Menu Bar

Kata Mutiara

"Keberhasilan merupakan tetesan dari jeri-payah perjuangan, luka, pengorbanan dan hal-hal yang mengejutkan. Kegagalan merupakan tetesan dari kemalasan, kebekuan, kelemahan, kehinaan dan kerendahan"

ANIMASI TULISAN BERJALAN

Sunday, April 13, 2014

pembuatan turbin uap


  • Turbin uap terdiri dari berbagai komponen penting contohnya bilah bergerak pada poros rotor, nosel (bilah diam) yang terpasang pada diafragma, perapat labirin, casing, bantalan, katup berhenti dan darurat, serta sistem pelumas.
  • Turbin uap dikelompokkan secara umum berdasarkan teknologi sebagai turbin uap "Impuls" dan "Reaksi" serta dalam penggunaannya sebagai turbin "Kondensasi" dan "Tekanan belakang" .
Video

BAGAIMANA CARA KERJA TURBIN


  • Uap ini mengalir melalui jalur uap yang dirancang secara optimal di dalam casing turbin uap. Jalur uap terdiri dari berbagai set bilah diam yang terpasang di diafragma casing dan satu set bilah bergerak yang terpasang di rotor di bagian keliling di atas disk. Setiap set bilah diam dan bergerak membentu satu tahap. Tahap tersebut yang banyak akan membentuk jalur uap. Bagian-bagian jalur uap dikategorikan sebagai tahap Tekanan Tinggi atau High pressure (HP), tahap Sedang atau Intermediate (IP) dan tahap Tekanan rendah atau Low Pressure (LP).
  • Profil bilah dan nosel (bilah diam) dirancang untuk memperkecil kerugian dan memaksimalkan ekstraksi pekerjaan dari aliran uap. Turbin uap dikelompokkan secara umum berdasarkan teknologi sebagai "Impuls" dan "Reaksi".
  • Uap akan mengembang saat mengalir dari tahap HP ke LP. Sebagai g antinya, tekanan dan suhu uap akan menurun, dan mengubah energi Panas (entalpi) di dalam uap menjadi energi kinetik, dan menyalur ke bilah bergerak sehingga akan memutar rotor.
  • Aliran uap masuk dikontrol melalui sistem kontrol yang terdiri dari mekanisme pengatur dan aktuator kecepatan dan sensor muatan yang mengontrol pergerakan kumparan pada katup aliran uap masuk, sehingga mengendalikan kecepatan di dalam kisaran performa turbin.
  • Dalam uap pembuangan turbin tekanan Belakang yang dibuang ke atmosfer atau digunakan untuk for proses / penukar panas. Di dalam turbin kondensasi, uap pembuangan akan dialirkan melalui kondensor di mana uap akan diubah menjadi air /air kondensasi dalam tekanan atmosfer, biasanya pada suhu 45°C. Air kondensasi ini dikumpulkan di dalam sumur panas dan akan dipakai lagi. Uap kondensasi dalam tekanan atmosfer akan meningkatkan penurunan entalpi di seluruh jalur uap dan memastikan konversi yang panas menjadi listrik yang efektif.
  • Ekstraksi terkontrol disediakan untuk turbin yang digunakan dalam penggunaan Pembangkitan bersama. Ekstraksi pada tingkat sedang mengisi uap ke proses dalam parameter uap yang diperlukan yang dialirkan melalui katup. Di sisi lain, ekstraksi yang tidak dikontrol dinamakan rembesan (bleed). Rembesan diperlukan untuk menyediakan uap bagi berbagai penggunaan pemanas contohnya Pemanas HP, Pemanas LP, uap penyegel, De-aerator juga persyaratan proses.
  • Turbin tekanan belakang digunakan di mana pabrik utama memerlukan uap proses berkelanjutan.
  • Turbin kondenassi ekstraksi biasanya digunakan untuk pencampuran panas dan listrik di mana syarat uap untuk proses atau Pertukaran Panas berbeda-beda tiap musimnya.
  • Jika dalam penggunaan penghasil listrik sederhana, suatu turbin kondensasi langsung digunakan untuk memaksimalkan ekstraksi pekerjaan dari energi panas aliran uap.

OXYGEN ANALYZER- ALAT UKUR EXCESS AIR


kandungan oksigen pada udara hasil pembakaran batubara, atau yang dikenal dengan istilah excess air. Udara hasil pembakaran batubara merupakan limbah dengan berbagai macam kandungan berbahaya seperti abu, SO2 dan NOx, disamping kandungan-kandungan lain seperti CO2 dan H2O. Selain itu juga ada O2 yang terkandung di dalamflue gas yang tidak ikut dalam proses pembakaran.
Oksigen ini jumlahnya dikontrol oleh sistem yang kompleks. Dengan tujuan untuk mendekati proses pembakaran batubara yang sempurna. Alat yang digunakan untuk “menghitung” kandungan oksigen dalam flue gas dinamakan Oxygen (O2) Analyzer. Alat ini sangat penting di dalam sebuah sistem PLTU karena sangat dekat hubungannya dengan efisiensi pembakaran batubara. Oleh karena itu di sebuah PLTU besar tidak hanya terpasang satu saja O2 analyzer, namun bisa sampai enam O2 analyzer. Untuk lebih memahami prinsip kerja dari O2 analyzer, mari kita amati gambar berikut.
20110727-113354.jpg
Udara proses (A) yang konsentrasi kandungan O2-nya tidak diketahui, mengalir di luar probe pengukur yang tertutup oleh sebuah elemen berbahan zirconium-oxide(B). Dan di sisi lain ada gas referensi (C) dengan kandungan oksigen yang diketahui mengalir di dalam elemen zirconium-oxide. Pada temperatur yang optimal, elemen ini diberikan tegangan listrik tertentu dalam mV. Dan pada temperatur yang konstan di elemen tersebut, besar tegangan ini hanya tergantung oleh perbandingan konsentrasi oksigen (partial pressure) antara (A) dan (C). Partial pressure adalah tekanan suatu gas apabila ia berada sendirian pada suatu volume tertentu. Pada suatu campuran gas yang ideal, masing-masing gas memiliki partial pressure sendiri-sendiri.
Menggunakan udara (dengan kandungan oksigen konstan 20,95%) sebagai gas referensi, tegangan yang diberikan pada elemen merupakan besaran langsung yang menunjukkan konsentrasi oksigen pada gas proses (A), hal ini menjelaskan adanya sifat isolasi antara gas proses dan gas referensi (pada elemen zirconium-oxide), yang besar perubahannya merupakan besar perubahan excess air dari flue gas.
Salah satu contoh panel oxygen analyzer
20110727-123724.jpg

PRINSIP KERJA TURBIN UAP


Turbin uap adalah suatu penggerak mula yang mengubah energi potensial menjadi energi kinetik dan energi kinetik ini selanjutnya diubah menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran poros turbin. Poros turbin langsung atau dengan bantuan elemen lain, dihubungkan dengan mekanisme yang digerakkan. Tergantung dari jenis mekanisme yang digerakkan turbin uap dapat digunakan pada berbagai bidang industri, seperti untuk pembangkit listrik.


Komponen-komponen Turbin Uap

  Komponen-komponen utama pada turbin uap yaitu

Cassing yaitu sebagai penutup (rumah) bagian-bagian utama turbin.
 Rotor yaitu bagian turbin yang berputar terdiri dari:

1. Poros
Berfungsi sebagai komponen utama tempat dipasangnya cakram-cakram sepanjang sumbu.
2. Sudu turbin atau deretan sudu
Berfungsi sebagai alat yang menerima gaya dari energi kinetik uap melalui nosel.
3. Cakram
 Berfungsi sebagai tempat sudu-sudu dipasang secara radial pada poros.
4.   Nosel
Berfungsi sebagai media ekspansi uap yang merubah energi potensial menjadi energi kinetik.
5.   Bantalan (bearing)
Merupakan bagian yang berfungsi uuntuk menyokong kedua ujung poros dan banyak menerima beban.
6.   Perapat (seal)
Berfungsi untuk mencegah kebocoran uap, perapatan ini terpasang mengelilingi poros. Perapat yang digunakan adalah :
1. Labyrinth packing
2. Gland packing
7.    Kopling
Berfungsi sebagai penghubung antara mekanisme turbin uap dengan mekanisme yang digerakkan.

 Klasifikasi Turbin Uap

       Turbin Uap dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kategori yang berbeda berdasarkan pada konstruksinya, prinsip kerjanya dan menurut peoses penurunan tekanan uap sebagai berikut :
1.      Klasifikasi Turbin berdasarkan Prinsip Kerjanya
a.       Turbin Impulse
Turbin impuls atau turbin tahapan impuls adalah turbin sederhana berrotor satu atau banyak (gabungan ) yang mempunyai sudu-sudu pada rotor itu. Sudu biasanya simetris dan mempunyai sudut masuk dan sudut keluar.
Ciri-ciri dari turbin impuls antara lain:

 Proses pengembangan uap / penurunan tekanan seluruhnya terjadi pada sudu diam / nosel.
Akibat tekanan dalam turbin sama sehingga disebut dengan Tekanan Rata.

b.      Turbin Reaksi
      Turbin reaksi mempunyai tiga tahap, yaitu masing-masingnya terdiri dari baris sudu tetap dan dua baris sudu gerak. Sudu bergerrak turbin reaksi dapat dibedakan dengan mudah dari sudu impuls karena tidak simetris, karena berfungsi sebagai nossel bentuknya sama dengan sudu tetap walaupun arahnya lengkungnya berlawanan.
Ciri-ciri turbin ini adalah :

Penurunan tekanan uap sebagian terjadi di Nosel dan Sudu  Gerak
Adanya perbedaan tekanan didalam turbin sehingga disebut Tekanan Bertingkat.


2.      Klasifikasi turbin uap berdasarkan pada tingkat penurunan Tekanan Dalam Turbin


Turbin Tunggal ( Single Stage )

          Dengan kecepatan satu tingkat atau lebih turbin ini cocok untuk untuk daya kecil, misalnya penggerak            kompresor, blower, dll.
     2.  Turbin Bertingkat  (Aksi dan Reaksi ).
           Disini sudu-sudu turbin dibuat bertingkat, biasanya cocok untuk daya besar. Pada turbin bertingkat                terdapat deretan sudu 2 atau lebih. Sehingga turbin tersebut terjadi distribusi kecepatan / tekanan.

3.      Klasifikasi turbin berdasarkan Proses Penurunan Tekanan Uap

    1.  Turbin Kondensasi.

         Tekanan keluar turbin kurang dari 1 atm dan dimasukkan kedalam kompresor.
    2.  Turbin Tekanan Lawan.

         Apabila tekanan sisi keluar turbin masih besar dari  1 atm     sehingga masih dapat dimanfaatkan untuk           menggerakkan turbin lain.
    3.  Turbin Ekstraksi.

          Didalam turbin ini sebagian uap dalam turbin diekstraksi untuk roses pemanasan lain,  misalnya proses           industri.

Prinsip kerja turbin uap



       Turbin uap terdiri dari sebuah cakram yang dikelilingi oleh daun-daun cakram yang disebut sudu-sudu. Sudu-sudu ini berputar karena tiupan dari uap bertekanan yang berasal dari ketel uap, yang telah dipanasi terdahulu dengan menggunakan bahan bakar padat, cair dan gas.
Uap tersebut kemudian dibagi dengan menggunakan control valve yang akan dipakai untuk memutar turbin yang dikopelkan langsung dengan pompa dan juga sama halnya dikopel dengan sebuah generator singkron untuk menghasilkan energi listrik.
Setelah melewati turbin uap, uap yang bertekanan dan bertemperatur tinggi tadi muncul menjadi uap bertekanan rendah. Panas yang sudah diserap oleh kondensor menyebabkan uap berubah menjadi air yang kemudian dipompakan kembali menuju boiler. Sisa panas dibuang oleh kondensor mencapai setengah jumlah panas semula yang masuk. Hal ini mengakibatkan efisisensi thermodhinamika  suatu turbin uap bernilai lebih kecil dari 50%. Turbin uap yang modern mempunyai temperatur boiler sekitar 5000C sampai 6000C dan temperatur kondensor 200C sampai 300C.

Turbin Uap


Sebuah sistem turbin uap – generator yang digunakan untuk pembangkit listrik tenaga uap berfungsi untuk mengkonversikan energi panas dari uap air menjadi energi listrik. Proses yang terjadi adalah energi panas yang ditunjukkan oleh gradien/perubahan temperatur dikonversikan oleh turbin menjadi energi kinetik dan sudu-sudu turbin mengkonversikan energi kinetik ini menjadi energi mekanik pada poros/shaft. Pada akhirnya, generator mengkonversikan energi mekanik menjadi energi listrik. Panas dari uap air yang tidak terkonversi menjadi energi mekanik, terdisipasi/dibuang di kondenser oleh air pendingin.
Turbin Uap Multistage
20110807-075921.jpg
Umumnya PLTU menggunakan turbin uap tipemultistage, yakni turbin uap yang terdiri atas lebih dari 1stage turbin (Turbin High Pressure, Intermediate Pressure, dan Low Pressure). Uap air superheater yang dihasilkan oleh boiler masuk ke turbin High Pressure(HP), dan keluar pada sisi exhaust menuju ke boiler lagi untuk proses reheater. Uap air yang dipanaskan kembali ini dimasukkan kembali ke turbin uap sisi Intermediate Pressure (IP), dan uap yang keluar dari turbin IP akan langsung masuk ke Turbin Low Pressure (LP). Selanjutnya uap air yang keluar dari turbin LP masuk ke dalam kondenser untuk mengalami proses kondensasi.
Berikut adalah beberapa bagian-bagian penting dari turbin uap:
1. Shaft Seals
Shaft seals adalah bagian dari turbin antara poros dengan casing yang berfungsi untuk mencegah uap air keluar dari dalam turbin melewati sela-sela antara poros dengan casing akibat perbedaan tekanan dan juga untuk mencegah udara masuk ke dalam turbin (terutama turbin LP karena tekanan uap air yang lebih vakum) selama turbin uap beroperasi.
Turbin uap menggunakan sistem labyrinth seal untukshaft seals. Sistem ini berupa bagian yang berkelak-kelok pada poros dan casing-nya yang kedua sisinya saling bertemu secara berselang-seling. Antaralabyrinth poros dengan labyrinth casing ada sedikit rongga dengan jaraj tertentu. Sistem ini bertujuan untuk mengurangi tekanan uap air di dalam turbin yang masuk ke sela-sela labyrinth sehingga tekanan antara uap air dengan udara luar akan mencapai nilai yang sama pada titik tertentu.
Prinsip dan Jenis Labyrinth Seals
20110807-092621.jpg
20110807-092632.jpg
Selain adanya sistem labyrinth seal, ada satu sistem tambahan bernama sistem seal & gland steam. Sistem ini bertugas untuk menjaga tekanan di labyrinth sealpada nilai tertentu terutama pada saat start up awal atau shut down turbin dimana pada saat tersebut tidak ada uap air yang masuk ke dalam turbin uap.
2. Turbine Bearings
Bearing / bantalan pada turbin uap memiliki fungsi sebagai berikut:
  • Menahan diam komponen rotor secara aksial
  • Menahan berat dari rotor
  • Menahan berbagai macam gaya tidak stabil dari uap air terhadap sudu turbin
  • Menahan gaya kinetik akibat dari sisa-sisa ketidakseimbangan atau ketidakseimbangan karena kerusakan sudu (antisipasi)
  • Menahan gaya aksial pada beban listrik yang bervariasi
Jenis bearing yang digunakan dalam desain turbin uap yaitu thrust bearing, journal bearing, dan kombinasi antara keduanya. Selain itu juga dibutuhkan sebuah sistem pelumasan menggunakan oli, yang secara terus-menerus disirkulasi dan didinginkan untuk melumasibearing yang terus mengalami pergesekan pada saat turbin uap beroperasi normal.
3. Balance Piston
Pada turbin uap, ada 50%ngaya reaksi dari sudu yang berputar menghasilkan gaya aksial terhadap sisi belakang dari silinder pertama turbin, gaya inilah yang perlu dilawan oleh sistem balance piston.
4. Turbine Stop Valves
Atau disebut juga Emergency Stop Valve karena berfungsi untuk mengisolasi turbin dari supply uap air pada keadaan darurat untuk menghindari kerusakan atau juga overspeed.
5. Turbine Control Valve
Berfungsi untuk mengontrol supply dari uap air yang masuk ke dalam turbin sesuai dengan sistem kontrol yang bergantung pada besar beban listrik.
6. Turning Device
Adalah suatu mekanisme untuk memutar rotor dari turbin pada saat start awal atau pada saat setelah shut down untuk mencegah terjadinya distorsi/bendingakibat dari proses pemanasan atau pendinginan yang tidak seragam pada rotor.

Saturday, April 12, 2014

Sistem Kontrol Pembakaran Batu Bara pada Boiler


Pada sebuah boiler dengan bahan bakar batubara, sistem kontrol pembakaran yang ada menjadi satu hal yang sangat krusial. Untuk memaksimalkan efisiensi operational, proses pembakaran harus diatur secara akurat, sehingga bahan bakar yang digunakan harus pada jumlah yang tepat sesuai dengan kebutuhan uap air. Selain itu, proses pembakaran harus dilakukan dengan aman, sehingga tidak membahayakan para pekerja, pabrik, serta lingkungan sekitar.
Jumlah batubara dengan udara sehingga didapatkan proses pembakaran yang sempurna di dalam furnaceboiler diatur sesuai dengan air-fuel ratio teoritis. Namun secara prakteknya, untuk mendapatkan pembakaran yang sempurna tersebut tidaklah mudah. Karena faktor kerugian dari proses pembakaran tidak mungkin dapat dihindari. Yang dapat dilakukan yaitu mengatur proses pembakaran dengan menekan serendah-rendahnya kerugian/losses yang mungkin terjadi.
Ada dua faktor kerugian yang muncul pada saat proses pembakaran batubara dilakukan. Jika jumlah udara (oksigen) kurang dari kebutuhan pembakaran, maka jumlah bahan bakar yang tidak terbakar akan semakin banyak sehingga terbuang sia-sia melalui cerobong (stack). Namun jika sebaliknya, jumlah oksigen semakin banyak yang ditandai dengan jumlah excess air juga semakin banyak, maka akan semakin banyak pula energi panas yang ikut terbuang keluar karena diserap olehexcess air tersebut. Kerugian yang kedua ini sering disebut dengan heat loss. Oleh karena adanya dua macam kerugian inilah maka dicari kerugian total yang paling rendah. Untuk lebih memahami kerugian-kerugian dari proses pembakaran batubara tersebut mari kita perhatikan grafik di bawah ini. Sesuai dengan grafik tersebut kerugian total yang paling rendah, didapatkan pada jumlah excess air “A”.
20121111-015005 AM.jpg
Heat Losses dan Unburned Losses Pada Furnace
Berikut adalah contoh sistem-sistem kontrol proses pembakaran batubara pada boiler mulai dari yang paling sederhana hingga yang kompleks:
1. Sistem Kontrol Paralel
Cara yang paling sederhana dalam mengontrol proses pembakaran batubara adalah dengan mengatur jumlah batubara dan udara yang masuk ke boiler secara paralel. Jumlah batubara yang masuk ke dalam boiler diatur oleh sebuah control valve sedangkan jumlah udara diatur oleh damper, keduanya dihubungkan secara mekanikal sehingga setiap perubahan jumlah batubara yang masuk akan selalu diikuti oleh jumlah udara yang masuk ke boiler.
20121126-080458 AM.jpg
Sistem Kontrol Paralel Pembakaran Batubara
Sistem kontrol ini cocok digunakan pada boiler-boiler berukuran kecil. Dan akan semakin tidak cocok jika digunakan pada boiler yang berukuran semakin besar. Kelemahan mendasar dari sistem kontrol ini adalah adanya asumsi bahwa jumlah dari batubara dan udara yang masuk ke boiler adalah konstan sesuai dengan yang diharapkan, jika posisi control valve dan damperpada posisi tertentu. Sehingga jumlah excess air serta jumlah aktual batubara yang masuk ke boiler tidak diketahui secara tepat.
2. Flow Ratio Control
Pada sistem kontrol yang kedua ini, digunakan sensor pembacaan debit aliran udara dan bahan bakar sebagai input untuk mengontrol jumlah udara yang masuk ke boiler. Sistem kontrol ini juga menggunakan persamaan teoritis untuk memproses sinyal input dari debit aliran batubara sehingga didapatkan kontrol udara yang lebih mendekati teoritis.
20121126-082734 AM.jpg
Flow Ratio Control
Sistem kontrol ini disebut dengan sistem kontrol fuel-lead, karena sistem ini menjadikan debit batubara sebagai nilai acuan untuk mengatur besar aliran udara yang akan masuk ke boiler. Pada sistem ini perintah utama kebutuhan pembakaran batubara yang diatur oleh master demand, dikirimkan hanya kepada control valve batubara. Kebalikan dari sistem ini adalah sistemair-lead, dimana debit aliran udara menjadi nilai acuan sistem kontrol.
3. Sistem Kontrol Bersilangan
Sistem kontrol ini mirip dengan sistem kontrol paralel, hanya saja sudah dipergunakannya sensor pembacaan debit aliran batubara dan udara sebagai sinyal feed-forward. Masing-masing sistem kontrol bahan bakar dan udara mendapatkan sinyal perintah utama darimaster demand, namun nilai kontrol-nya masih dipengaruhi juga oleh kondisi aktual debit aliran batubara dan udara. Hasil akhir dari sistem kontrol ini adalah diharapkan terjadi proses pembakaran yang lebih responsif untuk perubahan nilai beban boiler serta lebih akurat.
20121126-085504 AM.jpg
Sistem Kontrol Bersilangan
4. Penggunaan Sensor Excess Air
Satu parameter yang dapat digunakan untuk lebih mempresisikan sistem kontrol pembakaran batubara pada boiler adalah jumlah excess air pada gas buang hasil pembakaran. Pembacaan excess air pada gas buang menggunakan oxygen analyzer. Pembacaan excess airdigunakan sebagai sinyal feed forward pada sistem kontrol pembakaran batubara.
20121126-110308 AM.jpg
Pembacaan Excess Air Sebagai Sinyal Input Sistem Kontrol
5. Penggunaan Sensor Gas Buang Lainnya
Sistem kontrol pembakaran batubara pada boiler yang terakhir adalah dengan melibatkan parameter-parameter lain selain excess air. Salah satu parameter penting tersebut adalah gas karbon monoksida. Kandungan karbon monoksida dalam gas buang menunjukkan jumlah gas yang tidak terbakar di ruang bakar. Sehingga sistem kontrol ini secara nyata berusaha untuk meminimalisir kerugian terbuangnya bahan bakar yang tidak dapat dibakar, serta kerugian (heat loss) akibat excess air yang terlalu besar.
20121126-111911 AM.jpg
Pembacaan Gas CO dan O2 Pada Sistem Kontrol Pembakaran Batubara

Pembakaran Batu Bara(pulverized fuel)


Batubara yang digunakan pada suatu PLTU untuk proses pembakaran, mengalami beberapa proses secara mekanis untuk meningkatkan efisiensi pembakaran. Berikut akan saya jelaskan secara singkat proses-proses yang terjadi:
1. Yang pertama adalah proses grinding. Batubara yang akan masuk ke dalam furnace digrinding terlebih dahulu menjadi berukuran serbuk. Alat grindingnya bernama Pulverizer, untuk itulah batubara yang sudah berbentuk serbuk dinamakan Pulverized Fuel. Tujuan utama dari proses ini adalah untuk lebih meningkatkan efisiensi pembakaran, karena ukuran batubara yang kecil berupa serbuk akan lebih mudah terbakar daripada masih berukuran aslinya. Di sisi lain juga agar lebih mudah mengontrol proses pembakaran yang terjadi di dalamfurnace secara otomatis. Sebagai gambaran saja, sebuah pembangkit listrik tenaga uap dengan bahan baku batubara, yang memiliki kapasitas beban listrik 610 MW dapat menghabiskan 300 ton batubara setiap jam.
Pulverizer
20110519-023048.jpg
Batubara yang mengalami grinding akan melewati ‘classifier‘ sebelum ia keluar dari pulverizer menuju furnace. Classifier adalah semacam krepyak yang berfungsi sebagai ayakan, sehingga batubara yang sudah berukuran sesuai dengan yang diinginkan bisa melewati classifier dan menuju furnace. Sedangkan yang masih berukuran terlalu besar akan digrinding lagi.
2. Proses kedua adalah proses transport batubara daripulverizer menuju furnace sekaligus proses pengeringan batubara tersebut. Batubara tersebut ditransport menuju furnace dengan menggunakan media udara panas. Panas dari udara ini dijaga di temperatur 68ยบ Celcius. Panas dari udara inilah yang berfungsi untuk mengeringkan batubara sebelum ia masuk ke dalam furnace. Tujuan utama mengeringkan batubara ini juga untuk lebih meningkatkan efisiensi porses pembakaran. Dapat dibayangkan apabila batubara yang masih dalam kondisi basah (akibat hujan misalnya) masuk ke dalam furnace lalu dibakar, pasti akan lebih banyak membutuhkan waktu karena harus menunggu batubara tersebut kering terlebih dahulu. Lain halnya apabila batubara yang digunakan sudah kering, pulverized fuel yang dicampur dengan udara panas di dalam furnace akan lebih cepat untuk dipicu terbakar oleh flame ignitorFlame ignitor adalah pemicu api, di kendaraan bermotor alat ini berupa busi yang digunakan untuk memicu terjadinya pembakaran di ruang bakar.

iklan

iklan