MenuBar

Kata Mutiara

"Keberhasilan merupakan tetesan dari jeri-payah perjuangan, luka, pengorbanan dan hal-hal yang mengejutkan. Kegagalan merupakan tetesan dari kemalasan, kebekuan, kelemahan, kehinaan dan kerendahan"

ANIMASI TULISAN BERJALAN

Saturday, March 8, 2014

DC TO DC CONVERTER

DC to DC converter merupakan suatu device yang mengubah/mengkonversi energy listrik dari DC ke DC (menaikkan atau menurunkan), tanpa mengubah polaritas dari sumber.DC to DC converter ini memanfaatkan Charging dan discharging pada inductor, dengan metode switching. Switch yang digunakan adalah semikonduktor yang dioperasikan pada frequency tinggi semisal transistor BJT atau juga FET. DC to DC ini sangat sering dipakai di industry secara umum, dan elektronik khususnya, karena memiliki efesiensi yang tinggi. Divice ini biasanya dipakai sebagai pengatur kecepatan motor, atau mobil listrik, dan bisa juga untuk charger.
Beberapa Jenis DC to DC converter diantaranya:
  1. Buck Converter, Menurunkan tegangan
  2. Boost Converter, Menaikkan tegangan
  3. Buck-Boost Converter, Menurunkan dan menaikkan tegangan.
  4. Flayback (polaritas dengan outputnya dibalik).
Duty cycle adalah, perbandingan waktu hidup (konduksi) dengan total periode dari switching.
rangkaian ini memakai switch yang berupa semikonduktor, yang namanya switch dia bekerja hidup dan mati secara periodik, atau dapat kita katakan adalah ada periode on, ada periode off. 1 periode (T) adalah, waktu yang dibutukan oleh switch untuk 1 kali on dan 1 kali off. Duty cycle ini berfungsi sebagai konstanta pengali tegangan output yang dihasilkan pada design DC to DC converter. 
Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa, Buck Converter berfungsi untuk menurunkan tengangan, misalkan dari 12V DC ke 6 Volt DC, 10V DC ke 2 Volt DC, dll. Karana menurunkan tegangan, maka tegangan output yang dihasilkan akan selalu lebih kecil dari tegangan input(Supply), namun ingat polaritasnya tetap sama ya. Buck konverter menurunkan tegangan dengan memanfaatkan charge dan discharge dari induktor, tentu saja harus memiliki konfigurasi tertentu, jika tidak maka rangkaian tersebut boleh jadi tidak berfungsi sebagai mana mestinya. Secara umum konfigurasi Buck Converter adalah sebagai berikut:
Buck Converter
Vg(Vin) sebagai seumber, kemudian ada FET sebagai switch (Q), ada diode(D) sebagai penyearah, ada induktor(L) sebagai komponen utama charge dan discharge, kemudian ada kapasitor(C) yang berfungsi memperhalus tegangan output yang dihasilkan, dan terakhir ada beban (R) sebagai matching impedance. Switch (Q) sebagai saklar. yang berkedip pada frequency yang cukup tinggi (puluhan hinga ratusan KHz), sebagai pengendali time charge dan discharge. dalam membuat analisis kita hanya cukup mengabil sample 1 peride saja,karena frequency konstan dan terus berulang. Dengan demikian, kita dapat membagai kondisi pada rangkaian diatas, yakni pada kondisi on dan pada kondisi off:
  1.  Kondisi switch on,
Pada kondisi ini, switch pada kondisi menutup, sehingga arus mengalir dari sumber menuju inductor, kapasitor dan juga resistor. Pada kondisi ini, inductor mengalami charging arus. Pada kondisi charging seolah inductor short, sampai arus mencapai maximum. Persamaan rangkaian pada kondisi on dapat dituliskan sebagai berikut:
Swich on mode
Vin=VL+ VC,
dimana Vout=VC, maka dapat dituliskan kembali.
Vin=L(di/dt)+Vout,
di/dt selanjutnya dapat ditulis, Δi/ Δt
in=L Δi/Δt+Vout 
Δt=adalah waktu on, sehingga dituliskan:
 Vin=L
Δi/Δton+Vout                                                                                                                
Sehinga nilai Δton= L Δi/(Vin-Vout)….(1)
Pada kondisi ini dapat dikatakan bahwa nilai tegangan induktor(VL)adalah selisih antara tegangan input dengan tegangan output selama periode on.Pada kondisi ini, ripple diperkiran untuk V(t) (beban):
Arus induktor saat periode on
VL~Vin-Vr
Ic~IL-V/R

Pada periode On, arus mencharging di induktor sebersar (Vin-Vr)/L, hingga dia mencapai nilai max, tentu juga tergantung dari periode on (ton) nya. Pada saat ini arus juga mengalir di capacitor, yang besarnya adalah arus induktor dikurangi degnan arus beban.
2. Kondisi switch off
Pada kondisi switch off, sumber tidak terhubung dengan rangkaian, pada kondisi ini indktor telah berubah menjadi sumber arus, karena telah discharging pada saat switch on. Karena inductor berfungsi sebagai sumber arus, sekarang giliran dia yang mensupply kebutuhan komponen yang lain. Secara matematis dapat dinyatakan dengan:
Kondisi Switch Off.
VL=VC=Vout
L Δi/Δtoff =Vout,
hal ini berarti induktor berubah menjadi sumber arus, energy potensial yang tersimpan sebesar L Δi akan dikonversikan mejadi tegangan output (Vout) selama periodeoff (toff). dari persamaan diatas, kita dapat memperoleh nilai dari Δtoff. 
Δtoff= L Δi/Vout……(2)
 Lalu bagaimana dengan distribusi arus yang terjadi pada induktar saat periode ini?, nah kita dapat mengamatinya pada gambar berikut:
Arus Induktor pada kondisi switch off.
Gambar diatas memperlihatkan, saat induktor periode on, maka arus akan mencharging induktor hingga mencapai Imax, dan pada saat switch off, arus akan discharge dan turun hingga mencapai nilai minimumnya Imin.Turunnya arus ini dapat kita tuliskan secara matematis, sbb:
VL=-Vout
Ic=IL-V/R
Tanda negative menyatakan bahwa tegangan turun(discharge), sedangkan arus yang mengalir di capcitor sebesar arus induktor dikurangi dengan arus pada beban.
Kondisi setelah induktor off
setelah kondisi benar-benar off, artinya saklar terbuka untuk beberapa waktu. Arus induktor adalah nol, dan tegangannya juga nol. Maka masih tersisa sedikit tegangan di capacitor. Rangakaian diatas dapat kita tuliskan sebagai berikut:
VL=0, IL=0
Sedangkan untuk ripple yang terjadi, diperkiran adalah sebagai berikut: 
VL=0, Ic=-V/R    (arus Kapasitor discharge )
Kondisi induktor Off
secara lengkap kita dapat menggambarkan respon dari tegangan dan arus induktor dalam bentuk diagram garis:
Respon Arus dan Tegangan Induktor
Penguatan dari Buck Converter, Duty cycle.
Setelah kita mengerti bagaimana prinsip dari kerja rangkaian diatas, maka kita dapat melanjutkan lagi ke penguatan yang dihasilkan oleh buck converter diatas, secara logika saja semisal kita punya sumber 12 VDC kemidan output nya menjadi 6 VDC, berarti penguatan dari buck tersebut adalah 0.5. nah bagaimana menganlasisnya?, kita perhatikan pembahasan berikut:
Dari persamaan 1 dan 2 kita akan mencari penguatan dari sebuah buck converterInilah yang akan menjawab mengapa dengan input 12 menjadi 2,3,5, atau 6 volt.
Persamaan 1: Vin=L Δi/Δton+Vout 
Persamaan 2: L Δi/Δtoff =Vout
Dengan mengganti L Δi, maka
Persamaan 1 : Vin=(Vout. Δtoff )/ Δton +Vout
                                        =Vout([Δtoff / Δton]+1)
                                        =Vout[(Δtoff +Δton)/ Δton], karena Δtoff +Δton=T, maka
                                        =Vout[T/ Δton], karena k= Δton/T,
                                Vin =Vout[1/k], atau Vout= kVin
Nah disinilah, mengapa duty cyle sangat penting pada sebuah DC to DC converter. Duty cyle menentukan berapa kali penguatan output yang dihasilkan. Pada buck Converter, besarnya tegangan output adalah k kali tegangan input.  Ya anggap saya tegangan input 12 V maka, jika k=0.5, tentu saja output yang dihasilkan adalah 6 Volt.
Induktor Charge-discharge dalam 1 periode
Pada pembahasan, pembahasan diatas, kita telah menjelaskan satu persatu kondosi rangkaian. nah kita dapat juga mengamati bagaimana hubungan antara induktor dengan tegangan input output tetapi lengkap satu periode langsung. ok, kita tehu bahwa satu periode adalah 1 kali untuk on dan off,, secara matematis adalaha sebagai berikut:
1periode (T)=ton+toff
Dengan difinisi ini, ditambah dengan hasil persamaan 1 dan persamaan 2 diatas, maka dapat dijabarkan sebagai berikut.
Δton+ Δtoff=T
L Δi/(Vin-Vout)+ L Δi/Vout=T
L Δi[(1/(Vin-Vout)+1/Vout)]=T
L Δi[(Vout+Vin-Vout)/(Vin-Vout)Vout]=T
L Δi[(Vin)/(Vin-Vout)Vout]=T…….(3)
persamaan 3 inilah, gambaran hubungan antara induktor dngan tegangan input output dalam 1 periode, perhitungan ini sangat penting dalam mendesign sebuah buck converter jadi harus dipahami.

No comments:

Post a Comment

iklan

iklan