Menu Bar

Kata Mutiara

"Keberhasilan merupakan tetesan dari jeri-payah perjuangan, luka, pengorbanan dan hal-hal yang mengejutkan. Kegagalan merupakan tetesan dari kemalasan, kebekuan, kelemahan, kehinaan dan kerendahan"

ANIMASI TULISAN BERJALAN

Friday, December 20, 2013

DZIKRULLAH(1)



Wudu, shalat dan dzikrullah adalah merupakan suatu kesatuan yang tidak bisa dipisah-pisahkan satu sama lain, ketiga-tiganya saling berkaitan. Tak mungkin kita melakukan shalat tanpa bersuci terlebih dahulu, tak mungkin kita mendekatkan diri kepada Allah dalam keadaan kotor lahir bathin. Bila Shalat hanya sekedar shalat, tanpa mencurahkan segenap hati dan pikiran untuk mengingat Allah adalah hampa, tidak akan menghasilkan apa-apa.  Agar bisa khusyuk dan bisa berserah diri dengan segala kerendahan hati kepada Allah, anggaplah bahwa ini adalah shalat kita yang terakhir di dunia.  Essensinya sholat adalah mengingat Allah atau dzikrullah.  Sesungguhnya dzikrullah adalah sholat yang kekal, karena tidak dibatasi oleh ruang dan waktu, dimana saja dan kapan saja.  Mengingat Allah bisa sambil berdiri, sambil berjalan,  sambil duduk dan sambil berbaring.  Jadi tidak ada aturan khusus tentang cara duduk menurut Al Qur’an.  Bila berdzikir sambil duduk, menurut Al Gazali,  duduklah senyaman mungkin sambil mengucapkan asma Allah.  Dengan cara berdzikir setiap saat maka perilaku kitapun menjadi terkendali.  Hati menjadi jernih, tenang dan tentram.  Oleh karena itulah dzikir lebih utama dalam kehidupan.

Ingatlah kepada-Ku niscaya Akupun akan ingat kepadamu, bersyukurlah kepada-Ku dan jangan mengingkari ( AL BAQARAH 2 : 152 )

Apabila kamu telah menyelesaikan ibadah hajimu, maka berdzikirlah ( dengan menyebut ) Allah, sebagaimana kamu menyebut-nyebut nenek moyang kamu atau berdzikirlah lebih banyak dari itu ( AL BAQARAH 2 : 200 )

Apabila kamu telah selesai sholat, ingatlah Allah disaat berdiri, disaat duduk dan ketika berbaring ( AN-NISA 4 : 103 )

Sesungguhnya sholat itu menjauhkan perbuatan keji dan munkar, namun dzikir lebih utama dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan ( AL ANKABUT 29 : 45 )

Hai orang-orang yang beriman berdzikirlah ( menyebut nama Allah ), berdzikirlah sebanyak-banyaknya dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang … Dia akan mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada Cahaya yang terang, dan Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman  ( AL AHZAB 33 : 41-42-43 )

Selesai sholat, maka bertebaranlah kamu dimuka bumi, carilah karunia Allah, berdzikirlah sebanyak-banyaknya agar kamu sukses ( AL JUMU’AH 62 : 10 ).

Dan sebutlah nama Tuhan-mu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai ( AL A’RAF 7 : 205 )

Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram ( AR-RA’D 13 : 28 )

Janganlah kamu seperti orang yang lupa kepada Allah, maka Allahpun akan membuat mereka lupa pada dirinya ( AL HASYR 59 : 19 )

Barang siapa mengenal dirinya, maka dia mengenal akan Tuhannya …
Barang siapa mencari Tuhan keluar dari dirinya, maka dia akan tersesat semakin jauh ( HADITS )

Menurut Rosulullah ketika ditanya oleh Ali bin Abithalib : Ya Rosulullah jalan manakahyang terdekat untuk menuju kepada Allah???   Kemudian Rosulullah menjawab :Tidak lain adalah Dzikir kepada Allah.
Sekarang yang harus kita renungkan dan yang harus kita kaji ulang adalah : Apakah yang dilakukan Muhammad di guha Hiro sebelum beliau diangkat menjadi Nabi, sebelum beliau dinobatkan menjadi Rosulullah ???  Pada saat itu belum ada perintah sholat, belum ada Al Qur’an dan Hadits sebagai pedoman hidup bagi umat Islam, namun beliau sangat berhasil mendekatkan diri dan berkomunikasi dengan Tuhan secara efektif.  Bagaimana caranya agar kita pun bisa dekat dengan Tuhan seperti beliau ???.  Selain dzikrullah Rosulullah pun pernah bersabda bahwamanusia itu dalam keadaan tidur, ketika mati barulah mereka terbangun, kitaharus bisa mati sebelum mati.  jasmaninya dimatikan dan Ruh kita yang harus keluar dari jasmani untuk berkomunikasi dengan Allah.  Karena Ruh berasal dari Dzat Ilahiah.  Ruh berasal dari Cahaya Allah.  Mengenal Tuhan harus melalui Tuhan ( Hadits ).  Berarti Cahaya dengan Cahaya saling berkomunikasi.  Hanya Ruh yang bisa berkomunikasi dengan Allah, bukan jasmaninya, sesuai dengan Firman Allah :

Bukankah Aku Tuhan-mu ??? Semua Ruh menjawab : benar kami bersaksi
(  AL A’RAFF 7 ; 172 ).

Pada saat pertama kali Rosulullah menerima firman Allah, beliau menggigil ketakutan karena mendengar suara-suara yang menakutkan, bumipun terasa berguncang.  Ketika menerima Firman-Firman Allah berikutnya, beliau sudah terbiasa, suara yang terdengarpun bervariasi, suatu ketika berdengung seperti suara lebah, seperti suara lonceng yang berdentang, seperti suara seruling atau suara musik surgawi yang merdu, kemudian Rosulullahpun merasa bahwa Firman itu sudah berada di dalam qolbunya.  Agaknya jenis suara-suara surgawi tersebut sesuai dengan tingkatan-tingkatan perkembangan spiritual beliau.
Setelah Rosulullah dan para sahabat wafat, maka generasi berikutnya banyak para sufi ahli tasawuf yang mengikuti jejak Rosulullah untuk belajar mati sebelum mati melalui proses berdzikirullah.  Diantaranya : Al Hallaj, Al Ghazli dan  Jalaluddin Rumi dan lain-lainnya.   Walaupun dzikir hanya merupakan ibadah yang dianjurkan namun bagi para sufi dzikir itu wajib !!!!  Dzikir merupakan penjabaran, penerapan dan penghayatan dari Rukun Islam yang pertama. 

Seperti halnya sholat, di dalam Al Qur’an tata cara dzikir pun tidak ada rinciannya… Oleh karena itu tata caranya beraneka ragam tergantung guru pembimbing.   Tuhan tidak pernah menyusahkan umatnya, Tuhan pun menciptakan manusia dengan kemampuan yang berbeda.  Oleh karena itu kita bebas memilih metode dzikir yang cocok dan pas menurut hati kita serta sesuai dengan kemampuan kita.
Menurut Al Ghazali bagaimana??? Menurut Al Ghazali tiada jalan lain kecuali melalui jalan yang telah ditempuh para sufi, yaitu orang-orang yang telah mendapat hidayah Allah serta telah mencapai pencerahan sempurna.  Jalan yang dimaksud adalah Tasawuf yaitu jalan untuk mencapai makna hakiki ajaran Islam, demikian menurut Hadi.  Menurut Simuh : Tasawuf adalah ajaran atau kepercayaan tentang Tuhan yang bisa didapatkan melalui tanggapan kejiwaan yang terlepas dari tanggapan akal, pikiran dan panca indera ( transenden ).  Ciri khas tasawuf adalah fana dan kasyaf.  Tanpa fana dan kasyaf itu bukan Tasawuf.  Rahasia Tasawuf berada dalam kandungan Al Qur’an dan Sunah Rosulullah.  Secara garis besarnya, tasawuf adalah tata cara mensucikan jasmani dan ruhani agar bisa menjadi Insan Kamil yang mendapat keridoan Allah melalui proses fana dan kasyaf.
Oleh karena melalui proses fana dan kasyaf maka Tasawuf disebut juga sebagai mistikisme Islam.  Kata mistik berasal dari kata myen dalam bahasa Yunani, ada kaitannya dengan kata misteri yang artinya “menutup mata” atau terlindung di dalam rahasia.  Tersirat di dalamnya ada suasana kekudusan dan kekhusyuan dalam upaya menangkap Rahasia Tuhan melalui disiplin spiritual yang ketat dan sungguh-sungguh, demikian menurut Schimmel.
Menurut AL Ghazali untuk bisa makripat kepada Allah harus melalui tiga tahap :
  1. Bersihkan hati, karena hati merupakan pintu masuk ke alam ghoib.  Pintu hati akan terbuka bila hati bersih.  Pembersih hati adalah dzikrullah sambil mohon ampunan dan Kasih Sayang Allah, tawakal,sabar, ikhlas dan pasrah.
  2. Istirahatkan pikiran, dengan cara berkontemplasi, tidak memikirkan apapun kecuali Allah,  berarti berdzikirullah.
  3. Mencapai fana dan kasyaf, melalui proses iluminasi.  Pada tahap fana ego kita lebur, larut, menyatu dengan alam, terbebas dari ruang dan waktu, terbebas dari pengkotakkan duniawi, baqo dalam Tuhan, akhirnya mencapai kasyaf, terbukanya hijab … 

Adapun tata caranya menurut AL Ghazali adalah sebagai berikut :
Duduklah dengan santai dan nyaman, kemudian sebutlah kata Allah … Allah … terus-menerus disertai hati yang khusuk.  Lambat-laun gerak lisan terhenti namun gemanya masih tetap tertinggal di dalam qolbu.  Hanya sampai disitulah upaya manusia, selanjutnya pasrah, ikhlas dan sabar dengan hati suci dan bening tidak terguncang kenikmatan duniawi insya Allah tabir antara engkau dan Dia akan dibukaNYA sebagaimana telah dibukakan Allah bagi para Nabi dan Wali-NYA.  Cahaya Allah akan datang … musyahadah, berhadap-hadapan antara Ruh dan Cahaya Allah... Betapa Indahnya, betapa bahagianya. Itulah harta yang tidak ternilai.  

…. Iman itu indah ( AL HUJURAT 49 : 7 )
.… Allah-lah seindah-indahnya tempat untuk kembali ( ALI IMRAN 3 : 14 )
.... Kami singkapkan tabir yang menutupi matamu, maka pandangan matamu menjadi tajam ( AL QAAF 50 : 22 )

Mengenai kasyaf, terbukanya tabir adalah semata-mata hak Allah.  Kapan terjadinya, setelah berapa kali mencapai fana, itu bukan kita yang menentukan.   
Pada saat mencapai fana terjadilah suatu kondisi “trance” mistik.  Terjadi ekstase, kenikmatan dimana kesadaran akan dunia materi hilang.  Kondisi seperti itulah yang disebut samadhi.   Ruh kita mulai memasuki alam ghoib.
Menurut Al Ghazali Cahaya Yang Sejati adalah Allah, yang lainnya hanya sekedar mayaz ( kiasan, bayangan ), sekedar pinjaman dari Cahaya-NYA.  Melalui Cahaya Sejati inilah orang-orang Arif “mi’raj”, melakukan pendakian dari mayaz ke puncak hakikat, sehingga mereka melihat dengan musyahadah, penyaksian secara langsung.

Kami tunjukkan kepadanya dua jalan, namun dia tidak mau menempuh jalan yang mendaki lagi sukar.  Tahukah kamu jalan yang mendaki ??? ( AL BALAD 90 : 10-11 )

Sesungguhnya kamu melalui tingkat demi tingkat ( AL INSYIQAAQ 84 : 19 )

Cahaya di atas Cahaya, Tuhan akan membimbing dengan Cahaya-Nya kepada Cahaya-Nya  kepada yang Dia kehendaki ( AN-NUUR 24 : 35 )

Selanjutnya berpulang kepada diri kita masing-masing, apakah ingin naik tingkat atau tidak.  Bila ingin naik tingkat … Ya kita harus mengikuti jejak Rosulullah Muhammad sewaktu di guha Hiro atau mengikuti jejak para Sufi serta mempraktekkan ajarannya.  Bila tidak ingin naik tingkat … Ya tidak ada paksaan dalam ajaran Islam.   

Menurut Al Hallaj  : keadaan fana bagaikan anggur bercampur air murni,  betul-betul lebur dan larut sehingga sulit dipisahkan dan dibedakan mana air dan mana anggur.  Al Hallaj yang terkenal dan dihukum mati karena kata-katanya,  Akulah Al Haq, menulis sebagai berikut :

Aku cinta Dia
Dia yang kucinta adalah Aku
Kami dua jiwa dalam satu tubuh
Bila kau memandangku, kau memandang-Nya
Bila kau memandang-Nya, kau memandang kami berdua
Ruh-Mu bercampur di dalam Ruhku
Seperti anggur bercampur air murni
Bila sesuatu menyentuh-Mu, ia menyentuhku pula
Demikianlah didalam setiap perkara
Kau adalah Aku

Di dalam kemuliaan,
Tiada Aku atau Engkau atau kita
Aku, Kita, Engkau dan Dia,
Semuanya luruh menyatu


Menurut Jalaluddin Rumi : Bila makrifat kepada Dzat ingin kau dapat, lepas aksara, galilah makna.  Bila kau bijak ambilah mutiara dari cangkangnya.  Katupkan bibirmu, tutup matamu dan sumbat telingamu.  Tertawakan aku manakala engkau tidak melihat rahasia Yang Maha Benar.Rumi, adalah Sufi Besar dari Parsia yang hidup pada abad ke 6-7 Hijriyah.  Tulisannya yang terkenal terangkum dalam MATSNAWI dan FIHI MA FIHI.   Beliau juga menulis sebagai berikut :

Salib dan orang-orang Kristen, dari ujung ke ujung kuperiksa ;
Dia tidak ada di salib
Aku pergi ke rumah berhala, ke pagoda tua ;
tidak ada tanda apapun disana
Aku pergi ke bukit Herat dan Kandahar, kupandang :
Dia tidak ada di bukit maupun dilembahnya
Dengan niat kuat ku beranikan diri ke puncak gunung Qaf;
Ditempat itu hanya ada tempat tinggal burung “Anqa”
Akupun mengubah pencarianku ke Ka’bah ;
Dia tidak berada di tempat kaum tua dan muda.
Aku bertanya kepada Ibnu Sina tentang-NYA ;
Dia ternyata diluar jangkauannya.
Ku beranikan diri menuju ke “jarak dua busur”;
Dia pun tidak ada di ruang agung itu.
Aku menatap hatiku sendiri ;
disana kulihat Dia …
Dia tidak berada di tempat lain …

Secara tidak langsung sesungguhnya Rumi mengajak kita untuk bertafakur, mengajak kita untuk bermeditasi, untuk berdzikrullah.  Rumi mengajak kita untuk menyelam lebih dalam lagi sampaike dasar samudera makrifat, untuk mencari mutiaranya, mencari Dia Yang Sejati.  Dia yang berdiri dengan sendirinya tanpa penolong.  Tidak ada apa-apa disamping-NYA.  Tidak ada suara , tidak ada nada, tidak ada aksara.  Tidak ada kitab apapun disana.  Zabur, Taurat, Injil, Qur’an dan Hadits tidak ada disana.  Dia adalah Perbendaharaan yang tersembunyi.  Dia berada dalam kekosongan, kehampaan, kasunyatan, keheningan.  Oleh karena itu tutup semua aksara, tutup semua kitab, tutup semua panca indera, karena jasmani juga adalah ayat-ayat Allah.  Hening, jangan memikirkan apapun, jangan dipaksakan, biarkan bagaikan air yang mengalir dengan sendirinya. 
Dalam keheningan rasakan kehadiran-NYA, rasakan keberadaan-NYA dengan Nurani Yang bening… Dalam keheningan … dengarkan melalui telinga bathin… dengan penuh kelembutan Dia menyapa hambanya… dan Dia menampakkan Cahaya-NYA … melalui mata bashiroh … Ohh… betapa kecil dan betapa kerdilnya diri ini …Hambapun tersungkur ... menangis … terharu … tersedu-sedu …  air mata rindu … lepas bebas  … ada rasa lega … ada rasa damai di dalam dada …
Ohh …Betapa indahnya … ternyata iman itu indah… ( AL HUJURAT 49 : 7 )
Itu semua sebagai tanda bangkitnya inner power kita, setelah Tuhan berkenan datang kemudian  menyapa hambanya dengan lembut ….
Wahai hamba-hambaku yang telah melampaui batas terhadap diri sendiri, janganlah kamu berputus asa atas Rahmat Allah yang akan mengampuni semua dosa, sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang
( AZ-ZUMAR 39 : 53 )
Wahai jiwa yang tenang datanglah kepada Tuhan-mu dengan rasa suka cita dan diridhoi-NYA, masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-KU dan masuklah ke dalam surga-KU ( AL FAJR 89 : 27 - 30 )

Sesungguhnya orang-orang yang beriman, apabila disebut nama Allah akan bergetar hatinya … ( AL ANFAL 8 : 2 )
Mereka menyungkur, bersujud dan menangis ( MARYAM 19 : 58 )
Merinding kulit orang-orang yang takut kepada Tuhan-nya ( AZ-ZUMAR 39 : 23 )

Rumi mengisyaratkan agar kita tidak terpaku kepada aksara., tapi galilah maknanya.  Kitab apapun ibarat perahu yang membawa kita ke tengah Samudera Ahadiyah, Samudera Ketuhanan, bila kita ingin mendapatkan mutiaranya, maka mau tidak mau kita harus menyelam, tidak sekedar duduk diatas perahu.  Kita harus menyelam kedasar qolbu… memasuki Rumah-NYA, mencari Dia Yang Sejati.  Dia berada dalam hati orang yang beriman ( Hadits ). Qolbu mukmin baitullah. 
Pada bagian lain Rumi menulis sebagai berikut :

Jauh di dalam qolbu ada Cahaya Surga
marak menerangi paras lautan tanpa suara yang tiada batas
Oh, bahagialah mereka yang menemukannya dalam tawakal,
Rupa segala yang dipuja setiap insan …dst

Sia-sialah kita mencari dengan nafsu tak terjinakan
Untuk sampai pada visi Satu Jiwa Abadi
Cinta, hanya cinta yang dapat membunuh apa
Yang tampaknya telah mati, ular nafsu yang telah membeku
Hanya cinta, lewat air mata doa dan nyala rindu
Terungkaplah pengetahuan yang tak pernah dapat di sekolah

Pada bagian akhir dari puisi ini Rumi menulis :
Ketika kebenaran bersinar, tiada kata dan cerita yang dapat terucap
Kini dengarkanlah suara didalam hatimu …
Selamat berpisah …

Rumi dalam perjalanan spiritualnya telah mencapai pencerahan. Terungkapnya pengetahuan, terbukanya hijab, itu melalui cinta dan do’a, bukan melalui nafsu.   Rumi telah melihat Cahaya-NYA dan juga telah mendengar Shabdanya .. kemudian Ruhnya lepas landas, ruhnya berpisah dari jasad,”mi’raj”… Rumi sudah bisa mati sebelum mati.  Rumi memberikan ucapan selamat berpisah bagi mereka yang berhasil memisahkan ruh dari jasadnya melalui Meditasi Cahaya dan Shabda.  Meditasi untuk melihat Cahaya dan mendengarkan Shabda Tuhan di dalam qolbu.  Di dalam Qolbu ada Aku sebagai Sumber Shabda, sebagai Sumber Firman..  Komunikasi hanya bisa melalui Qolbu, Karena di dalam qolbu ada Sir, di dalam Sir ada Aku.   Qolbu adalah tempat yang terpelihara, bagi Kitab Mulia Tanpa Tulis yang tidak tersentuh kecuali oleh mereka yang disucikan.
( Perhatikan Surat AL WAQI’AH 56 : 77 – 78 ).

Sesungguhnya telah datang kepadamu dari Allah Cahaya dan Kitab yang terang
( AL MAIDAH 5 : 15 ).

Dialah Jibril yang menurunkan Al Qur’an ke dalam hatimu dengan seizin Allah
( AL BAQARAH 2 : 97 ).
( Al Qur’an ) adalah ayat-ayat yang nyata di dalam hati orang-orang yang diberi ilmu dan hanyalah orang-orang durjana yang mengingkari ayat-ayat kami
( AL ANKABUT 29 : 49 ).

Mari kita perhatikan Surat YASIN ayat 82 : Bila Tuhan menghendaki maka Dia bershabda : Kun ( jadilah )… Fayakun ( maka jadi ) …  Berarti semua kejadian, seluruh keberadaan alam semesta ini diawali dengan Shabda : Kun … Jadilah …
Mari kita bandingkan dengan yang tertulis di dalam Al KITAB :
Pada mulanya adalah Shabda, Shabda adalah Tuhan, kemudian Shabda bersama Tuhan.  Bisa kita ibaratkan : Awalnya adalah pohon, biji berasal dari pohon, kemudian pohon berada dalam biji.  Didalam biji ada benih, di dalam benih ada potensi dan ada energi-Nur untuk tumbuh menjadi pohon, karena di dalamnya ada essensi Ilahi, di dalamnya ada Shabda : Kun Jadilah … Maka Jadi.

ZIKIR PEMBUKA DAN PEMBERSIH


Sabda Rasulullah : Segala sesuatu ada pembersihnya, pembersih qolbu adalah dzikir.
Bila kita ini hanya terdiri dari satu sel maka yang disebut hatinya sel adalah inti selnya, bila kita hanya terdiri dari satu atom maka yang disebut hatinya atom adalah inti atomnya.   Berarti dzikir dalam arti kata yang luas adalah merupakan sarana untuk membersihkan seluruh tubuh kita dari semua energi negative.
Dzikir Pembuka dan Pembersih juga merupakan salah satu cara untuk mengembangkan otak tengah dan otak kanan sebagai pusat kecerdasan emosi, imajinasi, kreasi, seni dan kecerdasan spiritual. 
Tidak ada tatacara khusus untuk membuka dan membersihkan qolbu.   Hanya sekedar niat dan do’a.  Do’anya bebas, do’a apa saja yang sesuai dengan suasana hati kita. Tanpa do’a pun tak masalah, Allah tidak akan marah.  
Duduk santai di atas kursi atau di lantai dengan alas yang empuk, pejamkan mata, ujung lidah menyentuh langit-langit.   Santai .. senyum .. pasrah …
Tarik napas perlahan-lahan tanpa terlihat ada gerakan nafas … kemudian keluarkan napas perlahan-lahan dari kedua lubang hidung.   Ulangi lagi dua sampai tiga kali tarikan napas.
Agar pikiran kita tidak mengembara kemana-mana, bayangkan lafad Allah atau bayangkan kita sedang duduk bersimpuh di depan Ka’bah, …atau bayangkan titik jauh di cakrawala, titik di kening diantara kedua alis, atau  wajah ibu kita atau wajah kita sendiri …
Sesuai hadits : Allah menciptakan Adam sebagaimana wajah-Nya.

Baca do’a kunci 1 kali dilanjutkan dengan niat :
Yaa Allah … Yaa Robbi di Kaki-Mu hamba bersimpuh …
Hamba niat membuka dan membersihkan hati hamba karena Allah

Bayangkan hati kita mulai terbuka bagaikan bunga mawar putih atau bunga teratai putih yang sedang mekar berkembang …
DO’A :
         Yaa Allah … Yaa Robbi… Engkaulah tujuan hamba, kumohon Rido-MU kumohon Cintamu serta hamba berharap perjumpaan dengan-MU

         Yaa Allah … Yaa Robbi bukakanlah pintu hati hamba seluas – luasnya. Terangilah hati hamba dengan Cahaya Hidayah dan Iman sebagaimana Engkau menerangi bumi dengan cahaya matahari

         Yaa Allah Yaa Robbi … terangilah hati hamba dengan Cahaya Hidayah-MU, Cahaya Rahmat_MU dan Cahaya Kasih Sayang-MU agar semua kemarahan-kebencian-dendam-kesombongan-kedengkian-kerakusan-keserakahan-ujub-ria dan takabur dibersihkan dari hati hamba, diganti dengan Cahaya Hidayah-MU, Cahaya Rahmat-MU dan Cahaya Kasih Sayang-MU.

         Yaa Allah … Yaa Robbi … Engkaulah Yang Maha Pengampun, Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Maha Suci Engkau, sesungguhnya hamba orang yang zholim, hamba telah menganiaya diri hamba sendiri.  Ampunilah segala dosa-dosa hamba baik yang hamba sadari maupun yang tidak hamba disadari, sesungguhnya tiada yang dapat mengampuni dosa-dosa hamba kecuali Engkau Yaa Allah …

         Yaa Allah … Yaa Robbi … Terangilah hati hamba dengan Cahaya Hidayah dan Iman agar hamba dapat membedakan yang haq dan yang bathil, yang benar dan yang salah… berilah hamba kekuatan dari sisi-MU yang bisa menolong untuk melaksanakan yang haq dan menghindarkan yang bathil agar hamba tetap berada di Jalan-MU .. Yaa Allah …

         Yaa Allah … Yaa Robbi … Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun, Maha Pengasih lagi Maha Penyayang … Berilah hamba kekuatan dari sisi-MU untuk bisa memaafkan mereka yang menzholimi hamba baik di lingkungan keluarga hamba, di tempat hamba bekerja serta dimanapun hamba berada.  Ampunilah mereka karena sesungguhnya mereka tidak mengetahuinya.  Bukakanlah pintu hati mereka seluas-luasnya agar mereka pun bisa menerima pancaran Cahaya Hidayah-MU, Cahaya Rahmat-MU serta Cahaya Kasih Sayang-MU …

Tarik napas perlahan-lahan sambil membayangkan Cahaya Ilahi yang sangat terang benderang turun dari langit, menembus ubun-ubun, memenuhi rongga kepala, turun ke leher, turun ke tengah dada, memenuhi rongga dada, memasuki hati kita yang sudah terbuka dan telah siap menerima Pancaran Cahaya Ilahi.

Keluarkan napas perlahan-lahan sambil membayangkan Cahaya Ilahi dari tengah rongga dada memancar keluar, kesegala arah, mengeluarkan semua energi negatif,  semua dosa syirik yang tersembunyi dari hati kita…
Lakukan minimal 3 - 7 kali pernapasan, sebaiknya 21 kali pernapasan.

Selanjutnya kita mohon kepada Allah agar hati setiap sel di seluruh tubuh kita juga terbuka … Bayangkan hati setiap sel bagaikan bunga melati yang mulai mekar berkembang dan siap menerima Pancaran Cahaya Ilahi.

         Yaa Allah … Yaa Robbi … Bukakanlah pintu hati setiap sel di seluruh tubuh hamba, agar setiap sel di seluruh tubuh hamba bisa menerima Cahaya Rahmat-MU serta Cahaya Kasih Sayang-MU.  Ganti dan bersihkanlah setiap sel diseluruh tubuh hamba dari semua energi negatif serta dari semua jenis penyakit, diganti dengan Cahaya Rahmat-MU dan Cahaya Kasih Sayang-MU.

         Yaa Allah … Yaa Robbi … Biarkanlah Cahaya Hidayah-MU, Cahaya Rahmat-MU serta Cahaya Kasih Sayang-MU bersinar semakin terang … semakin terang dan semakin kuat di dalam hati hamba dan di dalam setiap sel di seluruh tubuh hamba sehingga hati hamba serta setiap sel di seluruh tubuh hamba lebur … larut … tenggelam dalam pelukan Cahaya Kasih Sayang-MU..
         Yaa Allah … Yaa Robbi …Maha Suci Engkau, berkati dan abadikanlah cahaya hamba,agar hati hamba dan hati seluruh sel hamba senantiasa terhubung kepada-MU setiap saat dan untuk selama-lamanya … Ampunilah hamba-MU ini Yaa Allah,  sesungguhnya Engkau Maha Pengampun, Maha Pengasih lagi Maha Penyayang serta Maha Kuasa atas segalanya …

Tarik napas perlahan-lahan, bayangkan Cahaya Ilahi turun dari langit, menembus ubun-ubun, memenuhi rongga kepala, turun ke leher, turun ke tengah dada, memasuki setiap sel di seluruh tubuh, ke lengan kanan dan kiri, ke bagian bawah, ke kaki kanan dan kiri, kemudian masuk kembali ke tengah dada.

Keluarkan napas perlahan-lahan sambil membayangkan Cahaya Ilahi dari tengah rongga dada memancar ke luar, ke segala arah, mengeluarkan semua energi negatif, mengeluarkan semua penyakit dari seluruh tubuh kita . Seluruh tubuh kita diselimuti cahaya
Lakukan minimal 3 - 7 kali pernapasan, sebaiknya 21 kali pernapasan.
Bila telah merasa cukup berlatih, sebagai penutup baca :
1.  Surat At Tahrim 66 : 8  sebanyak 1 kali, mulai dari Robbana … dst 
2.  Al Fatihah 1 kali …  
3.  Shodaqollahul adhim … SELESAI

Surat At Tahrim 66 : 8
Robbana atmim lana nurona wagfir lana innaka ala quli syai’in qodir
Ya Allah abadikanlah cahaya kami, ampunilah kami Engkaulah Yang Maha Kuasa atas segalanya

Sebaiknya latihan dzikir pembuka - pembersih qolbi dan sel ini,  masing-masing  dikerjakan 21 kali pernapasan setiap malam atau kapan saja dan dimana saja, minimalnya selama 7 malam berturut-turut, lebih baik lagi bila kita bisa berlatih 41 malam berturut-turut tanpa terputus.   Latihan dzikir pembuka dan pembersih tentu saja bisa dilanjutkan dengan dzikir untuk menghimpun Daya Ketuhanan dan dzikir untuk pelepasan ruh.   Untuk berlatih dzikir pembuka dan pembersih serta dzikir untuk menghimpun Daya Ketuhanan bisa dilakukan bersama-sama, namun untuk berlatih dzikir pelepasan ruh harus dikamar khusus tersendiri.
Bukan suatu hal yang mustahil bila kita berlatih dzikir untuk menghimpun Daya Ketuhanan di kamar khusus tersendiri pun atas izin Allah bisa mencapai OOBE atau bisa melihat jati diri kita.   Itu semua Haq Allah bagi siapa yang Dia kehendaki….
Oleh karena itu, untuk mencapai hasil yang maksimal, untuk mencapai pencerahan spiritual, memang sudah seharusnya kita mempunyai kamar khusus tersendiri untuk berlatih dzikir … 

PRINSIP KESEIMBANGAN DALAM ISLAM



PRINSIP KESEIMBANGAN DALAM ISLAM

Bila kita pelajari Al Qur’an secara seksama, dapat kita simpulkan bahwa Wahyu Islami yang diajarkan oleh Rosulullah Muhammad SAW menampilkan adanya suatu keseimbangan antara kehidupan duniawi dan kehidupan ukhrowi (akherat).
Kata Rosulullah : Yang paling baik dalam segala hal adalah yang dipertengahan.
Bila kita terlalu berlebihan mengejar kesenangan duniawi, maka kita akan terperosok menjadi manusia yang serakah, sebaiknya bila kita terlalu mengejar akhirat maka kita akan bisa menjadi manusia apatis yang tidak peduli lagi kepada keadaan di sekitar kita.  Padahal menurut ajaran Islam iman dan amal saleh harus seimbang dan tali silaturahmi harus tetap dijaga.  Sebagai manusia kita pun harus senantiasa mensyukuri karunia Allah yang tiada terbatas, tak bisa terhitung lagi.

Dan carilah dengan apa yang dianugerahkan Allah untuk kebahagiaan akhirat, dan janganlah kamu lupakan bagianmu dari kenikmatan duniawi dan berbuatlah kebaikan sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakkan ( AL QASHASH 28 : 77 )

Berjuanglah untuk duniamu seolah-olah engkau akan hidup selamanya dan persiapkanlah untuk akhiratmu seolah-olah engkau akan mati besok ( HADITS ).

Ditimpakan kepada mereka kehinaan dimanapun mereka berada, kecuali bila mereka menjaga hubungan dengan Allah dan hubungan dengan sesama manusia
(ALI IMRAN 3 : 112).

Dia memberimu pendengaran, penglihatan dan hati ( fuad ) agar kamu bersyukur
( AN NAHL 16 : 78 ).
Dia-lah yang telah menciptakan bagi kamu sekalian, pendengaran, penglihatan dan hati ( fuad ).  Namun sedikit saja kamu bersyukur ( AL MU’MINUN 23 : 78 )

Mereka mempunyai hati ( qolbu ) yang dengan itu mereka memahami ( merasakan ) atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka mendengar, karena sesungguhnya bukan matanya yang buta, tapi hatinya ( AL HAJJ 22 : 46 )

Dari ayat-ayat diatas jelas bahwa qolbu untuk proses pembelajaran, sedangkan untuk bersyukur kepada Allah, berkomunikasi dengan Allah, adalah fuad, hati yang bersih.   Dalam dada ada qolbu, dalam qolbu ada fuad … ( Hadits qudsi )
Allah menciptakan manusia sebagai makhluk yang paling sempurna, karena mempunyai mata, telinga, hati dan ruh.   Tuhan memberikan kebebasan kepada manusia untuk memilih jalan kehidupannya masing-masing.  Jalan kebaikan atau jalan kejahatan, jalan terang ( Sifat Jamal ) atau jalan gelap ( Sifat Jalal ).  Sifat Jamal atau Sifat Jalal serta semua Sifat-Sifat Allah yang berpasangan dan saling bertentangan itu berada dalam Ke-Esa-anNYA, semuanya berada dalam ketentuan kudrat dan irodat-NYA.  Sifat baik dan sifat jahat yang saling bertentangan itu disebutnya nafs.  Tanpa nafs manusia tidak punya daya juang untuk mencapai cita-citanya.  Nafsu ini bisa baik namun lebih cenderung kepada kejahatan.  Walaupun Allah sudah memberikan peringatan, namun bagi manusia yang tidak bersyukur, dia sering membangkang, karena nafsu jahatnya yang muncul, menghalalkan segala cara.  Setiap jalan yang ditempuh mempunyai konsekwensi sesuai dengan ketentuan hukum-hukum Allah. Misalnya manusia berbuat kejahatan, konsekwensinya adalah masuk penjara. Mungkin kita berpendapat bahwa penjara adalah tempat yang buruk seperti neraka, tapi walaupun demikian ternyata penjara merupakan Kawah Candradimuka, tempat penggemblengan lahir bathin bagi mereka yang mau berpikir untuk kembali kepada Allah…  Oleh karena itu banyak orang yang mendapat Taufik dan Hidayah Allah di dalam penjara.   Itulah ketentuan hukum-hukum Allah Yang Maha Rahman dan Maha Rahim, dibalik hukuman yang diberikan Allah, selalu ada hikmah bagi mereka yang mau berpikir.  Rahmat dan ampunan Allah jauh lebih besar dan lebih mendahului dari pada kemurkaan-NYA.

Wahai hamba-hambaku yang telah melampaui batas terhadap diri sendiri, janganlah kamu berputus asa atas Rahmat Allah yang akan mengampuni semua dosa, sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang
( AZ-ZUMAR 39 : 53 )

Allah Maha Lembut terhadap hamba-hambanya ( AS- SYURA 42 : 19 )

Janganlah engkau mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkanmu dari jalan Allah ( SHAAD 38 : 26 )
Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi Rahmat oleh Tuhan-ku, sesungguhnya Tuhan-ku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang ( YUSUF 12 : 53 )
Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang mensucikan jiwaya dan sesungguhnya merugilah orang-orang yang mengotorinya ( ASY-SYAM 91 : 7-9 )

Siksa-KU akan Aku timpakan kepada siapa yang Aku kehendaki dan Rahmat-Ku meliputi segala sesuatu ( AL A’RAF 7 : 156 )

Inilah jalan yang lurus menuju kepada-KU ( AL HIJR 15 : 41 )
Jangan ikuti jalan-jalan lain ( AL AN’AM 6 : 153 )
Inilah jalanku, aku mengajak kamu kepada Allah dengan penglihatan yang nyata
( YUSUF 12 : 108 )

Barang siapa membawa amal baik maka baginya ( pahala ) sepuluh kali lipat  amalnya dan barang siapa berbuat jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan simbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dirugikan ( AL AN’AM  6 : 160 )

Barang siapa yang menghendaki pahala di dunia saja ( maka ia merugi ) karena di sisi Allah ada pahala dunia dan akhirat dan Allah Maha Mendengar dan Maha Melihat ( AN NISAA 4 : 134 )

Dan Kami tunjukkan kepadanya dua jalan, akan tetapi dia tidak mau menempuh jalan yang mendaki lagi sukar.  Tahukah kamu jalan yang mendaki itu ???
 ( AL BALAD 90 : 10-12 )
Sesungguhnya kamu melalui tingkat demi tingkat ( AL INSYIQAAQ 84 :19 )
Cahaya di atas cahaya, Tuhan akan membimbing dengan Cahaya-Nya kepada Cahayanya bagi  yang Dia kehendaki ( AN-NUUR 24 : 35 )

Perjalanan hidup manusia bukan seperti garis lurus, tapi seperti pada saat kita Thawaf, mulai dari satu titik, kembali ke titik semula.  Kita berasal dari Allah  akan kembali kepada Kesucian Allah disertai Rahmat-NYA yang luar biasa besarnya.
Kita hidup di dunia sebagai tamu Allah yang hanya sekedar singgah.  Kita harus bisa menempatkan diri, mengerti tata krama, tidak semena-mena bahkan merusak kelestarian alam.  Kita harus mengikuti peraturan Allah jangan membuat kerusakan serta membuat murka Allah Sebagai Pemilik Alam Semesta ini.
Hiduplah di dunia ini sebagai musafir yang hanya sekedar singgah ( HADITS )





PEDOMAN HIDUP UMAT ISLAM

Sebelum wafat Rosulullah SAW berwasiat :
Aku tinggalkan untuk kamu sekalian dua perkara ( pusaka ), tidak akan kamu sekalian tersesat selama kamu sekalian berpegang teguh kepada keduanya, yaitu Kitabullah ( Al Qur’an ) dan sunah Rosulnya.

Perhatikan  Firman Allah :
Sesungguhnya di dalam diri Rosulullah terdapat suri tauladan yang baik bagi orang-orang yang mengharapkan Allah dan hari akhirat serta sering mengingat Allah ( AL AHZAB 33 : 21 )

Katakanlah, jika kamu mencintai Allah maka ikutilah aku ( Muhammad ) , niscaya Allah akan mencintaimu ( ALI IMRAN 3 : 31 )
Dialah Jibril yang menurunkan Al Qur’an kedalam kolbu-mu dengan seizin Allah
( AL BAQARAH 2 : 97 ).
Dia memberi petunjuk kepada hatinya ( AT-TAGABUN 64 : 11 )

Sesungguhnya Al Qur’an yang mulia berada pada kitab yang terpelihara, tidak tersentuh kecuali oleh mereka yang disucikan ( AL WAQI’AH 56 : 77-78 ).

Kami turunkan ( Al Qur’an ) dengan kebenaran dan dengan kebenaran dia turun
( AL ISRA 17 : 105 )

Al Qur’an itu Nur ( AS SYURA 42 : 52 )

Al Qur’an dan Sunah Rosul merupakan pedoman hidup bagi seluruh umat manusia khususnya umat Islam.   Al Qur’an sebagai pusaka dari Rosulullah bukan untuk dijadikan barang antik yang  dikeramatkan, namun harus dibaca, dipelajari, dipahami dan diamalkan untuk mencapai keridhoan Allah.  Di dalam Al Qur’an terkandung semua aspek kehidupan umat manusia.  Al Qur’an menjelaskan dan memutuskan dengan benar apa-apa  yang diperselisihkan oleh umat manusia.
Dengan Kebenaran Al Qur’an diturunkan.  Berarti Yang Maha Benar senantiasa mendampingi Al Qur’an pembawa kebenaran yang diturunkan ke dalam qalbu Muhammad SAW dan ke dalam qolbu orang-orang yang beriman … Allah senantiasa memberikan petunjuk dan bimbingan-Nya kepada orang-orang yang hatinya bersih, itulah mereka yang disucikan Allah, mereka itulah yang bisa menyentuh bahkan menerima hikmah Al Qur’an, sehingga hatinya terang benderang karena Al Qur’an adalah An-Nuur dan An-Nuur adalah Allah dan Allah adalah Cahaya langit dan bumi ( AN NUUR 24 : 35 )
Dengan demikian Al Qur’an bukan ciptaan Muhammad SAW, beliau hanya sebagai perantara. Yang Maha Benar senantiasa mendampingi Al Qur’an untuk menjaga keaslian dan kelestariannya.
Tiadakah mereka itu merenungkan Al Qur’an ? Seandainya Al Qur’an itu ( berasal )  dari selain Allah, tentu mereka akan menemukan banyak pertentangan di dalamnya
( AN NISA 4 : 82 ).
Oleh karena itu, sebagai umat Islam kita harus bersyukur, karena mempunyai kitab suci Al Qur’an serta suri tauladan dari Rosulullah sebagai pedoman hidup kita.  Seperti kita ketahui bahwa tidak satu ayatpun di dalam Al Qur’an yang isinya saling bertentangan, akan tetapi justru antara ayat yang satu dengan ayat lainnya saling menunjang, saling berkaitan dan saling menjelaskan.  Hal ini merupakan salah satu bukti bahwa Al Qur’an berasal dari Allah, bukan buatan manusia.  Silahkan bandingkan dengan kitab lainnya yang bukan Al Qur’an …
Qolbu adalah ujung paling bawah dari sumbu komunikasi kepada Allah. Qolbu merupakan pintu masuk ke alam ghoib. Hanya qolbu yang bisa ma’rifah kepada Allah.  Di dalam qolbu mukmin adaAl Quran yang hakiki, ada cahaya yang meneranginya.  Dalam hal ini mata hati seorang mukmin tentu tidak buta, nalurinya tajam.  Mata hati yang disebut nurani, berasal dari kataNur Aini karena di dalamnya ada Cahaya Yang Maha Melihat.   Oleh karena itu manusia menjadi saksi atas dirinya sendiri.

Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai mata hati ( ALI IMRAN 3 : 13 )

Di dalam diri manusia ada Cahaya Yang Maha Melihat ( AL QIYAMAH 75 : 14 )
Allah akan membimbing dengan Cahayanya kepada Cahayanya bagi siapa  yang Dia kehendaki (AN NUUR 24 : 35).

Barang siapa yang hatinya dibuka oleh Allah kepada Islam ( fitrah ), maka dia itu mendapat Nur dari Tuhan-nya ( AZ-ZUMAR 39 : 22 )

Dan Demikianlah Kami wahyukan kepadamu Muhammad, wahyu dengan perintah Aku, sebelumnya kamu Muhammad tidaklah kamu mengetahui apa itu Al Qur’an dan apa itu iman, tetapi Aku jadikanAl Qur’an itu Nur sebagai petunjuk bagi siapa-siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami dan sesungguhnya kamu Muhammad diberi petunjuk kepada jalan yang lurus ( ASY-SYURA 42 : 52 )
Inilah Al Qur’an yang tiada diragukan, suatu petunjuk bagi mereka yang takwa
( AL BAQARAH 2 : 2 ).

Alif-Lam-Ra. Ini adalah ayat-ayat kitab yang nyata.  Aku turunkan Al Qur’an dalam bahasa Arab agar kamu memahaminya…( YUSUF 12 : 2 ).

Ha-Mim. Demi kitab yang menerangkan. Sesungguhnya Kami menjadikan Al Qur’an dalam bahasa Arab agar kamu memahaminya ( AZ-ZUKHRUF 43 : 1-3 )

Tiada Kami mengutus seorang Rosul kecuali dengan bahasa kaumnya sendiri untuk memberi penjelasan kepada mereka, lalu Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan membimbing siapa yang Dia kehendaki ….. ( IBRAHIM 14 : 4 )

Kenapa dalam bahasa Arab ??? Mungkin karena Rosulullah SAW adalah bangsa Arab bukan bangsa Indonesia.  Atau mungkin juga bahasa Arab tanpa huruf Ain yaitu bahasa Rab seperti yang diucapkan Rosulullah : Ana A’rabun bilaa a’in.  Aku adalah Arab tanpa ain.   Oleh karenabahasa Al Qur’an adalah bahasa Rab maka keindahannya tiada seorangpun yang sanggup membuat tandingannya.  Tidak sekedar keindahan bahasanya saja namun juga ada mukjizatdidalamnya.  Pada saat ayat-ayat Al Quran itu dibacakan, akan memancarkan getaran yang bisa menembus hati sanubari orang Arab Quraisy yang mendengarnya saat itu, sehingga banyak yang masuk Islam.  Mukjizat getaran ayat-ayat Al Quran ini sering dipakai untuk pengobatan ruqyah.
Bahasa Arab merupakan bahasa yang sangat kaya akan perbendaharaan kata-katanya serta mempunyai makna yang mudah dicerna oleh bangsa-bangsa lain, sehingga menarik minat bangsa lain untuk mempelajari dan memahami Al Qur’an.

Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu
( AL BAQARAH 2 : 185 ).
Sesungguhnya telah kami mudahkan Al Aqur’an dalam bahasa-mu…
( MARYAM 19 : 97 , AD-DUKHAN 44 : 58 )
Sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Qur’an untuk dipelajari, maka adakah orang-orang yang mengambil pelajaran ( AL QOMAR 54 : 17, 22, 32, 40 )

Sesungguhnya dalam Al Qur’an itu terdapat Rahmat yang besar dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman ( AL ANKABUT 29 : 50-51 )
Menurut penelitian para ahli, pada zaman Rosulullah ternyata bahasa Arab bukanlah merupakan suatu bahasa yang baru tumbuh, akan tetapi merupakan suatu bahasa yang sudah matang dan sudah mencapai puncak perkembangannya, sehingga mempunyai perbendaharaan kata yang sangat luas.
Sebagai bukti penelitian para ahli adalah : Pada masa tersebut masyarakat Arab sangat menghargai karya sastra Arab yang bermutu, baik yang berbentuk prosa maupun yang berbentuk puisi. Karya sastra tidak mungkin populer bila bahasanya belum berkembang sempurna.   Mereka (masyarakat Arab) pada waktu itu sangat terpesona dengan keindahan gaya bahasa serta isi kandungan Al Qur’an, sehingga mereka merasa terpanggil untuk memeluk agama Islam. Selanjutnya mereka yang sudah memeluk Agama Islam senantiasa berusaha untuk mempertahankan kelestarian bahasa Arab berdasarkan bahasa yang ada di dalam Al Qur’an tersebut.
Bahasa Arab di dalam Al Qur’an disebut bahasa Arab Fusha yang dijadikan bahasa Resmi di seluruh negara-negara Arab termasuk Libanon, Maroko dan lain-lain, serta dipergunakan juga di Perguruan Tinggi Al Azhar dan di Perguruan Tinggi lainnya.

Sesengguhnya Kami telah turunkan Adz-dzikr dan sesungguhnya kami tetap memeliharanya ( AL HIJR 15 : 9 )

Maha benar Tuhan dengan segala firmannya… Adz-dzikir adalah Al Qur’an…
Ternyata berdasarkan penelitian para ahli, memang benar bahwa Al Qur’an itu telah menjaga keutuhannya sendiri, sehingga siapapun tidak akan bisa merubahnya. Antara lain dari segi gayabahasanya yang banyak mengandung kiasan-kiasan (metafora) yang sederhana dan mudah dipahami, sehingga terasa pas dan indah. Bahkan Al Qur’an sendiri menantang umat manusia untuk membuat semacam Al Qur’an bila memang manusia mampu :

Katakanlah : Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al Qur’an ini niscaya mereka tidak akan dapat membuatnya, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu yang lain ( AL ISRA 17 ; 88 )

Dan jika kamu sekalian tetap meragukan Al Qur’an yang Kami  wahyukan kepada hamba Kami ( Muhammad ), buatlah satu surat saja yang semisal Al Qur’an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu sekalian orang-orang yang benar ( AL BAQARAH 2 : 23 )

Di atasnya ada sembilan belas ( AL MUDDATSTSIR 74 : 30 ).

Keistimewaan angka sembilan belas merupakan bukti lain bahwa Al Qur’an menjaga keutuhannya sendiri antara lain misalnya mengenai Basmalah serta banyak ayat-ayat lain yang hurufnya berjumlah 19, jumlah seluruh surat didalam Al Qur’an merupakan kelipatan 6 x 19 = 114.  Huruf YA dan SIN pada surah Yasin ada 15 x 19 = 285.  Huruf THO dan HA pada surah Thoha ada 18 x 19 = 342.  Bangsa Arab sendiri menulis jumlah bilangan berdasarkan sistim susunan angka dari mulai dari angka 1 sampai angka 9.   Banyak lagi keistimewaan bilangan di dalam Al Qur’an, misalnya : kata dunia dan akhirat sama-sama berjumlah 115 kali, kata malaikat dan kata syaitan sama-sama berjumlah 68, kata hari ada 365 kali, kata bulan tertulis 12 kali, kata hidup dan mati sama-sama 145 kali, kata musibah dan kata syukur sama-sama 75 kali.
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                      
H. Lukman Sumabrata selama 15 tahun meneliti dan mengembangkan    Metode Struktur dan Format Al Quran ( MSFQ ) mushaf Utsmani dengan format 18 baris, ternyata sangat luar biasa.   Sebagai contoh Penulisan Surat Al Fatihah selalu dihalaman 2 terdiri dari 7 ayat ditulis dalam 6 baris.  Kemudian 4 ayat Surat Al Baqarah di halaman 3 terdiri dari 6 baris.  Bila kita lihat angka-angka tersebut tersusun 6236 adalah jumlah seluruh ayat yang ada di dalam Al Quran.  Surat 47 adalah Surat Muhammad sedangkan Surat 74 adalah Surat Al Muddatstsir,  Orang Yang Berselimut .  Surat Muhammad terdiri dari 38 ayat.  Bila angka 3 dan 8 dijumlahkan muncul angka 11.  Bila angka 4 dan 7 dijumlahkan muncul angka 11 yang terdiri dari angka 1 dan 1 yang seimbang.  Anehnya perjumlahan angka 38+47 = 85.  Di dalam Al Quran Surat ke 85 adalah Surat Al Buruuj,  Gugusan Bintang, jumlah ayatnya 22 dimana angka 2 dan 2 juga adalah angka yang seimbang.   Hal ini  melambangkan bahwa ajaranMuhammad penuh keseimbangan Masih banyak contoh-contoh lainnya dari Sumabrata yang unik dan luar biasa tentang Al Quran mushaf Utsmani yang tidak dimiliki kitab lain.  Jadi kita harus yakin dan jangan ada keraguan sedikitpun akan kebenaran Al Quran.  Karena Al Quran bukan rekayasa Muhammad tapi benar-benar wahyu dari Allah SWT
Al Qur’an sebagai pusaka dari Rosulullah bukan untuk dikeramatkan atau hanya sekedar dibaca sampai hatam, namun harus dipelajari, dikaji, dipahami dan dihayati kemudian diamalkan sebagai pedoman hidup untuk mencapai keridhoan Allah. 
Bila kita telah memahami Al Qur’an, harus disebarluaskan, jangan disembunyikansebagai amal ibadah kita untuk mencari keridhoan Allah

Sesungguhnya Kami jadikan isi neraka jahanam dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakan untuk memahami ( ayat-ayat Allah ), mereka mempunyai mata tidak dipergunakan untuk melihat ( tanda-tanda kekuasaan Allah ), mereka mempunyai telinga tidak dipergunakan untuk mendengar ( ayat-ayat Allah ), mereka seperti binatang ternak bahkan lebih sesat lagi, mereka itulah orang-orang yang lalai ( AL A’RAF 7 : 179 )

Dan berimanlah kamu kepada apa yang telah Aku turunkan yang membenarkan apa yang ada padamu, dan janganlah kamu menjadi orang yang pertama kafir kepadanya dan janganlah kamumenjual ayat-ayat-Ku dengan harga yang murah dan hanya kepada-Ku lah kamu bertaqwa ( AL BAQARAH 2 : 41).

Jadi wajar ya, kalo sekali ceramah bayarannya mahal, minimal …juta gitu lo.  Sesuai ayat : jangan menjual ayat-ayat-Ku dengan harga yang murah.
Namun mari kita perhatikan ayat-ayat lainnya :

Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah diturunkan Allah, yaitu Al Kitab dan menjualnya dengan harga yang murah, mereka itu sebenarnya tidak memakanke dalam  perutnya melainkan api dan Allah tidak akan berbicara kepada mereka pada hari kiamat dan tidak akan mensucikan mereka dan bagi mereka siksa yang amat pedih ( AL BAQARAH 2 : 174 )

Upahku tidak lain hanyalah dari Allah belaka, dan aku disuruh supaya aku termasuk golongan orang-orang yang muslim. ( YUNUS 10 : 72 )

Atau kamu meminta upah kepada mereka, maka upah dari Tuhan-mu adalah lebih baik dan Dia pemberi rizki yang paling baik ( AL MU’MINUN 23 : 72 )

Dan aku sekali-kali tidak meminta upah kepadamu atas ajakan itu, upahku tidak lain hanya dari Tuhan Semesta Alam ( ASY-SYU’ARA 26 : 180 )

Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhoan Allah, kami tidak mengharapkan balasan dan tidak pula ( ucapan ) terima kasih dari kamu ( AL INSAN 76 : 9 ).

Janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridhoan Allah ( AL BAQARAH 2 : 272 )
Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhoan dari Tuhan-nya, mendirikan sholat dan menafkahkan rizki yang Kami berikan kepada mereka secara sembunyi atau terang-terangan serta menukar kejahatan dengan kebaikan, orang-orang itulah yang mendapat tempat akhir ( yang baik ) ( AR- RAD  13 : 22 )  
Dan keridhoan Allah adalah lebih besar, itu adalah keberuntungan yang besar
( AT TAUBAH 9 : 72 )
Bila tujuan hidup kita mencari keridhoan Allah, maka apa yang kita lakukan  hanya atas dasar ibadah semata-mata kepada Allah, tanpa mengharapkan surga… tanpa embel-embel apapun, tanpa pamrih apapun.   Ketaatan yang murni, dasarnya ikhlas… Selama masih ada nafsu maka kita akan terbelenggu dan sulit untuk mencapai Allah.. Karena nafsu adalah dosa sirik tersembunyi…

Ikhlas kepada Allah ( semata ) dan tiada mempersekutukan-Nya ( AL HAJJ 22 : 31 )

Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ( mukhlis ) ketaatan kepada-Nya
Katakanlah : “sesungguhnya aku diperintahkan supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam ( menjalankan ) agama”
(AZ-ZUMAR 39 : 2, 11, 14 )

Mereka tidak diperintahkan melainkan agar beribadah kepada Allah dengan memurnikan ( mukhlis ) ketaatan kepada-Nya dalam agama
( AL  BAYYINAH 98 : 5 )

… Tuhan menyuruh menjalankan keadilan, dan luruskanlah wajahmu di setiap sholat dan sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya…
( AL A’RAF 7 : 29 ).

… Hadapkanlah wajahmu kepada agama dengan lurus ( hanif ) dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang musrik ( YUNUS 10 : 105 )

 Sesungguhnya sholatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam ( AL AN’AM 6 : 162 )

Al Qur’an pusaka dari Rosulullah adalah kunci pembuka pintu qolbu agar kita bisa masuk dan menyelam kedasarnya.  Allah adalah Al Bathin, kita harus menyelam ke dasar bathin, menyelam kedasar Qolbu, untuk mendapatkan mutiara hikmah dari Allah. Oleh karena itu qolbu harus bersih.  Kata Rosulullah segala sesuatu ada pembersihnya, pembersih qolbu adalah dzikir, bahasa gaulnya meditasi.  Dzikir atau meditasi adalah jalan terdekat menuju kepada Allah, demikian kata Rosulullah.   Katupkan bibirmu, tutup matamu, sumbat telingamu, tertawakan aku, manakala engkau tidak melihat rahasia Al Haq, demikian kata Jalaluddin Rumi. Oleh karena itu pelajari dan pahamilah  Adz-Dzikir.   Adz-Dzikir adalah Al Qur’an.   Mulailahdengan membaca tafsirnya, dalam bahasa Indonesia, bukan dalam bahasa Arab…!!! Allah tidak pernah menyusahkan umatnya.   Manusianya sendiri yang membuat aturan yang kaku dan menyusahkan dirinya sendiri…
Sesungguhnya telah kami mudahkan Al Aqur’an dalam bahasa-mu…
( MARYAM 19 : 97 , AD-DUKHAN 44 : 58 )

Maka bertanyalah kepada orang-orang yang berpengetahuan jika kamu tidak mengetahui ( AN NAHL 16 : 43 )
Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya ( YUNUS 10 : 100 )


iklan

iklan