MenuBar

Kata Mutiara

"Keberhasilan merupakan tetesan dari jeri-payah perjuangan, luka, pengorbanan dan hal-hal yang mengejutkan. Kegagalan merupakan tetesan dari kemalasan, kebekuan, kelemahan, kehinaan dan kerendahan"

ANIMASI TULISAN BERJALAN

Tuesday, September 13, 2016

Fùi suǐ nán shōu

(Air yang tumpah tidak dapat dihimpun lagi)
Apa yang telah dibuat atau dikatakan tidak dapat dibatalkan lagi

Sebuah cerita :
Cerita yang melatarbelakangi peribahasa diatas diambil dari kisah Jiang Tai Gong yang hidup pada dinasti Zhou Barat (1046-771 SM). Beliau adalah seorang pelajar yang dimasa mudanya banyak mengonsentrasikan dirinya pada ilmu pengetahuan dan strategi perang.
Ketika muda, ia pernah bekerja sebagai pejabat di akhir pemerintahan Dinasti Shang (abad 16 SM). Sifatnya yang jujur dan tidak materialistis membuatnya tidak betah dengan jabatannya di pemerintahan yang kala itu marak dengan korupsi. Akhirnya, ia mengundurkan diri karena tidak bisa bekerja sama dengan para pejabat yang sudah tidak bermoral lagi.
Menjadi idealis dan melawan arus ia harus hadapi dengan kenyataan yang sangat pahit. Kehidupan yang serba kekurangan membuat istrinya tidak bisa menerima realitas hidup ini. Lalu , istrinya mengajukan cerai. Walaupun Tai Gong tidak mengharapkan hal ini terjadi, tetapi ia tidak bisa berbuat apa-apa selain memenuhi keinginan istrinya.
Karier Jiang Tai Gong baru berhasil kembali, ketika usianya sudah lanjut. Saat itu, ia menempati posisi puncak dan berhasil membantu raja Wen menaklukan Dinasti Shang dan mendirikan Dinasti Zhou Barat. Caranya mencapai kesuksesannya , cukup unik, dan telah dituangkan dalam chéng yǔ “tài gōng diào yú” Tai Gong memancing ikan (yang artinya keberhasilan sangat tergantung nasib atau hanya segaris nasiblah yang bisa membantu).
Suatu hari Tuan Jiang memancing ikan di sungai Weishui dengan kail mengapung diatas air tanpa umpan. Selama tiga hari memancing , ia gagal mendapatkan ikan. Dilihat secara statistik hanya ada sepersekian ribu kmungkinan ikan akan meloncat ke atas dan mulutnya menyangkut di mata kail. Tetapi cara yang aneh ini telah berhasil menarik perhatian orang yang lalu- lalang di tempat tersebut. Bahakan cerita tentang :”orang bodoh memancing” sampai ke telinga raja Wen.
Raja tertarik dengan orang ini. Setalah mempelajari profilnya, raja berkesimpulan bahwa ia bukan orang bodoh, justru sebaliknya. Ia adalah orang yang cerdik , dan mempunyai bakat brilian ,dan ide yang cemerlang. Setelah bertemu dengan Jiang, raja mengangkatnya menjadi pejabat tinggi di pengadilan dengan sebutan Tai Gong. Dari sini kemudian berhasil menempati posisi perdana menteri.
Ketika tuan Jiang kembali sukses, mantan istrinya datang dengan maksud ingin kembali hidup bersamanya. Jiang Tai Gong menolak kehadiran istrinya dnegan caranya sendiri. Ia mengambil sebaskom air , kemudian didepan mantan istrinya ia menumpahnya air itu ke atas lantai. Lalu ia berkata, “Dapatkah kamu mengumpulkan kembali air yang telah tumpah?”. Istrinya hanya melihat kejadian itu tanpa berkata apa-apa. Ia sepenuhnya menyadari maksud Jiang. Dengan perasaan sedih, ia terpaksa pergi meninggalkan mantan suaminya dan tidak pernah kembali lagi.
Hendaknya , sebelum kita bertindak berpikir tiga kali (sān sī ér xíng) , karena sekali silap , sekali salah langkah , akan menyesal sepanjang masa (yī shī zú chéng qiān gǔ hèn) . seperti Ma shi , istri Jiang Tai Gong. Ia sangat menyesal telah mengambil keputusan salah, yaitu meninggalkan suaminya tanpa berpikir panjang , tanpa memikirkan akibatnya. Harus diingat bahwa apa yang telah diucapkan tidak dapat ditarik kembali, seperti bunyi salah satu peribahasa berikut ini:
Yi yán jì chū sì mǎ nán zhuī
Sepatah kata yang telah diucapkan , sekelompok kuda juga sulit mengejarnya.
Namun , kalau palu sudah diketuk dan sesuatu telah terjadi, janganlah menyesalinya karena hal itu sia-sia saja dan bahkan menambah beban penderitaan. Kita tidak mungkin kembali ke masa lalu. Oleh karena itu, lebih baik dan lebih bijak kita bisa mengambil hikmah dari setiap kejadian atau setiap peristiwa dan menjadikannya sebagai pedoman agar dapat melangkah ke depan dengan lebih baik.
Sān sī, berpikir tiga kali juga sering diartikan sebagai sī wēi (resiko), sī tuì (mundur), si biàn (berubah). Dengan mengetahui “resiko” yang bakal dihadapi, kita bisa menghindari atau mengurangi dampak resiko itu sendiri. Jika resikonya berupa ancaman dari orang-orang yang bisa membahayakan keselamatan anda, anda bisa bersembunyi di tempat yang tidak mencolok atau mendapat perhatian. Dengan “mundur” dari ancaman atau mengalah , dimasa depan anda mempunyai kesempatan untuk bangkit lagi. Anda harus memikirkan kembali dengan sangat saksama hal-hal yang salah atau kurang tepat. Anda harus bisa “berubah”, kemudian mencari solusi untuk langkah selanjutnya.

Dalam kehidupan sehari-hari, peribahasa :
Tài gōng diáo yú
Tai Gong memancing ikan

Sering digunakan orang-orang China untuk menggambarkan atau mengiaskan sesuatu yang secara perhitungan logika sulit dicapai, kecuali dibantu oleh nsib baik atau dewa penolong.
Contohnya , jika pendidikan anda rendah dan tidak mempunyai keahlian khusus , keberhasilan Anda melamar ke PT. XYZ adalah seperti cara Jiang Tai Gong memancing ikan. Artinya hanya tergantung nasib baik atau tergantung bos perusahaan tertentu atau pada Anda.

Sumber : Leman. 2008. “The Best of Chinese Wisdoms”. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

iklan

iklan