MenuBar

Kata Mutiara

"Keberhasilan merupakan tetesan dari jeri-payah perjuangan, luka, pengorbanan dan hal-hal yang mengejutkan. Kegagalan merupakan tetesan dari kemalasan, kebekuan, kelemahan, kehinaan dan kerendahan"

ANIMASI TULISAN BERJALAN

Thursday, March 27, 2014

Tips Test kerja schlumberger

Schlumberger adalah sebuah perusahaan yang bergerang dibidang oil services, mungkin bagi teman-teman bekerja di perusahaan ini merupakan suatu kebanggan tersendiri dimana gaji yang ditawarkan diatas gaji rata-rata di indonesia. Saya akan berbagi pengalaman pribadi ikut tes kerja schlumberger pada bulan oktober 2009. Hal pertama yang perlu dipersiapkan adalah kemampuan dalam berbicara tentunya dengan bahasa inggris. Adapun tahap tes yang akan dilalui:
1.communication skills
Proses ini lebih mirip dengan kontes indonesian idol, dimana peserta disuruh untuk mengambil sebuah kertas yang di dalamnya berisi kalimat (bahasa inggris) dan kemudian peserta tersebut menjabarkannya kepada penguji (tentu dengan bahasa inggris pula). Waktu yang diberikan sekitar 3 menit, adapun hal penting dalam proses ini adalah menguji kemampuan kita dalam berbicara inggris (lancar atau tidak) serta kemampuan kita dalam berkomunikasi dan mengolah kata yang sesuai dengan isi kalimat dan spontanitas kita dalam menjawab. Kata yang pernah saya dapatkan yaitu "How To Describe To Your Manager That Your Personal Work with Safety Rule".
2.Written Test & Psychology
Proses ini merupakan tes psikologi dan tes tulis yang tentunya semua dituliskan dalam bahasa inggris. Untuk tes tulis materi yang diujikan tidak jauh dari matematika dasar, fisika dasar, ilmu mekanik dasar dan listrik dasar. Sedagnkan tes psikologi hanya disuruh menggambar sisi koin.
3.Forum Discuss Group
Kontestan yang lolos dari written test tadi akan diundang untuk FDG (diskusi kelompok). Pembentukan kelompok akan disesuaikan oleh panitia rekruitment, biasanya dalam satu kelompok terdiri dari 5-6 orang. Target yang harus dicapai yaitu "Bagaimana Cara Membuat Sebuah Kendaraan Yang Bisa Digunakan di Daerah Gurun Sahara dan Kutub antartika". Waktu yang diberikan untuk diskusi ini maksimal 15 menit dan diobservasi oleh seorang obeserver. Hasil diskusi tadi dipresentasikan satu persatu oleh anggota kelompok tersebut. Tips yang bisa dipersiapkan yaitu tentang interaksi dengan orang-orang yang berbeda background, adat dan budaya (tentu bahasa inggris), dimana dalam diskusi ini kita tidak boleh diam dan terlalu dominan dalam mengajukan sebuah ide atau pendapat (team work is number one). Tips selanjutnya upayakan anda bisa aktif berkomuniaksi dan berinteraksi dan membantu dalam pembuatan proyek tadi. Kebanyakan peserta diskuksi mengangap remeh anggota yang lain (cenderung menyalahkan), hal ini dilarang karena meskipun teman diskusi kita adalah pesaing dalam rekruitmen ini tapi kita harus mengkondisikan bahwa dia adalah teman satu team kita.
4.HRD Interview
Bagi teman-teman yang lolos ke tahap ini, selamat saya ucapkan, karena pengalaman saya, peserta test yang diundang dalam tes ini jumlahnya sudah menurun jauh. Waktu itu saya masuk HRD interview menggugurkan sekitar 650 orang lebih. Adapaun tips dalam interview ini adalah lancar berbahasa inggris, menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan TA dan PKL, apa yang kamu ketahui tentang Schlumberger. Jawablah pertanyaan dengan mantap dan yakin, upayakan jangan menggunakan kata-kata yang mengandung unsur ketidak pastian (ex: may be, dsb). Tujuan wawancara ini adalah lebih menggali kehidupan pribadi dan karakter anda apak sesuai dengan kriteria yang dinginkan.
5.User Interview:
Setelah lolos dari HRD interview peserta akan diundang interview user. User disini adalah calon atasan kita langsung.
6.al-fatihah dan doa kedua orang tua

elektronika daya


1. Apa yang dimaksud dengan Elektronika Daya ?
Jawab :
Elektronika Daya adalah Ilmu yang mempelajari teknologi elektronika untuk pengendalian konversi daya listrik. Elektronika Daya menggabungkan teknik tenaga (power), ilmu kendali (kontrol), dan ilmu elektronika. Elektronika Daya sering digunakan pada switching (penskalaran), controlling (pengatur), dan converting (pengubah).
2. Sebutkan macam-macam Thyristor beserta dengan gambar cara kerjanya ?
Jawab :
Thyristor berasal dari bahasa Yunani yang berarti ‘pintu’. Sifat dan cara kerja komponen ini memang mirip dengan pintu yang dapat dibuka dan ditutup untuk melewatkan arus listrik. Thyristor merupakan salah satu tipe devais semikonduktor daya yang paling penting dan telah banyak digunakan secara ekstensif pada rangkaian daya . Thyristor biasanya digunakan sebagai saklar/bistabil, beroperasi antara keadaan non konduksi ke konduksi. Berdasarkan pada konstruksi fisiknya dan perilaku turn-on dan turn-off, thyristor dapat secara umum diklasifikasikan menjadi Sembilan kategori:
  1. Phase-control thyristor (SCR)
  2. Fast-switching thyristor (SCR)
  3. Gate-turn-off thyristor (GTO)
  4. Bidirectional triode thyristor (TRIAC)
  5. Reverse-conducting thyristor (RCT)
  6. Static Induction Thyristor (SITH)
  7. Light-activated silicon-controlled rectifier (LASCR)
  8. FET-controlled thyristor (FET-CTH)
  9. MOS-controlled thyristor (MCT)
3. Persyaratan apa saja yang menyebabkan thyristor mengalirkan arus (turn on) ?
Jawab :
Apabila tegangan mencapai tegangan penyalaan, maka tiba – tiba tegangan akan jatuh menjadi kecil dan ada arus mengalir. Arus yang terjadi pada saat thyristor konduksi, dapat disebut sebagai arus genggam (IH = Holding Current). Arus IH ini cukup kecil yaitu dalam orde miliampere.
Thyristor dapat dihidupkan dengan meningkatkan arus anode, yaitu dengan cara :
  • Panas, ketika suhu thyristor tinggi aakan terjadi peningkatan jumlah pasangan electron-hole, sehingga menyebabkan arus bocor meningkat.
  • Cahaya, ketika sambungan thyristor terkena cahaya maka pasangan electron-hole meningkat sehingga thyristor on.
  • Tegangan tinggi, jika tegangan forward anode ke katode lebih besar dari tegangan maju breakdown VBO, arus bocor yang dihasilkan dapat mengaktifkan thyristor.
  • Arus gerbang, jika thyristor diberi tegangan bias forward, injeksi arus gerbang dengan menerapkan tegangan gerbang positif antara terminal gerbang dan katode dapat mengaktifkan thyristor.
4. Bagaimana thyristor dapat “turn off” ?
Jawab :
Thyristor yang berada dalam keadaan on dapat dimatikan dengan mengurangi arus maju ke tingkat di bawah arus holding IH. Ada beberapa variasi teknik untuk membuat thyristor off. Pada semua teknik komutasi, arus anode dipertahankan di bawah arus holding cukup lama, sehingga semua kelebihan pembawa muatan pada keempat layer dapat dikeluarkan.
Akibat dua sambungan pn, J1 dan J3, karakteristik turn – off akan mirip dengan pada diode, berkaitan dengan waktu pemulihan reverse trr dan arus pemulihan reverse puncak IRR. IRR dapat lebih besar daripada arus blocking baik nominal. Pada rangkaian converter line commutated yang tegangan masukannya bersifat bolak – balik, tegangan balik muncul pada thyristor seketika setelah arus maju menuju ke nol. Tegangan balik ini akan mengakselerasi proses turn – off dengan membuang semua kelebihan muatan dari sambungan pn J1 dan J3.
Sambungan pn dalam J2 akan memerlukan waktu yang dikenal sebagai recombination time trr untuk merekombinasikan kelebihan pembawa muatan. Tegangan balik negative akan dapat mengurangi waktu rekombinasi ini. Trr bergantung pada magnitude dari tegangan balik.
5. Apa yang dimaksud dengan komutasi sendiri ?
Jawab :
Komutasi sendiri terjadi ketika sumber tegangan ac, arus thyristor akan bergerak melalui angka nol dan tegangan balik akan muncul sepanjang thyristor, ini menyebabkan thyristor secara otomatis off karena sifat natural dari tegangan sumbernya. Secara praktis, thyristordi trigger scara sinkron saat zero crossing dari tegangan input positif pada setiap siklus agar diperoleh control daya yang kontinyu.
6. Apa yang dimaksud dengan komutasi paksa ?
Jawab :
Komutasi paksa adalah ketika thyristor diberi tegangan masukan DC menyebabkan arus forward thyristor menjadi nol  dengan menambahkan rangkaian communitation circuit sehingga thyristor off.
7. Apa perbedaan antara thyristor dan triac ?
Jawab :
Triac dapat bersifat konduktif dalam dua arah dan biasanya digunakan untuk pengendalian fasa ac (contohnya: controller tegangan ac). Hal tersebut dapat dianggap sebagai dua buah SCR tersambung secara antiparalel. Perbedaan thyristor deangan triac adalah thyristor mengalirkan arus satu aras dari anode kekatode sedangkan triac daoat mengalirkan arus dua arah.
8. Apa itu konverter ?
Jawab :
Konverter adalah suatu alat untuk mengkonversikan daya listrik dari suatu bentuk ke bentuk listrik lainnya. Contohnya mengubah daya listrik dari AC ke DC ataupun sebaliknya.
Konverter terbagi menjadi 5 jenis:
  1. Konverter AC – DC (Rectifier)
  2. Konverter AC – AC (Cycloconverter)
  3. Konverter DC – DC (DC Chopper)
  4. Konverter DC – AC (Inverter)
  5. Penyearah: rangkaian penyearah diode mengubah tegangan ac ke tegangan dc tetap.
9. Bagaimana prinsip kerja dari konversi ac ke dc ?
Jawab :
Prinsip kerja rectifier atau mengbah tegangan ac ke dc adalah tegangan ac dapat diubah menjadi dc dengan komponen penyearah biasa (dioda) atau komponen penyearah terkendali (thyristor). Tegangan input dapat 1 fasa ataupun 3 fasa. Nilai tegangan output rata-rata tetap ataupun dapat diatur deangan pengaturan sudut pengaktifan thyristor.
10. Bagaimana prinsip kerja dari konversi ac ke ac ?
Jawab :
Cycloconverter merupakan alat pengubah energi listrik dari sitem arus bola balik dengan tegangan dan frekuensi konstan menjadi arus bolak balik dengan tegangan dan frekuensi variable
Prinsip kerja cycloconverter (ac ke ac) adalah dengan menurunkan frekuensi sumber rangkaian dibagi menjadi 2 buah rangkaian konverter tyristor-P dan rangkaian konverter tyristor-N yang bekerja secara bergantian dengan menggunakan cycloconverter. Konverter tyristor-P bekerja untuk membentuk arus keluaran pada saat periode positip-nya, sedangkan konverter tyristor-N bekerja setelahnya untuk membentuk arus keluaran pada periode negatif arus keluaran.
11. Bagaimana prinsip kerja dari konversi dc ke dc ?
Jawab :

DC Chopper merupakan alat pengubah energi listrik dari sistem arus DC konstan menjadi system arus DC variabel .
Prinsip kerja step – down choppers adalah pada gambar 1a. Jika saklar  SW ditutup pada saat t1, maka tegangan Vs akan melalui beban. Jika saklar dimatikan atau di buka  pada saat t2, tegangan yang melewati beban adalah nol. Betuk gelombang output dan arus beban ditunjukan pada gambar 1b. penggunaansaklar pada chopper dapat implementasikan dengan menggunakan,Power BJT,Power MOSFET,GTO atau SCR
Prinsip kerja step –up chopper dapat dilihat pada gambar 2a. Jika saklar SW ditutup pada saat t1,aruskan mengalir pada inductor dan akan menyimpan energy pada inductor tersebut.Jika saklar terbuka pada saat t2, energy yang tersimpan pada pada inductor dialirkan kebeban, betuk gelombang yang dihasilkan arus inductor dapat dilihatpada gambar 2b.
12. Bagaimana prinsip kerja dari konversi dc ke ac ?
Jawab :

Prinsip kerja inverter yang sedehana adalah :
  • Tegangan yang masuk dari jala jala 50 Hz dialirkan ke board Rectifier/ penyearah DC, dan ditampung ke bank capacitor. Jadi dari AC di jadikan DC.
  • Tegangan DC kemudian diumpankan ke board inverter untuk dijadikan AC kembali dengan frekuensi sesuai kebutuhan. Jadi dari DC ke AC yang komponen utamanya adalah Semiconduktor aktif seperti IGBT. Dengan menggunakan frekuensi carrier (bisa sampai 20 kHz), tegangan DC dicacah dan dimodulasi sehingga keluar tegangan dan frekuensi yang diinginkan.

Monday, March 17, 2014

calon engineer


kejadian yang akan gue ceritakan terjadi beberapa waktu yang lalu. gue lupa-lupa ingat.
ini merupakan dialog satu arah atau lebih tepat disebut wejangan dari seorang dosen di kampus gue. ceritanya, gue habis praktikum di lab sebagai salah satu tes penerimaan asisten laboratorium. lalu pak dosen tersebut (gue nggak usah sebut nama ya hehe) masuk ke ruangan lab dan mulai mencoba mengobrol dengan kami (Sekali lagi, lebih tepat disebut wejangan). Hampir 30 menit atau lebih kami mendengarkan beliau (gue dan 4 orang lainnya), dan itu dilakukan dengan berdiri ya bro!!
intinya yang gue ingat, maaf kalau ada yang kurang atau bahkan gue tambahkan, pak dosen bercerita tentang semangat kami sebagai calon engineer yang kurang. Kami nih calon engineer, tapi risetnya kurang, ngoprek-ngoprek alatnya kurang, daya tahan untuk konsisten melakukan sesuatu juga kurang. ‘kurang’ dimana-mana itu bikin kami nggak cekatan nantinya ketika di dunia kerja. ingat loh, dunia kerja bukan cuma ngebahas tentang uang, seperti yg beberapa teman ‘idealis’ gue bicarakan. dunia kerja kita sebagai engineer, ya bukan cuma nyari nafkah, tapi juga pengabdian buat kondisi masyarakat yang lebih stabil. coba lah dibayangin kalau electrical engineer lama nganalisis black out yang terjadi di suatu wilayah, kacau lah banyak hal, segi ekonominya kah, atau bahkan kewarasan seseorang (yang biasa complain di twitter ‘yaelah PLN mati lampu mulu sih gue lagi bikin tugas belum disave!’ padahal dia lagi twitteran). kita juga sebagai engineer harus inovasi terus, ya karena teknologi itu terus berkembang. lalu pak dosen mulai bercerita tentang ‘kuran kondusif’nya iklim riset di Indonesia. lain halnya dengan di Negara lain, misalnya di Jepang sebagai contoh yang gue tahu perkembangan teknologinya, pemerintah mereka aware sama teknologi. wallahu’alam deh di Indonesia, mungkin ada kucuran dana untuk riset tapi kami yang memang kurang ‘ghiroh’ untuk mencarinya. Lalu hal terakhir yang gue Ingat, pak dosen bilang kalau kita (entah maksudnya beliau dan siapa), harus bisa bikin anak-anak lain mengerti. beliau sebagai dosen, bukan cuma memberikan materi, tapi juga memastika kalau mahasiswa-mahasiswanya paham dan bisa mengaplikasikan ilmu yang udah beliau sampaikan. begitu juga dengan kami sebagai calon asisten yang notabener diharapkan untuk ‘lebih’ memacu semangat teman-teman kami. kami, mahasiswa dan calon engineer, jangan asal mau disuruh-suruh praktikum gini-gini-gini, colokin kabel gini-gini-gini, ngerjain laporan ditulis tangan sampe keriting, bikin tutam sampe mabok, ngeresume jurnal 20 halaman, ngeliat alat ukur sampe mata pusing. Non sense, kita bukan kuli/tukang yang cuma bisa disuruh-suruh, begitu kalau beliau. tapi kita juga harus tau, KENAPA gue harus nyolok kabel yang ini kesitu, KENAPA gue nggak boleh ngejumper di alat ukur, KENAPA, KENAPA, KENAPA….? harus selalu ada pertanyaan kenapa tiap kali kita dikasih sesuatu dan harus ada niat yang kuat untuk menjawab pertanyaan itu. dan kalau emang pertanyaan itu nggak ada yang tahu, maka kita sendiri yang punya tanggung jawab untuk menjawabnya dengan serangkaian riset dan analisis.
Maaf kalau tulisan gue sedikit berlebihan dan cerita pak dosen banyak yang gue tambahin dengan opini pribadi. tapi ini tamparan banget sih buat gue pribadi sebenernya. Pas itu gue mikir, gile lu zi, udah susah-susah masuk elektro, kerjaan lu cuma baca komik, nonton anime, buka kaskus doang…praktikum asal praktikum kelar, laporan asal laporan terkumpul, kuliah asal lulus diatas C… terus buat apa lo pajang-pajang di facebook dan di twitter “study in Electrical Engineering” kalau nggak ada niat dan semangat untuk bener-bener “Study”?
semoga yang kayak gini cuma gue deh. jangan ada lagi calon engineer yang cuma bangga jadi ‘calon’, tanpa bener-bener merealisasikan diri menjadi ‘real engineer’.
semoga gue bisa lebih baik, sebagai calon engineer, buat agama dan Negara ini. Semoga gue juga diistiqomahkan niatnya untuk tetap di jalan ‘engineering’ ini, nggak tetiba puter balik ke jalan sastra dan literasi :x

calon engineernya banyak, tapi kok bangsanya gini-gini aja? udah berguguran sebelum melepas titel ‘calon’ ya?
sumber: https://kacamatazia.wordpress.com/category/perkuliahan/


Pengujian Tegangan Tinggi


Tegangan tinggi adalah semua tegangan yang dianggap cukup tinggi oleh teknisi listrik, sehingga dibutuhkan pengujian dan pengukuran. Standar tegangan tinggi di dunia umumnya berbeda-beda, tergantung kemajuan negaranya masing-masing. Di Indonesia, level tegangan dibagi menjadi 4 macam, yakni: Tegangan Rendah (220-380 V), Tegangan Menengah (7-20 kV), Tegangan Tinggi (30-150 kV), dan Tegangan Extra Tinggi (500 kV). Untuk transmisi biasa digunakan Tegangan Tinggi dan Extra Tinggi sedangkan untuk distribusi menggunakan Tegangan Rendah dan Menengah.
Pengujian tegangan tinggi perlu dilakukan untuk beberapa tujuan, diantaranya:
  1. Menemukan bahan (di dalam atau yang menjadi komponen suatu alat tegangan tinggi) yang kurang baik kualitasnya, atau cara pembuatannya salah.
  2. Memberikan jaminan bahwa alat-alat listrik dapat dipakai pada tegangan normalnya dalam jangka waktu yang tidak terbatas.
  3. Memberikan jaminan bahwa isolasi alat-alat dapat tahan terhadap tegangan lebih (yang didapati dalam praktek operasi sehari-hari) untuk waktu terbatas.
Pengujian tegangan tinggi dibagi menjadi dua jenis berdasarkan pengaruhnya terhadap bahan yang diujikan, yakni destruktif (merusak) dan non destruktif. Pengujian destruktif terdiri dari tiga tahap.
  1. Withstand Test (Uji Ketahanan). Pada tes ini, alat/bahan akan diberikan tegangan dalam jangka waktu tertentu. Jika tidak terjadi lompatan api, maka pengujian dianggap memuaskan.
  2. Discharge Test (Uji Pelepasan). Pada tes ini, alat/bahan diberikan tegangan yang lebih tinggi daripada tegangan sebelumnya. Tegangan terus dinaikkan hingga terjadi pelepasan pada benda yang diujikan.
  3. Breakdown Test (Uji Kegagalan). Pada tes ini, tegangan yang diberikan terus dinaikkan hingga terjadi kegagalan pada bahan/alat yang diujikan.
Pengujian non destruktif adalah pengujian yang tidak merusak bahan. Contohnya Uji tahanan isolasi, faktor rugi-rugi dielektrik, korona, konduktivitas, medan elektrik, dan lain-lain.
Berdasarkan jenis tegangannya, pengujian tegangan tinggi dibagi menjadi dua jenis, pengujian tegangan tinggi AC dan pengujian tegangan tinggi DC. Untuk tegangan AC, dibedakan berdasarkan frekuensi tinggi atau rendah.
Pengujian tegangan tinggi AC frekuensi rendah dilakukan untuk menyelidiki apakah peralatan listrik yang terpasang pada jaringan tegangan tinggi dapat menahan tegangan yang melebihi tegangan operasinya untuk waktu yang terbatas. Hal ini dilakukan karena tidak selamanya tegangan yang diberikan ke peralatan tersebut stabil. Ada kalanya tegangan yang diberikan melebihi batas nominalnya karena putusnya kawat saluran atau hal lainnya.
Pengujian tegangan tinggi AC frekuensi tinggi dilakukan untuk berbagai menguji adanya kerusakan-kerusakan mekanis (keretakan, kantong udara, dan lain-lain) pada isolator, terutama isolator porselen. Tegangan tinggi ini memungkinkan adanya lompatan api pada isolator tersebut. Frekuensi tinggi memungkinkan terjadinya rambatan pada kulit isolator yang diuji. Apabila isolator yang diuji tidak terdapat kerusakan mekanis, maka arus akan merambat melalui permukaan isolator. Apabila isolator yang diuji mengalami kerusakan mekanis, tidak akan terlihat percikan api pada bagian kulit karena arus merambat melalui bagian dalam isolator yang mengalami keretakan (adanya rongga udara).
Tegangan tinggi DC juga perlu diuji. Meskipun tegangan ini tidak banyak digunakan pada sistem transmisi karena mahal dan sulit mentransformasikan level tegangannya, tegangan ini memiliki kelebihan jika digunakan pada sistem transmisi, antara lain:
  1. Dengan tegangan puncak dan rugi daya yang sama kapasitas penyaluran dengan tegangan searah lebih tinggi diibandingkan dengan tegangan bolak balik
  2. Pengisolasian tegangan searah lebih sederhana
  3. Daya guna (efisiensi) lebih tinggi karena faktor dayanya = 1
  4. Pada penyaluran jarak jauh dengan tegangan searah tidak ada persoalan perubahan frekuensi dan stabilitas
  5. Untuk rugi korona dan radio interferensi tertentu tegangan searah dapat dinaikkan lebih tinggi daripada tegangan bolak balik
Pada tegangan tinggi, terdapat berbagai fenomena-fenomena yang terjadi, diantaranya:
  1. Sparkover, merupakan peristiwa pelepasan benda akibat tegangan tinggi yang tidak melalui permukaan. Contohnya pada isolasi cair.
  2. Flashover, merupakan peristiwa pelepasan benda akibat tegangan tinggi yang melalui permukaan.
  3. Korona, merupakan peristiwa ionisasi molekul-molekul udara diantara dua kawat sejajar bertegangan tinggi, karena medan listrik yang kuat. Medan listrik itu akan mempercepat elektron, sehingga menumbuk molekul-molekul lain dan mengakibatkan terlepasnya ikatan muatan positif dan muatan negatif.
  4. Skin effect, merupakan peristiwa mengalirnya arus di kulit konduktor, akibat tegangan dengan frekuensi tinggi.
Salah satu peralatan yang digunakan untuk pengujian ini adalah transformator penguji. Trafo ini berbeda dengan trafo daya. Ciri-ciri trafo penguji antara lain: perbandingan jumlah lilitan lebih besar dibandingkan dengan trafo daya, kapasitas kVA-nya kecil dibandingkan dengan kapasitas trafo daya. Biasanya dipakai transformator satu fasa, karena pengujian dilakukan fasa demi fasa.
Karena udara merupakan media isolasi yang paling banyak digunakan dalam teknik tegangan tinggi, perlu diteliti bagaimana karakteristik udara akibat kenaikan tegangan yang diberikan. Hal ini berguna untuk perencanaan instalasi listrik. Kegagalan yang terjadi pada isolasi disebabkan oleh beberapa hal, seperti kerusakan mekanis, isolator yang sudah lama dipakai sehingga berkurang kekuatan dielektriknya, atau karena tegangan lebih. Tegangan tembus dari isolasi udara ini dipengaruhi bentuk elektroda dan juga jarak antar dua elektroda tersebut.
Nilai tegangan tembus akan semakin tinggi apabila jarak antar elektroda semakin besar. Tegangan tembus juga lebih besar saat elektroda yang digunakan bertipe bola-flat.
Pada tipe bola-flat, tegangan tembusnya lebih besar karena bentuk geometris elektroda bola. Bentuknya yang seperti itu menyebabkan distribusi muatan tersebar di seluruh permukaan bola. Elektron akan sulit terlepas dari elektroda ini. Dan untuk melepaskan elektronnya (menyebabkan terjadinya lompatan api), dibutuhkan energi yang besar. Oleh sebab itulah tegangan tembusnya juga semakin besar.
Pada tipe jarum-flat, tegangan tembusnya lebih kecil karena bentuk geometrisnya. Elektron-elektron memiliki kecenderungan untuk berkumpul di titik sudut. Karenanya, tipe jarum ini sangat memungkin elektron-elektron berkumpul di bagian ujung elektrodanya. Elektron akan lebih mudah terlepas dari elektroda dan menimbulkan lompatan api. Sehingga energi yang dapat menyebabkan terjadinya lompatan api tidak terlalu besar dibandingkan bentuk bola, tegangan tembusnya pun lebih kecil.
Untuk pengaruh jarak antar elektroda dan tegangan tembus, berkaitan dengan medan listrik yang berada diantara elektroda. Seperti yang diketahui, medan listrik secara matematis merupakan perbandingan antara tegangan antar elektoda dengan jaraknya. Nilai medan listrik yang menyebabkan terjadinya lompatan api, dipengaruhi oleh karakteristik suhu dan kerapatan udara, sehingga nilainya cenderung tetap. Oleh karena itu, apabila jarak antar elektroda semakin kecil, maka tegangan tembusnya juga semakin kecil. Apabila jarak antar elektroda semakin besar, maka tegangan tembusnya juga besar. Penjelasan lain adalah, apabila jarak antar elektroda kecil, energi yang diperlukan untuk mendorong terjadinya ionisasi diantara dua elektroda itu kecil. Jadi hanya dibutuhkan tegangan tembus yang kecil agar bisa menyebabkan terjadi lompatan api. Sebaliknya jika jarak antar elektroda besar, molekul-molekul udara yang harus diionisasi agar bisa menciptakan lompatan api sangat banyak, membutuhkan energi besar untuk mengionisasinya. Sehingga tegangan tembusnya tinggi.

Monday, March 10, 2014

Pemadaman listrik Bergilir di Indonesia


Pemadaman listrik bergilir yang sering terjadi di Indonesia belakangan ini sangat meresahkan masyarakat. Apalagi yang terjadi secara tiba-tiba. Kehidupan modern saat ini sangat tidak memungkinkan tanpa adanya energi listrik. Manusia membutuhkannya hampir disemua lini kehidupan. Baik dirumah tangga, pertokoan, perkantoran, pabrik, rumah sakit, sekolah, dijalanan, ataupun ditempat-tempat umum lainnya.
Kebutuhan listrik di Indonesia saat ini sebagian besar disupply dari sumber energi fosil. Dalam beberapa waktu terakhir ini, harga minyak, gas dan batu bara mengalami kenaikan yang sangat berarti. Cadangan sumber energi pun semakin menipis dari tahun ke tahun. Berdasarkan data dari IEA (International Energy Agency), cadangan untuk minyak bumi akan bertahan sampai sekitar 41 tahun, gas bumi sekitar 67 tahun, dan batu bara sekitar 192 tahun ke depan.
Kalau data tersebut dipecah lagi berdasarkan kontribusi per negara, Indonesia khususnya, termasuk dalam peringkat 13 dunia untuk cadangan gas bumi, peringkat 15 dunia untuk cadangan batu bara, dan peringkat 27 dunia untuk minyak bumi dengan nilai kontribusi sebesar 0,29 persen cadangan dunia.
Dari segi konsumsi listrik, rata rata watt/kapita untuk Indonesia adalah 55,3 watts. Jauh jika dibandingkan dengan Amerika1460 watt/kapita dan Jerman 753 watt/kapita. Itupun dengan kenyataan bahwa masih ada 1/3 rakyat Indonesia yang belum mendapat akses listrik (data Susenas).
Melihat data diatas sepertinya sangat ironi dengan kondisi energi di tanah air. Cadangan sumber energi kita cukup tapi masih banyak daerah yang belum terjangkau listrik. Dengan kapasitas terpasang seperti sekarang saja (belum 100 persen) kita sudah kritis duluan.
Permasalahan listrik kita karena kurangnya perhatian yang serius dari pemerintah akan masa depan dan kesejahteran generasi negeri ini kedepan! Kedengarannya sepele tapi dampaknya seperti saat ini (krisis energi). Bagaimana tidak, permasalahan sebenarnya sederhana, karena tidak seimbangnya permintaan dan penawaran. Kenaikan permintaan tidak dibarengi dengan pasokan listrik yang memadai. Peradaban makin modern dan perubahan gaya hidup cenderung meningkatkan permintaan. Semakin tinggi pendapatan masyarakat, tingkat konsumsi non makanan seperti hiburan (elektronik, TV, gaming, internet, dll) juga meningkat. Data proyeksi konsumsi listrik kita ada tapi tindakan preventifnya yang nihil. Kebiasaan negara kitakan, nanti kalau sudah terjadi baru grasa grusu cari solusi.
Kembali ke masalah supply tadi, teori ekonomi klasik mengatakan apabila supply terbatas maka harga akan terpengaruh naik. Tapi tidak di Indonesia karena ada skim subsidi dan harga (Biaya produksi Rp. 1300 per kwh, harga jual Rp 630 per kwh), akibatnya penawaran terbatas, pemain baru/investor enggan masuk karena tidak profitable disebabkan harga jual ditentukan pemerintah sedangkan biaya input mengikuti pasar. Belum lagi dengan raw materialnya (batu bara) lebih menguntungkan bagi produsen apabila dijual keluar daripada ke lokal (Rp. 400 ribu dibanding Rp. 270 ribu per ton).
Jerman saja yang masih menganut paham sosial meliberalkan sistem energinya. Tak kurang ada sekitar 876 perusahaan produsen listrik di Jerman. Akibatnya persaingan tajam, harga bersaing, costnya transparan, konsumen pun diuntungkan. Rata rata harga per kwh EUR 0,22 cent atau sekitar Rp. 3080 per kwh. Selain tarif per pemakaian mereka juga menjual dengan sistem paket. Ada paket flatrate 2000kwh/thn sampai 10.000kwh/thn, paket 3 bulan/1 tahun/2 tahun, sehingga harga per kwh-nya akan lebih murah. Iklan mereka pun tidak kalah kreatif dengan iklan operator selular.
Kalau sistem energi kita dibuka, masyarakat akan punya pilihan. Mau pilih harga subsidi tapi sering byarpet alias mati lampu atau harga normal tapi tentunya dengan pelayanan yang lebih baik. Kebijakan ini nantinya juga akan meningkatkan kebiasaan berhemat di masyarakat. Mereka akan berpikir dua kali untuk membiarkan listrik menyala tanpa diperlukan. Ibarat pulsa hp, akan disayang sayang dan hanya digunakan jika benar benar perlu.
Kemudian dari sudut pemerintah mengapa subsidi dipertahankan lebih karena alasan politis, meredam gejolak akar bawah dan mengamankan kekuasaan. Program jangka pendek untuk memenuhi hayat hidup segelintir orang bukan jangka panjang untuk hayat hidup orang banyak. Bukankah orang tua yang bijak akan tetap mengobati anaknya yang sakit meski terkadang obatnya pahit.
Dampak harga tentu akan mempengaruhi sektor ekonomi lain. Setiap upaya liberalisasi harga listrik untuk masyarakat golongan bawah sebanyak 10 persen, menyebabkan income riil golongan rumah tangga turun sampai sekitar 5,26 persen (Makmun-Abdurahman, 2003). Dan tentunya menyebabkan permintaan terhadap sektor industri akan berkurang. Hal ini bisa diikuti dengan upaya meningkatkan lapangan pekerjaan, peningkatan pendapatan, dan merangsang sektor industri untuk menciptakan produk yang bernilai tambah dan utiliti tinggi.
Untuk input faktor (batu bara) sebaiknya diberlakukan sistem quota untuk memenuhi kebutuhan nasional terlebih dahulu baru kemudian diekspor. Ingat kasus palm oil, kenapa harga minyak goreng waktu itu tinggi padahal kita produsen utama. Karena pemerintah tidak menetapkan sistem quota terhadap produsen. Tetapi begitu harga minyak turun, produsen minta-minta untuk dilindungi.
Sementara untuk masyarakat diberikan penyuluhan atau edukasi tentang hemat energi secara personal dan disiarkan (live on tv), bukan sekedar anjuran berupa iklan layanan masyarakat. Baik itu dari sistem energi, penghitungan pemakain listrik, tips berhemat, sampai ke pemilihan perangkat elektronik. Kalau kebiasaan ini terbentuk dimasyarakat, otomatis para produsen elektronik pun berinovasi dan kreatif menciptakan produk hemat energi. Semoga byarpet listrik nusantara segera dapat teratasi
Sudah menjadi kebiasaan di negara kita, kalo bisa penerus saya yang akan bertanggung jawab nantinya…mengapa saya harus memikirkan sekarang?…Titipan anak cucu kita? …haa…kita?…anak cucu loe kalee…anak cucu saya mah sudah pasti bisa pindah negara nantinya…soalnya kan saya sudah numpuk harta mulai dari sekarang.
Dari kalimat saya di atas pastilah kita semua sudah tahu maksudnya…egoisme…berpikir yang pendek…en so on..en so on…memang menjadi perilaku kebanyakan pemimpin kita. Jadi kita sering tidak memikirkan jangka panjang alias jangka di mana anak cucu kita akan hidup.
Kita kekurangan pasokan listrik…oke kita bangun pembangkit tenaga listrik tapi anehnya kita tidak memikirkan kelangsungan bahan bakar, batu bara misalnya, masih diperbolehkan ekspor terlebih dahulu daripada cadangan dalam negeri dipenuhi dahulu.
Pusing sih mikirin kelangsungan energi kita. Pindah ke alternatif misalnya tenaga surya atau angin, begitu melihat investasinya mahal, langsung mundur. Hal ini karena memang belum ada penghargaan dari pemerintah mengenai sistem subsidi bagi orang yang menggunakan tenaga alternatif, tidak seperti negara-negara maju lainnya.
Kalo masalah biaya jual lebih rendah dari harga beli, oke…sekalian saja dibuka bebas & harga pasti akan bersaing? bener ga ya?…apakah nantinya malah akan mejadi sebuah kartel listrik? harga tidak bakal bisa turun?…kartel listrik? laporin saja…
laporin? apakah nanti akan diproses hukum? apakah kita sebagai konsumen akan menang?…
Wah tambah pusing jadinya…
memang sih akhirnya…dimana negara itu penegakan hukum tidak jelas, maka praktek korupsi, kolusi, kartel, monopoli, macam-macamlah akan susah untuk diberantas dan akibatnya semua langkah yang diambil akan bersifat sementara yang akhirnya berakibat masa depan jadi tidak jelas?
Ha tidak jelas? loe kalee, anak cucu saya mah pasti jelas…karena saya numpuk harta dari sekarang. Mau Indonesia gelap total karena pembangkit listrik ga ada gas lagi, ga ada minyak tanah lagi, ga ada batubara lagi…terserah.
Puyeng.
kompas

Permasalahan Kelistrikan di Indonesia

Budaya hidup yang boros dari sebagian masyarakat Indonesia terutama kalangan menengah keatas. Contoh - contoh yang telah dijelaskan sebelumnya menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat dalam penghematan listrik masih sangat rendah.
Mereka seakan - akan tidak sadar bahwa penghematan penggunaan energi listrik bukan sekedar permasalahan menurunkan biaya tagihan listrik. Melainkan adalah penghematan sumber bahan bakar fosil yang menjadi sumber energi primer bagi pengadaan listrik.
Lamban dan tidak terfokusnya kebijakan pemerintah untuk diversifikasi sumber energi. Beberapa kebijakan tentang energi alternatif pun terkadang juga kurang efektif dengan rendahnya reward dan punishment.
Krisis energi listrik dalam negeri yang ditandai dengan kenaikan tajam harga BBM, pemadaman listrik bergilir akibat kenaikan harga minyak dunia malah disikapi dengan " sekedar " himbauan untuk melakukan penghematan yang ternyata justru banyak dilanggar oleh aparat pemerintah sendiri (terutama para pejabat dan keluarganya).
Menarik memang mencermati apa yang dilakukan pemerintah dan jajarannya ( termasuk PT. PLN sebagai sebuah BUMN ) untuk menangani ancaman krisis energi listrik yang mulai melanda negeri ini.
Saat pemerintah meminta masyarakat untuk melakukan pengehematan listrik beberapa waktu yang lalu, ternyata efektivitasnya pun sangat kurang. Budaya masyarakat pada kalangan menengah keatas yang menuntut mereka untuk menghambur - hamburkan energi listrik (seperti yang sudah dibahas sebelumnya), sebenarnya adalah masalah telah terjadinya kapitalisasi dan matrealisasi terhadap gaya hidup pada masyarakat Indonesia.
Budaya barat yang cenderung kapitalistik dan matrealistik inilah yang menyebabkan tuntutan hidup mereka untuk mempunyai rumah mewah dengan pekarangan luas, taman dan kolam renang yang sangat membutuhkan penyediaan energi listrik yang cukup banyak (padahal mereka tidak terlalu membutuhkan).
Dengan alasan " kepuasan tersendiri " jika memiliki berbagai kemewahan " boros listrik " ini mereka sangat berat untuk diminta berhemat.
Sulit memang jika "gengsi" sebagai sebuah kebutuhan pisikologis bagi masyarakat kapitalis boros ini sudah menjagkit pada masyarakat kita, dimana penggunaan listrik yang mereka lakukan terkadang tidak produktif ( sebuah fakta menarik dari Menko Ekuin Budiono yaitu : Elastisitas penggunaan energi di Indonesia masih sekitar 1, 84 % artinya kenaikan Produk Domestik Bruto 1 % membutuhkan kenaikan konsumsi energi sekitar 1, 84 % hal ini sama saja kalau produktivitas masyarakat Indonesia naik 1 % berarti konsumsi mereka terhadap energi harus naik 1,84 %. Ini menunjukkan borosnya pengguna energi di Indonesia ).
Dengan demikian, saat pemerintah dan juga PT. PLN meminta masyarakat untuk berhemat, maka hasilnya pun cukup mengecewakan dan amat sangat sulit.
Sebab kita sekarang harus mengubah budaya masyarakat yang sudah terlanjur menjadi kapitalistik ini menjadi hidup yang hemat. Persoalan merubah budaya bukan persoalan yang mudah dan membutuhkan waktu yang lama.
Menurut Steven R. Covey dalam buku The Seven Habbits -nya, merubah budaya adalah merubah kebiasaan, merubah kebiasaan adalah merubah paradigma berfikir seseorang.
Perubahan paradigma berarti memang merubah struktur tata nilai masyarakat yang ada. Hal ini menjadi sangat lama apalagi jika kesadaran kurang. Masyarakat yang sadar akan menipisnya sumber energi di Indonesia saja sudah sangat sedikit (umumnya adalah kalangan akademisi dan praktisi engineering dan kaum terpelajar).
Sehingga apa yang dilakukan oleh pemerintah dengan himbauaan penghematan sudah akan sangat sulit untuk terlaksana. Selain pemborosan yang dilakukan oleh masyarakat pengguna energi listrik, PT. PLN sebagai satu - satunya perusahaan yang menjadi penyedia layanan energi listrik ternyata juga melakukan pemborosan yang cukup signifikan yang menyebabkan rendahnya produktivitas penggunaan energi listrik di Indonesia yang makin lama makin menipis ini.
Inefisiensi ini terjadi akibat mulai tuanya mesin-mesin pembangkit di Indonesia (nilai effisiensi mesin secara termodinamik menurun), transmisi jaringan yang sudah sangat tua sehingga susut energi pada jaringan PLN menjadi cukup besar, pencurian listrik yang melibatkan orang dalam cukup besar, perhitungan kebutuhan daya listrik riil masyarakat yang selalu keliru dengan defiasi yang tinggi serta praktek KKN yang masih terlalu tinggi ditubuh PLN.
Memang sebenarnya PT. PLN sendiri sekarang sedang berusaha untuk menyelesaikan permasalahan diatas namun memang hasilnya belum banyak mengkontribusi untuk penghematan energi listrik secara nasional. Lalu kalau kita lihat sebenarnya solusi yang cukup tepat adalah dengan melakukan diversivikasi energi dengan menggunakan energi alternatif atau energi terbarukan.
Di Indonesia sebenarnya telah ada baik lembaga penelitian maupun akademik yang telah mencoba mengembangkan riset - riset untuk menemukan energi alternatif dan terbarukan. BPPT mempunyai bidang teknologi pengembangan sumber daya alam, pusat penelitian fisika LIPI mempunyai bidang teknologi energi terbarukan.
Selain itu bidang energi terbarukan juga dikembangkan di kalangan akademisi terutama pada jurusan Teknik Fisika, Teknik Kimia dan Teknik Mesin di berbagai Universitas dan Institut besar di Indonesia.
Bukan itu saja, pemerintah pun mendukung dengan berbagai macam regulasi baik dalam bentuk undang - undang, keputusan presiden atau pun instruksi teknis para menteri seperti Keputusan Presiden RI no. 43 tahun 1991, tertanggal 25 Sept 1991 yang isinya adalah menuntut adanya audit tentang penggunaan energi bagi bangunan gedung, Peraturan Pemerintah No 5 tahun 2006 tentang Kebijakan Energi yang jelas - jelas menyatakan bahwa pemerintah akan melakukan diversifikasi energi dengan mengembangkan energi alternatif dan terbarukan dalam pasal - pasalnya.
Menko Ekuin Budiono juga menegaskan bahwa pemerintah akan serius dalam diversivikasi energi karena menipisnya energi di indonesia dikhawatirkan akan menurunkan daya saing perekonomian Indonesia di dunia.
Telah banyak sekali instrumen penting yang dimiliki oleh Indonesia untukmencoba mengembangkan energi alternatif dan terbarukan. Namun apa yang menyebabkan perkembangan energi terbarukan kemudian sangat lambat dan seakan - akan hanya ada dalam " meja - meja penelitian " atau ada di "ratusan halaman skripsi mahasiswa".
Masyarakat awam kebanyakan mungkin masih sangat asing dengan biodiesel, bioethanol, fuel cell, biogas, photo voltaic, biomasa, energi angin dan berbagai instilah dalam energi alternatif yang lain (kami saja baru mengenal istilah tadi setelah menjadi mahasiswa di Teknik Fisika). Apa yang sebenarnya salah ? .
Hemat kami ada beberapa hal yang menyebabkan permasalahn ini terjadi yaitu : Tidak adanya strategi pemerintah yang jelas dan aplikatif tentang penggunaan energi nasional. Peraturan pemerintah yang sudah dibuat masih dalam bentuk strategi umum belum dalam strategi aksi.
Ini yang dinilai belum ada dan sebenarnya hal ini sudah terjadi berlarut larut. Contohnya, penggunaan gas alam bagi industri, ternyata lebih murah dibandingkan dengan penggunaan minyak bumi, tetapi Indonesia malah mengekspor gas bumi dan memakai minyak bumi, lalu saat minyak bumi merangkak naik terjadilah kesulitan energi. Contoh lain misalnya seperti yang diungkapkan oleh wakil ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia, Ade Sudrajat.
Beliau mengatakan mengapa keberhasilan BPPT dalam membuat bio oil yang perbandingan nilai kalorinya 1 liter minyak bakar = 1,54 liter bio oil seharga Rp. 1.540,00 tidak pernah disosialisasikan oleh pemerintah. Selain itu ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman, Ferry Firmanysah mempertanyakan tentang kebijakan pemerintah yang tidak konsisten terhadap penggunaan energi alternatif, sebelumnya pemerintah meminta untuk menggunakan briket batu bara kepada industri, industri kemudian melakukan investasi kesana.
Hasilnya memang mampu menghemat pengeluaran perusahaan sampai 600 juta per bulan. Tetapi tiba - tiba pemerintah meminta untuk menggunakan bio petroleum. Menurutnya keadaan seperti in malah memberatkan industri. Pemerintah kemudian terkesan tidak mempunyai strategi yang jelas.
Sebenarnya industri hanya membutuhkan kepastian penggunaan energi alternatif jenis apa.Tidak ada reward yang jelas terhadap pengembangan energi alternatif.
Dalam Executive Summary Sumber Energi Alternatif Menuju Ketahanan Energi Nasional yang di keluarkan oleh LEMHANAS, dikatakan bahwa dibutuhkan suatu kemudahan (reward) bagi pengembangan energi alternatif seperti yang dilakukan oleh negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand, disana dibentuk sebuah lembaga khusus yang mengembangkan riset dan mancari investor untuk pengadaan energi alternatif atau terbarukan ini.
Lalu seperti di Malaysia pemerintah memberikan Elaun Modal Dipercepatkan (Accelerated Capital Allowance, ACA) bagi barang-barang yang menggunakan energi alternatif atau barang yang hemat energi. Selain tu tidak adanya dukungan serius dari pemerintah terhadap penelitian di bidang energi alternatif atau terbarukan.
Hal ini terlihat dengan minim nya dana penelitian dan pengembangan. Juga rendahnya fasilitas pendidikan di program studi yang mengembangkan energi terbarukan.
Dukungan investasi energi terbarukan masih rendah. Untuk dapat diproduksi secara masal maka dibutuhkan investasi ( yang tidak sedikit ) bagi produksi energialternatif.
Sayangnya ketertarikan investor pada bisnis energi terbarukan masih sangat rendah. Walaupun baru - baru ini Badan Koordinasi Penanaman modal baru saja pengeluarkan izin terhadap tujuh perusahaan produsen biopetroleum. Namun kapasitas produksi mereka masih jauh dari yang dibutuhkan masyarakat.
Mungkin hal ini disebabkan oleh duahal yang telah kita bahas sebelumnya. Juga dimungkinkan oleh sulitnya administrasi perizinan investasi di Indonesia. Dari uraian di atas kami memberikan beberapa masukan untuk kebijakan pemerintah yaitu: 1.Sosialisasikan pada maysarakat tentang menipisnya energi primer di Indonesia agar tumbuh kesadaran untuk berhemat pada masyarakat. 2.Tingkatkan effisiensi PT. PLN.
3.Buat lah strategi pengembangan nasional energi alternatif dan terbarukan yang aplikatif dan progresnya dapat dilaksakan oleh maysarakat
4.Buatlah penghargaan dalam bentuk kemudahan bagi pengembang energi alternatif atau terbarukan.
5.Tingkatkan fasilitas dan dana penelitian pada lembaga penelitian dan perguruan tinggi yang mengembangkan energi terbarukan.
6.Promosikan keuntungan bisnis energi alternatif pada para investor Memang tidak dapat dipungkiri bahwa sulit melepaskan diri dari jeratan monopoli PLN. Dan kita tahu bahwa tarif TDL kita sangat mahal.
Sudah begitu pemerintah lebih bodoh lagi dengan membiarkan monopoli ini terus berakar kuat tanpa ada kebijakan atau solusi yang kreatif. Bukankah para staf ahli pemerintahan kebanyakan adalah orang-orang terpelajar yang amat-sangat terpelajar? Solusi untuk berhemat seharusnya tidak perlu didengungkan. Karena memang kebutuhan listrik dewasa ini dimana eranya teknologi dan industri maju sudah pasti akan terus naik. Sayangnya memang mungkin kurangnya rencana pengembangan dan kebijakan kelistrikan, atau memang karena pemerintah/PLN tidak punya uang, maka peningkatan kapasitas pasok listrik negara sangat kecil dibandingkan dengan kebutuhan dan peningkatan konsumsi listrik masyarakat. PLN tidak dapat memungkiri kenyataan bahwa mereka tidak bisa memasok listrik sampai ke pelosok negeri ini sebagai bagian dari USO.
Sudah begitu manajemen PLN terlihat tidak baik dengan semakin terpuruknya neraca keuangan PLN sampai harus meminta subsidi pemerintah karena defisit. Solusi jitu untuk masalah yang merupakan lingkaran-setan ini adalah dengan melakukan swadaya listrik.
Dengan begitu kita bisa bebas dari polemik berkepanjangan ini dan bisa terbebas dari masalah PLN dan pemerintah (yang selalu bermasalah). Mengapa kita harus mandiri? Bukankah kita memiliki PLN? Bukankah lebih lebih praktis jika berlangganan PLN? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini kita harus melihat ke permasalahan saat ini. PLN dan pemerintah telah mengajukan kenaikan TDL dan DPR beserta rakyat telah menolaknya mentah-mentah. Lucunya PLN/Pemerintah hanya mengusulkan 2 opsi, yaitu:
1.TDL naik. Terakhir diberitakan akan naik 10-15% untuk pelanggan 2,000 watt. 2.Pemerintah harus memberi (menaikkan) subsidi untuk menalangi defisit PLN. Tampak memang pemerintah didesak untuk menyetujui kenaikan tarif hanya gara-gara ditodong subsidi.
Pemerintah tidak memberikan solusi lain di luar kedua solusi di atas. Lucunya DPR juga menolak dengan dalih-dalih berdasarkan ke-2 opsi yang disodorkan tersebut. Mungkinkah ada solusi lain selain kedua solusi di atas? Berikut ini beberapa pilihan yang dapat dipertimbangkan
a. Swadaya Listrik Daerah Beberapa daerah terpencil yang tidak terjamah PLN telah dengan kreatif mengadakan swadaya listrik dengan dibantu beberapa universitas atau LSM yang peduli terhadap mereka. Seharusnya proyek swadaya listrik ini juga dapat diterapkan di pedesaan atau perkotaan walau pun sejatinya desa atau kota ini telah memiliki pasokan listrik dari PLN.
b. Swadaya Listrik Industri Beberapa industri baik berskala rumahan mau pun berskala menengah-besar telah memiliki sumber daya listrik independen. Biasanya berbahan bakar solar (atau campuran bio-diesel).
Dan tragisnya industri ini terpuruk saat kenaikan BBM tempo hari. Peristiwa tragis ini membuat banyak industri gulung tikar, atau minimal mengurangi jam operasi dan jumlah karyawan. Korbannya lagi-lagi adalah masyarakat (buruh) yang bekerja di industri ini. Setelah mereka dihantam kenyataan bahwa harga-harga kebutuhan pokok naik, kini mereka malah tidak memiliki penghasilan karena di-PHK. 
Mengapa harus hemat Energi?
Jawa Pos

sumber:http://www.djlpe.esdm.go.id/modules/news/mbl_detail.php?news_id=2265

Kenapa Harus Hemat Listrik?


 
 

iklan

iklan