Sunday, October 13, 2013
Friday, October 11, 2013
Cara Memasang Stabilizer / Stabilisator Tegangan
Sebelum membahas cara memasang stabilizer / stabilisator tegangan ( ada juga yang menyebutnya AVR (Automatic Voltage Regulator)) ada baiknya kita sedikit tahu mengapa kita butuh stabilizer. Ada kalanya tegangan listrik dirumah kita turun-naik sehingga dapat mengakibatkan peralatan listrik yang sensitif terhadap perubahan tegangan menjadi rusak (contoh: computer dsb.). Banyak faktor yang membuat tegangan listrik menjadi turun-naik. Jika rumah anda merupakan salah satu pelanggan dari perusahaan listrik negara, keadaan tegangan turun-naik biasanya terjadi menjelang petang sampai kurang lebih jam 10 malam dimana terjadi beban puncak yang berakibat tegangan menjadi turun-naik. Faktor lain adalah jarak rumah pelanggan ke trafo distribusi juga sedikit banyak mempengaruhi perubahan tegangan.
Satu hal yang tidak boleh dilupakan dalam pemilihan stabilizer/stabilisator tegangan adalah memilih kapasitas dari stabilizer/stabilisator. Ada baiknya pemilihan kapasitas disesuaikan dengan daya listrik yang terpasang pada rumah anda atau bisa lebih besar sedikit terhadap daya listrik yang terpasang. Sebagai contoh, stabilizer/stabilisator dengan kapasitas 900 VA atau 1300 VA dapat digunakan untuk pelanggan listrik dengan daya terpasang 900 Watt.
Pada peralatan rumah tangga kita banyak yang mempunyai toleransi terhadap perubahan tegangan, tetapi tidak sedikit pula peralatan yang sensitif terhadap perubahan tegangan tersebut. Hal ini tentu saja sedikit merepotkan. Sebagai pelanggan listrik, salah satu cara memperbaiki perubahan tegangan tersebut adalah dengan menggunakan stabilizer / stabilisator tegangan ke alat yang akan digunakan, seperti terlihat pada gambar dibawah ini.
Gambar Pemasangan Stabilizer/Stabilsator ke Peralatan Listrik
Lalu bagaimana jika terdapat banyak peralatan kita yang sensitif terhadap perubahan tegangan? Apakah akan dipasang stabilizer/stabilisator pada masing - masing peralatan tersebut? Jawabannya bisa iya dan juga bisa tidak. Jika anda mau memasangkan setiap stabilizer/stabilisator ke masing masing peralatan tersebut juga tidak menjadi masalah. Akan tetapi hal tersebut tentu saja kurang efektif karena anda akan membutuhkan banyak stabilizer/stabilisator yang tentu saja membutuhkan banyak biaya. Lalu bagaimana cara memasang 1 buah stabilizer/stabilisator untuk digunakan pada banyak peralatan? Jawabannya tentu saja dengan membuat/menambahkan sedikit komponen instalasi listrik pada rumah / bangunan kita. Penjelasan mengenai membuat/menambahkan komponen intalasi listrik terlihat seperti gambar dibawah ini.
Gambar Pemasangan stabilizer/Stabilsator ke Instalasi Listrik
Kabel steker bawaan (kabel lentur dan serabut) dari pabrik stabilizer/stabilisator telah dibuat sedemikian rupa agar tahan terhadap kapasitas penggunaan, tetapi tidak ada salahnya anda memodifikasi/menggantinya dengan kabel NYM 3x2,5 mm. Demikian juga dengan kabel keluar dari stabilizer ke instalasi listrik rumah, sebaiknya digunakan kabel NYM 3x2,5 mm. Gunakan pula Steker yang baik (steker untuk 3 kabel lho...) dan pastikan pemasangan kabel ke steker terpasang erat.Satu hal yang tidak boleh dilupakan dalam pemilihan stabilizer/stabilisator tegangan adalah memilih kapasitas dari stabilizer/stabilisator. Ada baiknya pemilihan kapasitas disesuaikan dengan daya listrik yang terpasang pada rumah anda atau bisa lebih besar sedikit terhadap daya listrik yang terpasang. Sebagai contoh, stabilizer/stabilisator dengan kapasitas 900 VA atau 1300 VA dapat digunakan untuk pelanggan listrik dengan daya terpasang 900 Watt.
Memasang Instalasi Listrik Rumah Bertingkat
Tips ini sedikit berbagi ide memasang instalasi listrik rumah bertingkat. Hal tersebut dikarenakan banyak sekali instalasi listrik rumah bertingkat yang sangat susah dalam memperbaikinya. Banyak sekali ditemui titik percabangan instalasi maupun pipa instalasinya ditanam langsung dalam beton. Alasannya supaya tidak terganggu dari hal-hal yang dapat merusak instalasi tersebut. Hal tersebut tentu saja ada benarnya, akan tetapi perlu diingat bahwa lantai beton tempat menaruh saluran instalasi akan sedikit banyak mempengaruhi kekuatan betonnya. Hal tersebut dikarenakan adanya rongga didalamnya yang berasal dari pipa instalasi yang ditanam dan rata2 pipa yang ditanam berupa peralon PVC atau bahasa "katroknya" peralon plastik. Gak percaya... tanya tuh sama orang sipil... Itu alasan pertamanya. Alasan yang kedua adalah karena akan susah dalam memperbaiki maupun jika akan dilakukan penggantian kabel instalasi. Mengapa demikian..?
Satu hal lagi, jika anda merasa risi/kurang cocok dengan penutup asli dari kotak sambung (emang jelek kok tutupnya.. apalagi untuk kotak sambung yang bulat... garing bangettt...), anda bisa mengatur penanaman kotak sambung sedikit lebih dalam dan membuat tutup modifikasi (seperti terlihat pada gambar kotak sambung ke lampu diatas) yang terbuat dari kayu atau bahan lainya sebagai penutup kotak sambung tersebut sehingga nantinya jika tembok dirapikan akan terlihat rata. Jangan lupa diberi tanda kecil pada daerah tempat tutup kotak sambung tersebut sehingga jika suatu saat akan memperbaiki tidak kebingungan mencarinya. Semoga artikel ini bermanfaat bagi anda yang membacanya dan terima kasih telah berkunjung kesini.. Akhir kata... molor lagi aahhh.....
- Yang pertama adalah jika suatu hal dalam menanam pipa instalasi terjadi kebocoran pada pipa (ketika berlangsungnya proses pengecoran) maka akan mengakibatkan campuran beton masuk kedalamnya sehingga pada akhirnya pipa instalasi tersebut menjadi buntu alias tersumbat...
- Yang kedua adalah jika sampai titik percabangan juga ditanam pada beton. Coba bayangin sendiri... gimana coba cara nyambung kabelnya...
Diluar itu semua, paling sering dijumpai adalah yang empunya rumah menggunakan kabel jenis NYM ataupun karena saking kayanya tu orang, instalasi rumahnya menggunakan kabel jenis NYY dan menganggap penanaman didalam beton tidak perlu menggunakan pipa instalasi. Wah yang ini... ni... paling kereeen... klo ada apa2 ama instalasinya gimanaaa cobaaa..?!?!. boro-boro nyusupin kabel buat diganti yang baru... nglepasin kabelnya aja dah gak bisa mikir lagi.... ditarik 10 orang aza tu kabel bakalan nyengir doang... ujung-ujungnya ganti total instalasi yang ada dalam beton tersebut.... mendingan ditinggal mancing dilaut bro.....he..heee....
Ok.. kita lanjutkan. Berikut ide tips pada pemasangan instalasi rumah bertingkat :- Sebaiknya instalasi terbagi menjadi group instalasi yang berbeda untuk tiap lantai.
- Jalur pembagian group dari kotak pengaman untuk lantai atas(lantai 2,3,dst.) dapat diletakkan disisi luar tembok rumah ataupun didalam tembok itu sendiri. Jika diletakkan disisi luar tembok rumah, pastikan jalur tersebut terlindungi dengan baik. Anda bisa menggunakan pipa peralon atau bahan lainnya yang tahan terhadap perubahan cuaca dan yang terpenting harus kedap air. Gambar ilustrasinya baik di luar maupun didalam tembok terlihat seperti gambar dibawah ini.
- Usahakan pipa instalasi tidak tertanam didalam beton apalagi titik sambungnya. Jikapun ada sebaiknya hanya pipa instalasi untuk saluran menuju lampu penerangan, itupun juga jangan dicabangkan didalam beton jika lampu penerangan tersebut dipasang paralel dengan lampu lainnya. Kita ambil contoh denah sederhana dibawah ini.
maka ilustrasi gambar realisasi pemasangan yang tampak dari depan akan terlihat seperti gambar dibawah ini.
dan jika dilihat dari samping maka kotak sambung 1 atau kotak sambung 2 yang menuju lampu akan terlihat seperti gambar dibawah ini.
Perlu di ingat, pastikan pipa instalasi yang akan ditanam dalam beton harus benar-benar tertutup rapat alias tidak ada kebocoran, terutama pada daerah sambungan pipa. Gunakan isolasi pada sambungan pipa untuk lebih melindungi dari kebocoran.
Subscribe to:
Comments (Atom)
