Menu Bar

Kata Mutiara

"Keberhasilan merupakan tetesan dari jeri-payah perjuangan, luka, pengorbanan dan hal-hal yang mengejutkan. Kegagalan merupakan tetesan dari kemalasan, kebekuan, kelemahan, kehinaan dan kerendahan"

ANIMASI TULISAN BERJALAN

Friday, December 20, 2013

DZIKRULLAH(2)


Menurut Master CHING HAY yang beragama Budha : Walaupun pada awalnya berbeda-beda namun untuk mencapai puncak pencerahan Ruhani hanya ada satu jalan yaitu melalui kontemplasi pada Cahaya dan Shabda yaitu Getaran di dalam .  Sehingga kita bisa melakukan kontak dengan Ruh, dimana Ruh ini merupakan manifestasi dari Cahaya dan Getaran Suci.  Inilah yang disebut metode KUAN YIN.  Metode ini adalah metode pendengaran dan penglihatan ruhani, metode transendental ( tak terjangkau akal ) yang tidak dapat diuraikan melalui bahasa manusia.  Semua ditransmisikan dalam keheningan.  Shabda, Firman atau Logos tersebut merupakan musik surgawi, merupakan bahasa dari Cinta Kasih Universal dan Kecerdasan Agung.  Semua ajaran berasal dari Suara Hening ini, semua bahasa berasal dari bahasa Universal ini.  Melodi surgawi ini dapat menyembuhkan semua luka, serta dapat memenuhi dan memuaskan semua dahaga duniawi.  Suara inipun dapat membersihkan kita dari semua dosa-dosa dan membawa kita ke Sumber Asalnya.

Menurut Maharaj CHARAN SINGH yang beragama Hindu : Tidak ada cara lain untuk mengendalikan pikiran agar mulai menanggalkan kecintaannya dan keterikatannya kepada duniawi kecuali menghubungkan pikiran dengan kekuatan dalam yang disebut Nam atau Shabda. 
Nam ( Nama Tuhan ) yang bisa diucapkan dan dituliskan ada banyak sekali.                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                     Bagi Orang Hindu : Ram Nam, Ram Dhun, Nirmal Nad, Divya Dhun dll. 
Bagi orang Islam :  Ism-u- Azom, Kalam-Ilahi, Sultan-ul-Azkar ( Raja segala mantra ).  Menurut Guru beliau, Nam Sejati tidak bisa diucapkan, tidak dapat dituliskan ataupun dibaca.   Dialah yang kekal dan abadi, tidak dilahirkan dan tidak mati.  Pikiran bila sudah terikat pada Nam Sejati, ia akan memperoleh sifat-sifat Kebenaran.  Segala sakit dan penderitaan akan terusir keluar pada saat Kebenaran mulai tumbuh di dalam.  Dari Shabda ( Nam Sejati ) seluruh ciptaan dilahirkan dan kedalam Shabda ia menghilang.  Pada saat kiamat kemudian sekali lagi dari Shabda Ia akan muncul kembali.   
Untuk bertemu dengan Tuhan, kita harus bisa mati selagi hidup, melalui meditasi, yaitu : menghampakan pikiran sambil dalam hati mengulang-ngulang nama Tuhan.   Jiwa atau Ruh akan mengalir ke suatu titik di antara dan dibelakang mata, yang disebut mata ke tiga, Dengan meditasi kita menyatukan Jiwa atau Ruh dengan kekuatan Cahaya dan Suara di dalam.  Hanya dengan memusatkan perhatian kita ke mata ketiga itu sajalah kita bisa mendengar Suara di dalam.  Suara di dalam itulah yang akan menarik kita naik ke dalam Cahaya.  Yang dimaksud dengan mata ketiga adalah pusat pikiran dan Jiwa atau Ruh dalam keadaan sadar, terletak di tengah-tengah dahi di antara kedua alis mata, lebih tepatnya lagi, kira-kira satu setengah inci dari pusat itu ke arah dalam.  Selama kita belum menarik kesadaran kita ke pusat mata ke tiga dan menghubungkannya dengan Ruh, dengan Sumber Suara, Sumber Firman di dalam, kita tidak dapat mati selagi hidup.  Proses kematianpun seperti itu, Ruh kita akan tertarik naik mulai dari telapak kaki ke pusat mata ke tiga.  Perbedaan penting adalah pada mati selagi hidup, hubungan Ruh dengan tubuh tidak terputus.  Setelah mencapai mata ke tiga maka perjalanan Ruh yang sesungguhnya akan dimulai.  Bila seluruh kesadaran telah meninggalkan tubuh bagian bawah dan telah melewati mata ke tiga, maka Ruh kita akan keluar dari jasmani dan memasuki alam Astral, yang disebut OOBE,  Out Of Body Experience, mati sebelum mati, mati selagi hidup.  Tanpa mati selagi hidup, tanpa meditasi kita tidak bisa masuk ke dalam untuk berjumpa dengan Tuhan, Guru Sejati kita.  Meditasi adalah do’a tanpa kata-kata.  Do’a dengan kata-kata adalah sarana menuju meditasi.  Dengan meditasi kita berserah diri sepenuhnya kepada Tuhan tanpa pamrih, berserah diri secara sempurna.  Meditasi adalah do’a yang sesungguhnya, do’a terbaik yang amat sangat disenangi Tuhan dan akan diterima Tuhan, karena Ruh kita ingin kembali bersatu dengan-NYA.   

Menurut KRISHNAMURTI, seperti kata Al Ghazali bahwa pikiran harus diistirahatkan. Krishnamurti pun mengatakan bahwa : Essensi meditasi adalah berakhirnya pikiran.  Otak berhenti berpikir sepenuhnya dari segala permasalahan yang terjadi.  Bathin yang meditatif adalah hening, suasana bathin yang sangat religius.  Pada saat itu muncul letupan gelora kasih sayang yang luar biasa, kasih sayang universal tanpa syarat, penyerahan total kepada Tuhan.  Kondisi seperti itulah yang disebut samadhi. 
Menurut Al Qur’an :
Bagi mereka yang beriman dan beramal saleh, Allah akan memasukkan rasa kasih sayang ke dalam hatinya ( MARYAM 19 : 96 )

Dan Allah menjadikan iman itu indah ( AL HUJURAT 49 : 7 )

Didalam rasa kasih sayang universal ini tidak ada lagi pengkotakkan dan pemisahan duniawi, semua pengkotakkan dan pemisahan duniawi berakhir, terbebas dari ruang dan waktu.  Otak tidak terbelenggu lagi oleh pikiran mesjid, gereja, kuil, pagoda, do’a-do’a maupun lagu-lagu pujian lainnya.  Otak tidak lagi terbelenggu oleh perbedaan warna kulit hitam-putih, coklat-kuning, mata belo-mata sipit.

Di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah penciptaan langit dan bumi, adanya aneka bahasa dan warna kulitmu ( AR-RUM 30 : 22 )

Tidak ada lagi kebencian di hati, karena apapun yang kita benci di dalamnya ada rahasia Allah.  Sekalipun itu air comberan, di dalamnya ada kehidupan, ada rahasia Allah. Bila kita memelihara kebencian, memelihara hawa nafsu, berarti memelihara syetan dan iblis, berarti memelihara dosa sirik tersembunyi.  Oleh karena itu ada seorang syufi yang mengatakan : “Aku tidak menyisakan ruang kebencian di hatiku, sekalipun terhadap iblis”.   Barang siapa yang memelihara hawa nafsunya, dia jauh dari Tuhan, dia dekat dengan iblis.  Barang siapa yang mencampakkan hawa nafsunya maka dia dekat dengan Tuhan.  Kata Musasi jago samurai dari Jepang : musuh adalah guru yang sedang menyamar.  Berarti syetan dan iblis adalah guru yang sedang menyamar, pelajarilah jurus-jurusnya.   Jurus iblis adalah hawa nafsu.   Bila kita memusuhi iblis dengan hawa nafsu berarti kita sudah terjebak oleh jurusnya.  Nafsu adalah dosa sirik tersembunyi.  Iblis bukan untuk dimusuhi dengan hawa nafsu tapi harus dihindari dengan kebersihan hati melalui kasih sayang, kesabaran dan keikhlasan. 
Kata Rumi : Hanya cinta yang dapat membunuh ular nafsu yang telah membeku, lewat air mata do’a dan nyala rindu…
Harus kita sadari pula bahwa pada hakikatnya iblis dan malaikat merupakan manifestasi dari sifat Jalal dan sifat Jamal Allah, oleh karena itu kita harus mengimani kedua sifat Allah tersebut secara seimbang disertai hati yang bersih.  Allah telah menciptakan manusia berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar saling bersilaturahmi, bukan untuk saling bermusuhan.  Namun setiap umat juga diuji kadar keimanan dan ketakwaannya, kesabaran dan keikhlasannya, kasih sayangnya serta rasa syukurnya.
…dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal ( AL HUJURAT 49 : 13 )
Mereka akan mendapat kehinaan dimanapun mereka berada, kecuali mereka menjaga hubungan ( silaturahmi ) dengan Allah dan hubungan dengan manusia
( ALI IMRAN 3 : 112 ).

Kasih Sayang adalah Allah.   Dengan adanya kasih sayang universal ini juga akan muncul kesadaran universalbahwa Rumah Tuhan tidak dibuat dari batu bata tapi dari ketaqwaan serta kasih sayang yang tulus dan murni .  Tuhan tidak ada di bumi maupun dilangit, tapi berada di dalam hati orang-orang yang beriman. 
Qolbu mukmin baitullah.  Itulah baitullah yang hakiki, yang harus dibersihkan, buatan Allah sendiri, bukan Ka’bah di Mekah.
Ada sesepuh yang mengatakan : Bila Rumah Allah seperti Ka’bah lalu Allah-nya seperti apa ???   Apakah kita tidak musrik ???  Apakah kita tidak tersesat ???

Mari kita simak Surat At TAUBAH 9 : 107-108 :
Dan ada yang mendirikan mesjid untuk menimbulkan bencana, untuk kekafiran dan untuk memecah belah diantara orang-orang yang beriman, serta untuk menunggu kedatangan orang-orang yang telah memerangi Allah dan Rosulnya sejak dahulu.  Mereka dengan pasti bersumpah : “Kami hanya menghendaki kebaikan”. Dan Allah menjadi saksi bahwa mereka itu pendusta.
Jangan engkau melaksanakan sholat dalam mesjid itu selama-lamanya.  Sesungguhnya mesjid yang didirikan atas dasar takwa, sejak hari pertama adalah lebih pantas engkau melaksanakan sholat di dalamnya … Di dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Allah menyukai orang-orang yang bersih .  

Jangan mempersekutukan-KU sucikanlah Rumah-Ku ( AL HAJJ 22 : 26 )
Di Rumah-rumah, di dalamnya Allah berkenan untuk dihormati-dimuliakan dan disebut Namanya serta bertasbih di waktu pagi dan petang ( AN-NUUR 24 : 36 )

Barang siapa mencari Tuhan keluar dari dirinya maka dia akan tersesat semakin jauh … ( HADITS )

Rumah-Ku yang mana…???  Qolbu mukmin baitullah.  Jadi jelas bahwa MesjidNya, RumahNya yang hakiki adalah qolbu yang bersih.  Qolbu yang dibangun melalui keimanan, ketakwaan serta kasih sayang yang tulus dan murni.  Ingat ya, Allah adalah Al Bathin… Jadi RumahNya, MesjidNya berada di dalam bathin.  Sholatnya adalah sholat bathin. Itulah sholat da’im, sholat yang kekal, dimana ruh di dalam qolbu senantiasa mengingat Allah tanpa dibatasi ruang dan waktu.  Kesadaran Ruhnya bangkit. Mungkin itulah sebabnya kenapa Siti Jenar tidak menganjurkan berhaji ke Mekah serta lebih menekankan sholat bathin dari pada sholat lima waktu. Bila seseorang bathinnya baik maka perilakunya pasti baik…  Perjalanan menuju kepada Allah adalah perjalanan dari alam lahiriyah ke alam bathiniah, bukan ke Mekah.  Perjalanan transendental, perjalanan yang tidak terjangkau akal dan pikiran… Walaupun  demikian kite tetep ke mesjid kan…??? Iya bro, kalo gue sholat di mesjid, gue munafik ngga ya…??? Gue bingung bro…!!!???  Sama dong, gue juga bingung… Syareat jangan ditinggalin supaye ga jadi fitnah…!!! Kata Junaed Al Bagdady : Syareat tanpa hakekat fasik, hakekat tanpa syareat zindik.  Bila seseorang melakukan keduanya, maka sempurnalah kebenaran orang itu.  Semoga kita semua mendapatkan hidayah Allah, sehingga terungkaplah pengetahuan yang tidak ada di sekolah… Begitu kate Rumi, sufi dari Persia, bukan kate gue…gitu lo…
Allah menciptakan bermacam-macam umat dan tata cara penyembahan justru agar kita berlomba-lomba berbuat kebaikan  ( AL MAIDAH  5 : 48 ).  Di dalam Surat AL BAQARAH 2 : 62 : Allahpun tidak membeda-bedakan umat-Nya.  Tatkala bayi dilahirkan kedunia, Ruhnya sudah membawa amanah agama ( AL AHZAB  33 : 72 ). Di dalam Al Qur’an tidak dikatakan agamanya apa, jadi manusia diberi kebebasan untuk memilih apa agamanya.  Essensi dari amanah tersebut adalah agar Ruh tidak membuat kekacauan tatkala dia hidup di dunia, agar dunia ini menjadi damai.
Dengan demikian kita tidak perlu berselisih pendapat tentang masalah agama.   Semua umat sama di mata Tuhan apapun agamanya.   Yang berbeda  di mata Tuhan adalah kadar keimanan dan ketaqwaannya…
Pada zaman modern ini aktifitas otak bisa direkam dengan memakai alat Elektro Encefalogram ( EEG ).  Pada saat otak beraktifitas atau dalam keadaan kondisi terjaga gelombang yang dipancarkan otak dan direkam oleh alat EEG adalah gelombang Beta, frekuensi berkisar antara 14 – 30 Hz.  Pada fase Beta otak yang aktif didominasi oleh otak kiri dan hormon yang dikeluarkan adalah cortisol dan norepineprin (adrenalin ).  Pada saat memasuki fase meditasi, yang terekam adalah gelombang Alfa, frekuensinya sekitar 8 – 13 Hz.  Otak mulai mengeluarkan serotonin dan endomorphin dan melatonin secara bertahap.  Hati dan pikiran mulai tenang, denyut jantung, frekuensi pernafasan pun mulai stabil, cenderung melambat.  Selanjutnya masuk ke fase meditasi yang lebih dalam lagi, muncul gelombang Theta  frekuensinya sekitar 4 – 7 Hz.   Hormon endomorphin dan melatonin cukup tinggi untuk menimbulkan efek ekstase, perasaan rileks, bebas dari rasa sakit, lega, nyaman, bahagia … Muncul kesadaran dan rasa kasih sayang universal ..  Pada fase Theta ini medan energi yang dihasilkannya paling besar.  Pada saat tidur muncul gelombang Delta, frekuensinya 0 – 3 Hz, medan energinya rendah.  Keadaan khusyuk berada pada fase antara gelombang Alfa dan Theta.  Pada saat sholat sulit bahkan mungkin tidak bisa khusyuk apalagi untuk bisa mencapai out of body ( OOBE ), karena ada gerakan perubahan adegan sholat, sekalipun kita ikut kursus…  Kalo mau ikut kursus silahkan…, tapi bayar meennn…!!!
Adanya pengaruh endomorphin dan melatonin yang menimbulkan efek ektase dan relaksasi, maka ketegangan ototpun berkurang, kendur, pembuluh darah juga melebar, dengan sendirinya sirkulasi darah ke otak meningkat sehingga oksigenisasi dan nutrisi ke otak juga meningkat maka wajar bila gen-gen yang tidurpun bangkit, sel-sel otak yang aktifpun meningkat dan kemampuannya meningkat menjadi 20 persen.  Sungguh luar biasa !!! Melebihi jenius !!!  Kemampuan jenius hanya 15 persen.  Melalui dzikir-meditasi terjadi keselarasan dan keseimbangan kerja antara otak kiri dan otak kanan, sehingga tidak hanya sekedar kecerdasan intelektualnya saja namun kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritualnya juga meningkat.  
Aku buka tabir yang menutupi matamu, maka pandangan matamu akan menjadi tajam ( AL QAAF 50 : 22 ).

Manusia itu dalam keadaan tidur, ketika mati barulah mereka terbangun.  Kita harus bisa mati sebelum mati ( HADITS )

Dari penelitian Agus Mustofa mengenai rekaman aura orang-orang yang sedang bermeditasi tampak adanya perubahan warna yang sangat jelas, mulai dari merah menjadi kuning, hijau, biru kemudian ungu dan pada puncak meditasi warna auranya menjadi cahaya putih seperti cahaya lampu neon.
Bila kita perhatikan ternyata ada persamaan cara untuk mencapai pencerahan, untuk mencapai Cahaya Ilahi dan hanya ada satu cara, hanya ada satu jalan, baik bagi yang beragama Islam maupun bagi yang bukan Islam, yaitu melalui kontemplasi, melalui dzikrullah atau meditasi.  
Dengan adanya data-data ilmiah, jelas bahwa dengan berdzikrullah atau bermeditasi apapun agamanya ternyata hasil akhir dari aktifitas otak serta efek-efek yang terjadi pada tubuh fisik dan non fisik serta perkembangan spiritualnya sama …
Kata Rumi : Apapun agamanya, hasil akhir dari keimanan akan tetap sama.  Jadi untuk apa kita bertengkar tentang masalah agama.  Semua umat sama dimata Allah, kecuali kadar keimanan dan ketaqwaannya yang berbeda.   
Orang yang paling mulia di sisi Allah adalah dia yang paling takwa diantara kalian ( AL HUJURAT 49 : 13  ).   
Cahaya auranya putih.   Gitu aja kok repot …
MENGAPA HASIL AKHIRNYA SAMA … ???
Karena semua agama mengajarkan perihal yang sama, yaitu tentang ke-islaman.   Islam adalah tentang kesucian, keselamatan, kedamaian, kasih sayang, kesabaran dan keikhlasan dan… berserah diri kepada Allah… Itulah fitrah manusia.  Semua agama essensinya sama.  Semua agama tujuannya sama, menuju kepada Tuhan Yang Maha Esa.  Tata cara untuk mencapai puncak spiritual juga sama, melalui proses dzikir- meditasi.  Oleh karena itu wajar bila hasil akhir dari keimanan adalah sama, apapun agamanya.  Walaupun demikian ada yang berpendapat bahwa ajaran tasawuf para sufi Abu Yazid al Busthami,  Al Hallaj termasuk Al Ghazali dan Jalaluddin Rumi bukan ajaran Islam, bahkan sudah menyimpang dari Islam.  Terutama masalah terciptanya Nur Muhammad melalui teori Emanasi ( Pancaran Tuhan, Big Bang ) dan Wahdatul Wujud ( manunggaling kaula gusti )  dianggap bukan ajaran Islam tapi berasal dari filsafat Panteisme ( wahdatul wujud ) dan filsafat Neoplatonisme yang merupakan perpaduan teori Emanasi dan Panteisme.  Semua teori itu berasal dari Yunani yang kemudian berkembang di Arab.   Panteisme atau Neoplatonisme ini konon kabarnya berasal dari filsafat Monisme ajaran Hindu. 
Filsafat Monisme itu apa ???
Menurut filsafat Monisme, Tuhan Yang Maha Esa adalah sumber dari segala yang ada dan yang tiada.  Tuhan bisa menjelma menjadi bentuk apa saja yang ada di alam semesta ini termasuk pada diri manusia.  Ruh manusia merupakan bagian dari Ruh Alam Semesta atau Tuhan sebagai Radha Swami, Ruh Yang Maha Tinggi.  Tuhan dan alam semesta adalah tunggal.  Tuhan bisa berada dimana saja, kapan saja dalam keadaan gaib maupun tidak gaib.

Mari kita bandingkan dengan Hadits-Hadits Rosulullah dan Hadits qudsi
  1. Aku berasal dari Cahaya Allah, seluruh alam semesta berasal dari cahayaku.
  2. Yang mula-mula dijadikan Allah adalah Nur Nabimu ya Jabir. Allah jadikan dari nur itu segala sesuatu dan engkau wahai Jabir termasuk sesuatu itu
  3. Barang siapa mengenal dirinya maka dia mengenal Tuhannya
  4. Barang siapa mencari Tuhan keluar dari dirinya maka dia akan tersesat semakin jauh.
  5. Aku Ahmad tanpa mim … Aku Ahad …
  6. Aku tidak berada di bumi, Aku tidak berada di langit, namun Aku berada di dalam hati orang yang beriman ( Hadits Qudsi )

Kita bandingkan dengan firman-firman Allah
1.           Allah adalah Cahaya langit dan bumi … Tuhan akan membimbing kepada Cahaya-Nya bagi yang Dia kehendaki ( NA NUUR 24 : 35 )
2.           Katakanlah bahwa aku dekat ( AL BAQARAH 2 : 186 )
3.           Lebih dekat Aku dari pada urat leher ( AL QAF 50 : 16 )
4.           Tanda-tanda kami di segenap penjuru dan pada diri mereka, Dzat Allah meliputi segala sesuatu ( FUSHSHILAT 41 : 53-54 )
5.           Dia bersamamu dimanapun kamu berada ( AL HADID 57 : 4 )
6.           Kami telah mengutus seorang utusan di dalam dirimu
( AT TAUBAH 9 : 128 )
7.            Di dalam dirimu apakah engkau tidak memperhatikan
( ADZ-DZAARIYAAT 51 : 21 )
8.           Tuhan menempatkan diri antara manusia dengan kolbunya
( AL ANFAAL 8 : 24 )
9.           Setelah Aku sempurnakan kejadiannya, Aku hembuskan Ruh-Ku kepadanya ( AL HIJR 15 : 29 )

Wajar bila ada yang berpendapat bahwa ajaran Tasawuf dari para sufi termasuk Al Ghazali dan Jalaluddin Rumi bukan ajaran Islam, bahkan menyimpang dari Islam ajaran Muhammad karena ada kemiripan dengan monismenya  Hindu.
Dari firman-firman tersebut jelas bahwa essensi Dzat Ilahiah berada di dalam setiap mahluk ciptaannya, termasuk didalam diri setiap manusia sebagai sumber kekuatan yang tersembunyi.  Mirip ajaran Monisme bahwa Tuhan dan alam semesta adalah Tunggal.  Tuhan dan alam semesta merupakan suatu kesatuan.
Setelah anda perbandingkan filsafat Monisme Hindu dengan hadits-hadits serta firman-firman Allah silahkan anda pikirkan sendiri apakah ajaran para sufi menyimpang atau tidak dari Islam ajaran Muhammad.   Kata para sesepuh, agama itu harus menggunakan akal, memakai logika.  Kata Tuhan : Apakah engkau tidak berpikir … Maha benar Tuhan dengan segala firmannya.
Matahari terbit dari timur, kehidupan mulai dari timur.  Di timur sudah tandur di wilayah barat masih tertidur.   Di Paparan Sundaland Indonesia sudah ada peradaban, sudah ada budaya, sudah ada agama dan sudah ada Borobudur,  di wilayah Arab masih mendengkur.
Semua mahluk adalah ciptaan Allah.  Umat manusia adalah ciptaan Allah yang paling sempurna. Umat manusia tidak bisa hidup menyendiri, soliter.  Setiap manusia selalu memerlukan manusia lainnya.  Setiap kelompok manusia memerlukan kelompok lainnya.  Kemudian di dalam perkembangannya tercipta arus perdagangan, teknologi dan komunikasi.  Oleh karena itu wajar bila budaya timur diadopsi barat.  Wajar bila filsafat monisme ajaran hindu diadopsi Yunani kemudian berkembang sampai ke Arab.  Wajar bila tata cara keberagamaan pun berkembang.  Wajar bila ada persamaan-persamaan dan ada keterkaitan antara agama Hindu-Budha-Nasrani dan Islam.  Karena semua agama berasal dari Allah.
Semua nabi baik yang tercatat maupun yang tidak tercatat di dalam Al Qur’an adalah Islam, dalam pengertian para nabi itu telah berserah diri kepada Tuhan.  Sedangkan semua hukum-hukum syariat berasal dari hukum-hukum Allah yang diwahyukan melalui nabi sebelumnya ke nabi berikutnya pun berkembang, berkesinambungan, saling melengkapi, ada revisi dan koreksi serta ada penyempurnaan,  sesuai situasi dan kondisi zaman dan peradaban manusia itu sendiri.  Allah Maha Mengetahui dan tidak pernah menyusahkan umat manusia.
Perhatikan Firman-firman Allah :
  1. Untuk setiap umat ada Rosul-Nya
  2. Tuhan mengirimkan seorang Rosul dalam bahasa kaumnya-budayanya.
  3. Kita harus percaya kepada para nabi serta kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya.
  4. Para nabi itu ada yang kisahnya tercatat di dalam Al Qur’an dan ada yang tidak tercatat.

Para nabi yang tidak tercatat di dalam Al Qur’an ini mungkin saja bukan orang Arab dan bukan bani Israil tapi dari daerah Timur.  Sampai saat kini kita meyakini bahwa nabi Adam adalah manusia pertama di dunia, karena sumbernya dari Al qur’an.  Bukan suatu hal yang mustahil bila manusia pertama, manusia purba ada di  Cina atau di Pulau Jawa !!!???  Karena menurut penelitian para ahli, pada jaman es daratan hanya ada di daerah hatulistiwa yaitu Paparan Sundaland Indonesia, sedangkan wilayah Afrika tandus, tidak memungkinkan untuk kehidupan manusia.   Benua lain masih tertutup es.   Mungkin hal ini ada pada kitab “Qur’an”mereka..???
Al Qur’an sungguh luar biasa !!! 
Mari kita simak firman-firman Allah ini :
Bagi tiap-tiap masa ada kitab ( AR-RAD 13 : 38 )
Sesungguhnya Al Qur’an benar-benar berada dalam kitab-kitab orang-orang terdahulu ( ASY-SYUARA 26 : 196 )
Dan bila Al Qur’an itu kami turunkan kepada salah seorang dari golongan bukan Arab, lalu dibacakan kepada mereka, niscaya mereka tidak akan percaya
( ASY-SYUARA 26 :198-199 )

Hal ini merupakan bukti kebenaran Al Qur’an serta merupakan bukti bahwa syariat Islam ajaran Muhammad merupakan revisi dan penyempurnaan dari ajaran-ajaran sebelumnya, terutama mengenai akidah-akidah dari moral jahiliyah bangsa Arab dalam kehidupan sehari-hari menjadi perilaku yang lebih bermartabat.  Selanjutnya Syariat Islam ajaran Muhammad pun berkembang ke luar dari wilayah Arab yang kulturnya berbeda.  Di abad baru ini,  tantangan bagi umat Islam adalah peradaban IPTEK … Bagaimana menghadapi pornografi melalui hologram dan kejahatan lain melalui internet… Dengan adanya internet dunia terasa sempit, tidak ada jarak lagi untuk berkomunikasi dan bertatap muka dengan siapapun di benua manapun.  Apa yang tejadi di negara lain, bisa langsung kita akses lewat internet.  Rahasia Arab berkolaborasi dengan Israel, sekarang sudah bocor lewat internet.   Bila saja Teknologi Informasi ini sudah ada sejak jaman dahulu, mungkin kita bisa internetan, bisa facebookkan dengan para nabi dan para Rosul diseluruh dunia. Mungkin kita tidak akan heboh soal agama, karena ternyata para Rosul itu mengajarkan hal yang sama… Di dunia kedokteran ada bayi tabung, ada transplantasi organ,  ada kloning dll… yang harus kita sikapi secara bijak…
Ketika Islam berkembang keluar dari wilayah Arab, muncul masalah dengan peradaban dan budaya setempat.  Rosulullah adalah nabi yang sangat bijaksana, suri tauladan bagi kita semua.  Untuk mengantisipasi masalah urusan dunia, maka Rosulullah pun bersabda : Masalah urusan dunia engkau lebih tahu namun masalah tata cara beribadah ikutilah cara ku.
Islam adalah agama fitrah.  Umat Islam pasti mampu menghadapi tantangan zaman bila bijaksana seperti Rosulullah.  Tidak kaku dan tidak takut disebut bid’ah untuk membuat hukum-hukum sekunder disesuaikan dengan perkembangan zaman.  Penyempurnaan bukan berarti dihilangkan sama sekali, namun ada bagian yang diganti dengan yang lebih baik atau yang sepadan dengan itu. 
Firman Allah : …
Kami ganti dengan yang lebih baik atau yang sepadan dengan itu
( AL BAQARAH 2 : 106 ).
Sesungguhnya agama kamu ini satu agama saja (AL ANBIYA 21:92)
Sesungguhnya agama di sisi Allah adalah Islam-Fitrah ( ALI IMRAN 3 : 19 )
Aku Ridhoi Islam-Fitrah sebagai agama bagimu ( AL MAIDAH 5 : 3 )
Tuhan  kami dan Tuhan-mu adalah satu dan hanya kepada-Nya kami berserah diri
( AL ANKABUT 29 : 46 )

Allah adalah Al Alim Yang Maha Memiliki Ilmu.  Semua Ilmu berasal dari Allah. Semua Agama berasal dari Allah yang diturunkan kepada umat manusia melalui utusannya disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada, termasuk budaya dan peradabannya. Allah memberikan jalan kemudahan melalui keberagamaan bagi kehidupan kita di dunia. Allah mah ngga pernah nyusahin manusia, yang bikin susah adalah manusianya sendiri, dengan aturan yang kaku, karena egonya yang kelewat gede…  
Madu itu manis, kita yakin setelah mencicipinya.  Demikian juga dengan ajaran para sufi, kita yakin setelah mendapatkan pengalaman-pengalaman spiritual.  Belajar sesuatu jangan hanya cangkangnya saja, galilah maknanya.  Itu kata Rumi.
Bila kita diberi sebutir kelapa, kupas sabutnya, belah batoknya, ambil kelapanya, peras santannya diolah sampai keluar minyaknya.  Minyak kelapa bekas pakai kata orang Sunda disebutnya Jalan-tah … Itulah jalan-nya …!!!  Yang telah ditempuh oleh Rosulullah Muhammad dan para sufi melalui dzikir-meditasi.  Itulah yang dilakukan Rosulullah di guha Hiro, pada awalnya sebelum beliau menjadi nabi…
Kata Al Ghazali, pengalaman-pengalaman spiritual itu tidak boleh dibicarakan kepada orang lain yang bukan haq !!!  Karena mungkin bisa menimbulkan salah penafsiran , bisa menimbulkan fitnah.
Firman Allah :
Janganlah sekali-sekali menceritakan halmu kepada seorangpun (AL KAHFI 18 : 19)

Ayat dari surat Al Kahfi ini disebut ayat tengah, karena berada di pertengahan Al Qur’an dan biasanya diberi warna merah.

DZIKRULLAH(1)



Wudu, shalat dan dzikrullah adalah merupakan suatu kesatuan yang tidak bisa dipisah-pisahkan satu sama lain, ketiga-tiganya saling berkaitan. Tak mungkin kita melakukan shalat tanpa bersuci terlebih dahulu, tak mungkin kita mendekatkan diri kepada Allah dalam keadaan kotor lahir bathin. Bila Shalat hanya sekedar shalat, tanpa mencurahkan segenap hati dan pikiran untuk mengingat Allah adalah hampa, tidak akan menghasilkan apa-apa.  Agar bisa khusyuk dan bisa berserah diri dengan segala kerendahan hati kepada Allah, anggaplah bahwa ini adalah shalat kita yang terakhir di dunia.  Essensinya sholat adalah mengingat Allah atau dzikrullah.  Sesungguhnya dzikrullah adalah sholat yang kekal, karena tidak dibatasi oleh ruang dan waktu, dimana saja dan kapan saja.  Mengingat Allah bisa sambil berdiri, sambil berjalan,  sambil duduk dan sambil berbaring.  Jadi tidak ada aturan khusus tentang cara duduk menurut Al Qur’an.  Bila berdzikir sambil duduk, menurut Al Gazali,  duduklah senyaman mungkin sambil mengucapkan asma Allah.  Dengan cara berdzikir setiap saat maka perilaku kitapun menjadi terkendali.  Hati menjadi jernih, tenang dan tentram.  Oleh karena itulah dzikir lebih utama dalam kehidupan.

Ingatlah kepada-Ku niscaya Akupun akan ingat kepadamu, bersyukurlah kepada-Ku dan jangan mengingkari ( AL BAQARAH 2 : 152 )

Apabila kamu telah menyelesaikan ibadah hajimu, maka berdzikirlah ( dengan menyebut ) Allah, sebagaimana kamu menyebut-nyebut nenek moyang kamu atau berdzikirlah lebih banyak dari itu ( AL BAQARAH 2 : 200 )

Apabila kamu telah selesai sholat, ingatlah Allah disaat berdiri, disaat duduk dan ketika berbaring ( AN-NISA 4 : 103 )

Sesungguhnya sholat itu menjauhkan perbuatan keji dan munkar, namun dzikir lebih utama dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan ( AL ANKABUT 29 : 45 )

Hai orang-orang yang beriman berdzikirlah ( menyebut nama Allah ), berdzikirlah sebanyak-banyaknya dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang … Dia akan mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada Cahaya yang terang, dan Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman  ( AL AHZAB 33 : 41-42-43 )

Selesai sholat, maka bertebaranlah kamu dimuka bumi, carilah karunia Allah, berdzikirlah sebanyak-banyaknya agar kamu sukses ( AL JUMU’AH 62 : 10 ).

Dan sebutlah nama Tuhan-mu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai ( AL A’RAF 7 : 205 )

Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram ( AR-RA’D 13 : 28 )

Janganlah kamu seperti orang yang lupa kepada Allah, maka Allahpun akan membuat mereka lupa pada dirinya ( AL HASYR 59 : 19 )

Barang siapa mengenal dirinya, maka dia mengenal akan Tuhannya …
Barang siapa mencari Tuhan keluar dari dirinya, maka dia akan tersesat semakin jauh ( HADITS )

Menurut Rosulullah ketika ditanya oleh Ali bin Abithalib : Ya Rosulullah jalan manakahyang terdekat untuk menuju kepada Allah???   Kemudian Rosulullah menjawab :Tidak lain adalah Dzikir kepada Allah.
Sekarang yang harus kita renungkan dan yang harus kita kaji ulang adalah : Apakah yang dilakukan Muhammad di guha Hiro sebelum beliau diangkat menjadi Nabi, sebelum beliau dinobatkan menjadi Rosulullah ???  Pada saat itu belum ada perintah sholat, belum ada Al Qur’an dan Hadits sebagai pedoman hidup bagi umat Islam, namun beliau sangat berhasil mendekatkan diri dan berkomunikasi dengan Tuhan secara efektif.  Bagaimana caranya agar kita pun bisa dekat dengan Tuhan seperti beliau ???.  Selain dzikrullah Rosulullah pun pernah bersabda bahwamanusia itu dalam keadaan tidur, ketika mati barulah mereka terbangun, kitaharus bisa mati sebelum mati.  jasmaninya dimatikan dan Ruh kita yang harus keluar dari jasmani untuk berkomunikasi dengan Allah.  Karena Ruh berasal dari Dzat Ilahiah.  Ruh berasal dari Cahaya Allah.  Mengenal Tuhan harus melalui Tuhan ( Hadits ).  Berarti Cahaya dengan Cahaya saling berkomunikasi.  Hanya Ruh yang bisa berkomunikasi dengan Allah, bukan jasmaninya, sesuai dengan Firman Allah :

Bukankah Aku Tuhan-mu ??? Semua Ruh menjawab : benar kami bersaksi
(  AL A’RAFF 7 ; 172 ).

Pada saat pertama kali Rosulullah menerima firman Allah, beliau menggigil ketakutan karena mendengar suara-suara yang menakutkan, bumipun terasa berguncang.  Ketika menerima Firman-Firman Allah berikutnya, beliau sudah terbiasa, suara yang terdengarpun bervariasi, suatu ketika berdengung seperti suara lebah, seperti suara lonceng yang berdentang, seperti suara seruling atau suara musik surgawi yang merdu, kemudian Rosulullahpun merasa bahwa Firman itu sudah berada di dalam qolbunya.  Agaknya jenis suara-suara surgawi tersebut sesuai dengan tingkatan-tingkatan perkembangan spiritual beliau.
Setelah Rosulullah dan para sahabat wafat, maka generasi berikutnya banyak para sufi ahli tasawuf yang mengikuti jejak Rosulullah untuk belajar mati sebelum mati melalui proses berdzikirullah.  Diantaranya : Al Hallaj, Al Ghazli dan  Jalaluddin Rumi dan lain-lainnya.   Walaupun dzikir hanya merupakan ibadah yang dianjurkan namun bagi para sufi dzikir itu wajib !!!!  Dzikir merupakan penjabaran, penerapan dan penghayatan dari Rukun Islam yang pertama. 

Seperti halnya sholat, di dalam Al Qur’an tata cara dzikir pun tidak ada rinciannya… Oleh karena itu tata caranya beraneka ragam tergantung guru pembimbing.   Tuhan tidak pernah menyusahkan umatnya, Tuhan pun menciptakan manusia dengan kemampuan yang berbeda.  Oleh karena itu kita bebas memilih metode dzikir yang cocok dan pas menurut hati kita serta sesuai dengan kemampuan kita.
Menurut Al Ghazali bagaimana??? Menurut Al Ghazali tiada jalan lain kecuali melalui jalan yang telah ditempuh para sufi, yaitu orang-orang yang telah mendapat hidayah Allah serta telah mencapai pencerahan sempurna.  Jalan yang dimaksud adalah Tasawuf yaitu jalan untuk mencapai makna hakiki ajaran Islam, demikian menurut Hadi.  Menurut Simuh : Tasawuf adalah ajaran atau kepercayaan tentang Tuhan yang bisa didapatkan melalui tanggapan kejiwaan yang terlepas dari tanggapan akal, pikiran dan panca indera ( transenden ).  Ciri khas tasawuf adalah fana dan kasyaf.  Tanpa fana dan kasyaf itu bukan Tasawuf.  Rahasia Tasawuf berada dalam kandungan Al Qur’an dan Sunah Rosulullah.  Secara garis besarnya, tasawuf adalah tata cara mensucikan jasmani dan ruhani agar bisa menjadi Insan Kamil yang mendapat keridoan Allah melalui proses fana dan kasyaf.
Oleh karena melalui proses fana dan kasyaf maka Tasawuf disebut juga sebagai mistikisme Islam.  Kata mistik berasal dari kata myen dalam bahasa Yunani, ada kaitannya dengan kata misteri yang artinya “menutup mata” atau terlindung di dalam rahasia.  Tersirat di dalamnya ada suasana kekudusan dan kekhusyuan dalam upaya menangkap Rahasia Tuhan melalui disiplin spiritual yang ketat dan sungguh-sungguh, demikian menurut Schimmel.
Menurut AL Ghazali untuk bisa makripat kepada Allah harus melalui tiga tahap :
  1. Bersihkan hati, karena hati merupakan pintu masuk ke alam ghoib.  Pintu hati akan terbuka bila hati bersih.  Pembersih hati adalah dzikrullah sambil mohon ampunan dan Kasih Sayang Allah, tawakal,sabar, ikhlas dan pasrah.
  2. Istirahatkan pikiran, dengan cara berkontemplasi, tidak memikirkan apapun kecuali Allah,  berarti berdzikirullah.
  3. Mencapai fana dan kasyaf, melalui proses iluminasi.  Pada tahap fana ego kita lebur, larut, menyatu dengan alam, terbebas dari ruang dan waktu, terbebas dari pengkotakkan duniawi, baqo dalam Tuhan, akhirnya mencapai kasyaf, terbukanya hijab … 

Adapun tata caranya menurut AL Ghazali adalah sebagai berikut :
Duduklah dengan santai dan nyaman, kemudian sebutlah kata Allah … Allah … terus-menerus disertai hati yang khusuk.  Lambat-laun gerak lisan terhenti namun gemanya masih tetap tertinggal di dalam qolbu.  Hanya sampai disitulah upaya manusia, selanjutnya pasrah, ikhlas dan sabar dengan hati suci dan bening tidak terguncang kenikmatan duniawi insya Allah tabir antara engkau dan Dia akan dibukaNYA sebagaimana telah dibukakan Allah bagi para Nabi dan Wali-NYA.  Cahaya Allah akan datang … musyahadah, berhadap-hadapan antara Ruh dan Cahaya Allah... Betapa Indahnya, betapa bahagianya. Itulah harta yang tidak ternilai.  

…. Iman itu indah ( AL HUJURAT 49 : 7 )
.… Allah-lah seindah-indahnya tempat untuk kembali ( ALI IMRAN 3 : 14 )
.... Kami singkapkan tabir yang menutupi matamu, maka pandangan matamu menjadi tajam ( AL QAAF 50 : 22 )

Mengenai kasyaf, terbukanya tabir adalah semata-mata hak Allah.  Kapan terjadinya, setelah berapa kali mencapai fana, itu bukan kita yang menentukan.   
Pada saat mencapai fana terjadilah suatu kondisi “trance” mistik.  Terjadi ekstase, kenikmatan dimana kesadaran akan dunia materi hilang.  Kondisi seperti itulah yang disebut samadhi.   Ruh kita mulai memasuki alam ghoib.
Menurut Al Ghazali Cahaya Yang Sejati adalah Allah, yang lainnya hanya sekedar mayaz ( kiasan, bayangan ), sekedar pinjaman dari Cahaya-NYA.  Melalui Cahaya Sejati inilah orang-orang Arif “mi’raj”, melakukan pendakian dari mayaz ke puncak hakikat, sehingga mereka melihat dengan musyahadah, penyaksian secara langsung.

Kami tunjukkan kepadanya dua jalan, namun dia tidak mau menempuh jalan yang mendaki lagi sukar.  Tahukah kamu jalan yang mendaki ??? ( AL BALAD 90 : 10-11 )

Sesungguhnya kamu melalui tingkat demi tingkat ( AL INSYIQAAQ 84 : 19 )

Cahaya di atas Cahaya, Tuhan akan membimbing dengan Cahaya-Nya kepada Cahaya-Nya  kepada yang Dia kehendaki ( AN-NUUR 24 : 35 )

Selanjutnya berpulang kepada diri kita masing-masing, apakah ingin naik tingkat atau tidak.  Bila ingin naik tingkat … Ya kita harus mengikuti jejak Rosulullah Muhammad sewaktu di guha Hiro atau mengikuti jejak para Sufi serta mempraktekkan ajarannya.  Bila tidak ingin naik tingkat … Ya tidak ada paksaan dalam ajaran Islam.   

Menurut Al Hallaj  : keadaan fana bagaikan anggur bercampur air murni,  betul-betul lebur dan larut sehingga sulit dipisahkan dan dibedakan mana air dan mana anggur.  Al Hallaj yang terkenal dan dihukum mati karena kata-katanya,  Akulah Al Haq, menulis sebagai berikut :

Aku cinta Dia
Dia yang kucinta adalah Aku
Kami dua jiwa dalam satu tubuh
Bila kau memandangku, kau memandang-Nya
Bila kau memandang-Nya, kau memandang kami berdua
Ruh-Mu bercampur di dalam Ruhku
Seperti anggur bercampur air murni
Bila sesuatu menyentuh-Mu, ia menyentuhku pula
Demikianlah didalam setiap perkara
Kau adalah Aku

Di dalam kemuliaan,
Tiada Aku atau Engkau atau kita
Aku, Kita, Engkau dan Dia,
Semuanya luruh menyatu


Menurut Jalaluddin Rumi : Bila makrifat kepada Dzat ingin kau dapat, lepas aksara, galilah makna.  Bila kau bijak ambilah mutiara dari cangkangnya.  Katupkan bibirmu, tutup matamu dan sumbat telingamu.  Tertawakan aku manakala engkau tidak melihat rahasia Yang Maha Benar.Rumi, adalah Sufi Besar dari Parsia yang hidup pada abad ke 6-7 Hijriyah.  Tulisannya yang terkenal terangkum dalam MATSNAWI dan FIHI MA FIHI.   Beliau juga menulis sebagai berikut :

Salib dan orang-orang Kristen, dari ujung ke ujung kuperiksa ;
Dia tidak ada di salib
Aku pergi ke rumah berhala, ke pagoda tua ;
tidak ada tanda apapun disana
Aku pergi ke bukit Herat dan Kandahar, kupandang :
Dia tidak ada di bukit maupun dilembahnya
Dengan niat kuat ku beranikan diri ke puncak gunung Qaf;
Ditempat itu hanya ada tempat tinggal burung “Anqa”
Akupun mengubah pencarianku ke Ka’bah ;
Dia tidak berada di tempat kaum tua dan muda.
Aku bertanya kepada Ibnu Sina tentang-NYA ;
Dia ternyata diluar jangkauannya.
Ku beranikan diri menuju ke “jarak dua busur”;
Dia pun tidak ada di ruang agung itu.
Aku menatap hatiku sendiri ;
disana kulihat Dia …
Dia tidak berada di tempat lain …

Secara tidak langsung sesungguhnya Rumi mengajak kita untuk bertafakur, mengajak kita untuk bermeditasi, untuk berdzikrullah.  Rumi mengajak kita untuk menyelam lebih dalam lagi sampaike dasar samudera makrifat, untuk mencari mutiaranya, mencari Dia Yang Sejati.  Dia yang berdiri dengan sendirinya tanpa penolong.  Tidak ada apa-apa disamping-NYA.  Tidak ada suara , tidak ada nada, tidak ada aksara.  Tidak ada kitab apapun disana.  Zabur, Taurat, Injil, Qur’an dan Hadits tidak ada disana.  Dia adalah Perbendaharaan yang tersembunyi.  Dia berada dalam kekosongan, kehampaan, kasunyatan, keheningan.  Oleh karena itu tutup semua aksara, tutup semua kitab, tutup semua panca indera, karena jasmani juga adalah ayat-ayat Allah.  Hening, jangan memikirkan apapun, jangan dipaksakan, biarkan bagaikan air yang mengalir dengan sendirinya. 
Dalam keheningan rasakan kehadiran-NYA, rasakan keberadaan-NYA dengan Nurani Yang bening… Dalam keheningan … dengarkan melalui telinga bathin… dengan penuh kelembutan Dia menyapa hambanya… dan Dia menampakkan Cahaya-NYA … melalui mata bashiroh … Ohh… betapa kecil dan betapa kerdilnya diri ini …Hambapun tersungkur ... menangis … terharu … tersedu-sedu …  air mata rindu … lepas bebas  … ada rasa lega … ada rasa damai di dalam dada …
Ohh …Betapa indahnya … ternyata iman itu indah… ( AL HUJURAT 49 : 7 )
Itu semua sebagai tanda bangkitnya inner power kita, setelah Tuhan berkenan datang kemudian  menyapa hambanya dengan lembut ….
Wahai hamba-hambaku yang telah melampaui batas terhadap diri sendiri, janganlah kamu berputus asa atas Rahmat Allah yang akan mengampuni semua dosa, sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang
( AZ-ZUMAR 39 : 53 )
Wahai jiwa yang tenang datanglah kepada Tuhan-mu dengan rasa suka cita dan diridhoi-NYA, masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-KU dan masuklah ke dalam surga-KU ( AL FAJR 89 : 27 - 30 )

Sesungguhnya orang-orang yang beriman, apabila disebut nama Allah akan bergetar hatinya … ( AL ANFAL 8 : 2 )
Mereka menyungkur, bersujud dan menangis ( MARYAM 19 : 58 )
Merinding kulit orang-orang yang takut kepada Tuhan-nya ( AZ-ZUMAR 39 : 23 )

Rumi mengisyaratkan agar kita tidak terpaku kepada aksara., tapi galilah maknanya.  Kitab apapun ibarat perahu yang membawa kita ke tengah Samudera Ahadiyah, Samudera Ketuhanan, bila kita ingin mendapatkan mutiaranya, maka mau tidak mau kita harus menyelam, tidak sekedar duduk diatas perahu.  Kita harus menyelam kedasar qolbu… memasuki Rumah-NYA, mencari Dia Yang Sejati.  Dia berada dalam hati orang yang beriman ( Hadits ). Qolbu mukmin baitullah. 
Pada bagian lain Rumi menulis sebagai berikut :

Jauh di dalam qolbu ada Cahaya Surga
marak menerangi paras lautan tanpa suara yang tiada batas
Oh, bahagialah mereka yang menemukannya dalam tawakal,
Rupa segala yang dipuja setiap insan …dst

Sia-sialah kita mencari dengan nafsu tak terjinakan
Untuk sampai pada visi Satu Jiwa Abadi
Cinta, hanya cinta yang dapat membunuh apa
Yang tampaknya telah mati, ular nafsu yang telah membeku
Hanya cinta, lewat air mata doa dan nyala rindu
Terungkaplah pengetahuan yang tak pernah dapat di sekolah

Pada bagian akhir dari puisi ini Rumi menulis :
Ketika kebenaran bersinar, tiada kata dan cerita yang dapat terucap
Kini dengarkanlah suara didalam hatimu …
Selamat berpisah …

Rumi dalam perjalanan spiritualnya telah mencapai pencerahan. Terungkapnya pengetahuan, terbukanya hijab, itu melalui cinta dan do’a, bukan melalui nafsu.   Rumi telah melihat Cahaya-NYA dan juga telah mendengar Shabdanya .. kemudian Ruhnya lepas landas, ruhnya berpisah dari jasad,”mi’raj”… Rumi sudah bisa mati sebelum mati.  Rumi memberikan ucapan selamat berpisah bagi mereka yang berhasil memisahkan ruh dari jasadnya melalui Meditasi Cahaya dan Shabda.  Meditasi untuk melihat Cahaya dan mendengarkan Shabda Tuhan di dalam qolbu.  Di dalam Qolbu ada Aku sebagai Sumber Shabda, sebagai Sumber Firman..  Komunikasi hanya bisa melalui Qolbu, Karena di dalam qolbu ada Sir, di dalam Sir ada Aku.   Qolbu adalah tempat yang terpelihara, bagi Kitab Mulia Tanpa Tulis yang tidak tersentuh kecuali oleh mereka yang disucikan.
( Perhatikan Surat AL WAQI’AH 56 : 77 – 78 ).

Sesungguhnya telah datang kepadamu dari Allah Cahaya dan Kitab yang terang
( AL MAIDAH 5 : 15 ).

Dialah Jibril yang menurunkan Al Qur’an ke dalam hatimu dengan seizin Allah
( AL BAQARAH 2 : 97 ).
( Al Qur’an ) adalah ayat-ayat yang nyata di dalam hati orang-orang yang diberi ilmu dan hanyalah orang-orang durjana yang mengingkari ayat-ayat kami
( AL ANKABUT 29 : 49 ).

Mari kita perhatikan Surat YASIN ayat 82 : Bila Tuhan menghendaki maka Dia bershabda : Kun ( jadilah )… Fayakun ( maka jadi ) …  Berarti semua kejadian, seluruh keberadaan alam semesta ini diawali dengan Shabda : Kun … Jadilah …
Mari kita bandingkan dengan yang tertulis di dalam Al KITAB :
Pada mulanya adalah Shabda, Shabda adalah Tuhan, kemudian Shabda bersama Tuhan.  Bisa kita ibaratkan : Awalnya adalah pohon, biji berasal dari pohon, kemudian pohon berada dalam biji.  Didalam biji ada benih, di dalam benih ada potensi dan ada energi-Nur untuk tumbuh menjadi pohon, karena di dalamnya ada essensi Ilahi, di dalamnya ada Shabda : Kun Jadilah … Maka Jadi.

ZIKIR PEMBUKA DAN PEMBERSIH


Sabda Rasulullah : Segala sesuatu ada pembersihnya, pembersih qolbu adalah dzikir.
Bila kita ini hanya terdiri dari satu sel maka yang disebut hatinya sel adalah inti selnya, bila kita hanya terdiri dari satu atom maka yang disebut hatinya atom adalah inti atomnya.   Berarti dzikir dalam arti kata yang luas adalah merupakan sarana untuk membersihkan seluruh tubuh kita dari semua energi negative.
Dzikir Pembuka dan Pembersih juga merupakan salah satu cara untuk mengembangkan otak tengah dan otak kanan sebagai pusat kecerdasan emosi, imajinasi, kreasi, seni dan kecerdasan spiritual. 
Tidak ada tatacara khusus untuk membuka dan membersihkan qolbu.   Hanya sekedar niat dan do’a.  Do’anya bebas, do’a apa saja yang sesuai dengan suasana hati kita. Tanpa do’a pun tak masalah, Allah tidak akan marah.  
Duduk santai di atas kursi atau di lantai dengan alas yang empuk, pejamkan mata, ujung lidah menyentuh langit-langit.   Santai .. senyum .. pasrah …
Tarik napas perlahan-lahan tanpa terlihat ada gerakan nafas … kemudian keluarkan napas perlahan-lahan dari kedua lubang hidung.   Ulangi lagi dua sampai tiga kali tarikan napas.
Agar pikiran kita tidak mengembara kemana-mana, bayangkan lafad Allah atau bayangkan kita sedang duduk bersimpuh di depan Ka’bah, …atau bayangkan titik jauh di cakrawala, titik di kening diantara kedua alis, atau  wajah ibu kita atau wajah kita sendiri …
Sesuai hadits : Allah menciptakan Adam sebagaimana wajah-Nya.

Baca do’a kunci 1 kali dilanjutkan dengan niat :
Yaa Allah … Yaa Robbi di Kaki-Mu hamba bersimpuh …
Hamba niat membuka dan membersihkan hati hamba karena Allah

Bayangkan hati kita mulai terbuka bagaikan bunga mawar putih atau bunga teratai putih yang sedang mekar berkembang …
DO’A :
         Yaa Allah … Yaa Robbi… Engkaulah tujuan hamba, kumohon Rido-MU kumohon Cintamu serta hamba berharap perjumpaan dengan-MU

         Yaa Allah … Yaa Robbi bukakanlah pintu hati hamba seluas – luasnya. Terangilah hati hamba dengan Cahaya Hidayah dan Iman sebagaimana Engkau menerangi bumi dengan cahaya matahari

         Yaa Allah Yaa Robbi … terangilah hati hamba dengan Cahaya Hidayah-MU, Cahaya Rahmat_MU dan Cahaya Kasih Sayang-MU agar semua kemarahan-kebencian-dendam-kesombongan-kedengkian-kerakusan-keserakahan-ujub-ria dan takabur dibersihkan dari hati hamba, diganti dengan Cahaya Hidayah-MU, Cahaya Rahmat-MU dan Cahaya Kasih Sayang-MU.

         Yaa Allah … Yaa Robbi … Engkaulah Yang Maha Pengampun, Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Maha Suci Engkau, sesungguhnya hamba orang yang zholim, hamba telah menganiaya diri hamba sendiri.  Ampunilah segala dosa-dosa hamba baik yang hamba sadari maupun yang tidak hamba disadari, sesungguhnya tiada yang dapat mengampuni dosa-dosa hamba kecuali Engkau Yaa Allah …

         Yaa Allah … Yaa Robbi … Terangilah hati hamba dengan Cahaya Hidayah dan Iman agar hamba dapat membedakan yang haq dan yang bathil, yang benar dan yang salah… berilah hamba kekuatan dari sisi-MU yang bisa menolong untuk melaksanakan yang haq dan menghindarkan yang bathil agar hamba tetap berada di Jalan-MU .. Yaa Allah …

         Yaa Allah … Yaa Robbi … Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun, Maha Pengasih lagi Maha Penyayang … Berilah hamba kekuatan dari sisi-MU untuk bisa memaafkan mereka yang menzholimi hamba baik di lingkungan keluarga hamba, di tempat hamba bekerja serta dimanapun hamba berada.  Ampunilah mereka karena sesungguhnya mereka tidak mengetahuinya.  Bukakanlah pintu hati mereka seluas-luasnya agar mereka pun bisa menerima pancaran Cahaya Hidayah-MU, Cahaya Rahmat-MU serta Cahaya Kasih Sayang-MU …

Tarik napas perlahan-lahan sambil membayangkan Cahaya Ilahi yang sangat terang benderang turun dari langit, menembus ubun-ubun, memenuhi rongga kepala, turun ke leher, turun ke tengah dada, memenuhi rongga dada, memasuki hati kita yang sudah terbuka dan telah siap menerima Pancaran Cahaya Ilahi.

Keluarkan napas perlahan-lahan sambil membayangkan Cahaya Ilahi dari tengah rongga dada memancar keluar, kesegala arah, mengeluarkan semua energi negatif,  semua dosa syirik yang tersembunyi dari hati kita…
Lakukan minimal 3 - 7 kali pernapasan, sebaiknya 21 kali pernapasan.

Selanjutnya kita mohon kepada Allah agar hati setiap sel di seluruh tubuh kita juga terbuka … Bayangkan hati setiap sel bagaikan bunga melati yang mulai mekar berkembang dan siap menerima Pancaran Cahaya Ilahi.

         Yaa Allah … Yaa Robbi … Bukakanlah pintu hati setiap sel di seluruh tubuh hamba, agar setiap sel di seluruh tubuh hamba bisa menerima Cahaya Rahmat-MU serta Cahaya Kasih Sayang-MU.  Ganti dan bersihkanlah setiap sel diseluruh tubuh hamba dari semua energi negatif serta dari semua jenis penyakit, diganti dengan Cahaya Rahmat-MU dan Cahaya Kasih Sayang-MU.

         Yaa Allah … Yaa Robbi … Biarkanlah Cahaya Hidayah-MU, Cahaya Rahmat-MU serta Cahaya Kasih Sayang-MU bersinar semakin terang … semakin terang dan semakin kuat di dalam hati hamba dan di dalam setiap sel di seluruh tubuh hamba sehingga hati hamba serta setiap sel di seluruh tubuh hamba lebur … larut … tenggelam dalam pelukan Cahaya Kasih Sayang-MU..
         Yaa Allah … Yaa Robbi …Maha Suci Engkau, berkati dan abadikanlah cahaya hamba,agar hati hamba dan hati seluruh sel hamba senantiasa terhubung kepada-MU setiap saat dan untuk selama-lamanya … Ampunilah hamba-MU ini Yaa Allah,  sesungguhnya Engkau Maha Pengampun, Maha Pengasih lagi Maha Penyayang serta Maha Kuasa atas segalanya …

Tarik napas perlahan-lahan, bayangkan Cahaya Ilahi turun dari langit, menembus ubun-ubun, memenuhi rongga kepala, turun ke leher, turun ke tengah dada, memasuki setiap sel di seluruh tubuh, ke lengan kanan dan kiri, ke bagian bawah, ke kaki kanan dan kiri, kemudian masuk kembali ke tengah dada.

Keluarkan napas perlahan-lahan sambil membayangkan Cahaya Ilahi dari tengah rongga dada memancar ke luar, ke segala arah, mengeluarkan semua energi negatif, mengeluarkan semua penyakit dari seluruh tubuh kita . Seluruh tubuh kita diselimuti cahaya
Lakukan minimal 3 - 7 kali pernapasan, sebaiknya 21 kali pernapasan.
Bila telah merasa cukup berlatih, sebagai penutup baca :
1.  Surat At Tahrim 66 : 8  sebanyak 1 kali, mulai dari Robbana … dst 
2.  Al Fatihah 1 kali …  
3.  Shodaqollahul adhim … SELESAI

Surat At Tahrim 66 : 8
Robbana atmim lana nurona wagfir lana innaka ala quli syai’in qodir
Ya Allah abadikanlah cahaya kami, ampunilah kami Engkaulah Yang Maha Kuasa atas segalanya

Sebaiknya latihan dzikir pembuka - pembersih qolbi dan sel ini,  masing-masing  dikerjakan 21 kali pernapasan setiap malam atau kapan saja dan dimana saja, minimalnya selama 7 malam berturut-turut, lebih baik lagi bila kita bisa berlatih 41 malam berturut-turut tanpa terputus.   Latihan dzikir pembuka dan pembersih tentu saja bisa dilanjutkan dengan dzikir untuk menghimpun Daya Ketuhanan dan dzikir untuk pelepasan ruh.   Untuk berlatih dzikir pembuka dan pembersih serta dzikir untuk menghimpun Daya Ketuhanan bisa dilakukan bersama-sama, namun untuk berlatih dzikir pelepasan ruh harus dikamar khusus tersendiri.
Bukan suatu hal yang mustahil bila kita berlatih dzikir untuk menghimpun Daya Ketuhanan di kamar khusus tersendiri pun atas izin Allah bisa mencapai OOBE atau bisa melihat jati diri kita.   Itu semua Haq Allah bagi siapa yang Dia kehendaki….
Oleh karena itu, untuk mencapai hasil yang maksimal, untuk mencapai pencerahan spiritual, memang sudah seharusnya kita mempunyai kamar khusus tersendiri untuk berlatih dzikir … 

iklan

iklan