Menu Bar

Kata Mutiara

"Keberhasilan merupakan tetesan dari jeri-payah perjuangan, luka, pengorbanan dan hal-hal yang mengejutkan. Kegagalan merupakan tetesan dari kemalasan, kebekuan, kelemahan, kehinaan dan kerendahan"

ANIMASI TULISAN BERJALAN

Sunday, May 4, 2025

Dampak import gas alam lebih tinggi daripada produksi dalam negeri

 

Kalau impor gas alam lebih besar dari produksi dalam negeri, dampaknya bisa sangat luas—baik dari segi ekonomi, energi, maupun politik. Yuk kita bahas:


1. Ketergantungan Energi

Negara jadi sangat tergantung pada negara lain untuk sumber energi strategisnya. Ini bikin:

  • Kerentanan geopolitik: Kalau negara pemasok ada konflik, embargo, atau gangguan suplai → bisa krisis energi.

  • Keterbatasan kendali harga: Harga gas jadi sangat terpengaruh oleh pasar global, bukan oleh kemampuan dalam negeri.


2. Tekanan Neraca Perdagangan & Fiskal

  • Impor naik → defisit neraca berjalan bisa membengkak (karena lebih banyak uang keluar negeri).

  • Kalau pemerintah mensubsidi harga gas, maka beban APBN naik → potensi pengurangan subsidi sektor lain atau utang tambahan.


3. Biaya Energi Dalam Negeri Naik

  • Karena gas dari luar biasanya lebih mahal (terutama dalam bentuk LNG), maka:

    • Harga listrik bisa naik (PLTG pakai gas)

    • Industri energi-intensif (semen, baja, pupuk) kena imbas

    • Efek lanjutan: inflasi barang & jasa


4. Pelemahan Daya Saing Industri

  • Negara pengimpor gas dalam jumlah besar punya biaya produksi lebih tinggi, apalagi kalau saingan mereka dapat gas murah dari domestik.

  • Industri bisa kalah bersaing dan bahkan relokasi ke negara dengan pasokan gas lebih murah.


Contoh Nyata:

  • Eropa (2022) setelah konflik Rusia-Ukraina: karena ketergantungan gas Rusia, mereka kena krisis energi → listrik mahal, industri shutdown, inflasi melonjak.

  • Jepang sejak nuklir ditutup, jadi impor LNG besar-besaran → harga energi domestik tinggi.


Apa Solusinya?

  1. Meningkatkan produksi gas domestik (eksplorasi baru, efisiensi, insentif).

  2. Diversifikasi sumber energi (energi terbarukan, nuklir, bioenergi).

  3. Kebijakan efisiensi energi di sektor industri & rumah tangga.

  4. Perjanjian jangka panjang dengan negara pemasok → stabilitas harga.

No comments:

Post a Comment

iklan

iklan