan

iklan