Menu Bar

Kata Mutiara

"Keberhasilan merupakan tetesan dari jeri-payah perjuangan, luka, pengorbanan dan hal-hal yang mengejutkan. Kegagalan merupakan tetesan dari kemalasan, kebekuan, kelemahan, kehinaan dan kerendahan"

ANIMASI TULISAN BERJALAN

Friday, October 11, 2013

Rumus Praktis Teori Perhitungan Instalasi Listrik



v  Rumus untuk mencari tegangan jaringan :  

line = V phase x √3
Keterangan :
V line : tegangan jaringan.
V phase : tenganan antara perminal fase dengan netral.

Pertanyaan :
Diketahui suatu bangunan dengan tegangan jaringan sebesar 380 volt. Berapakah teganan phasenya?
Jawab :
                     V phase= Vline/√3

Sehingga diperolah teganan phase sebesar 219,39 volt. Pembulatan 220 volt.

v  Rumus untuk mencari daya nyata :  P =V x I x cosφ
Keterangan :
P : daya nyata satuannya Watt.
V : tegangan.
I : arus.
cos phi : perbedaan sudut antara teganan dan arus.

Pertanyaan :
Suatu rumah memiliki kapasitas daya nyata sebesar 2000 watt. Jika tegangan yang digunakan adalah 220 volt, dan cos phi sebesar 0,6, tentukan besarnya arus listrik yang mengalir pada rumah tersebut.
Jawab :
I= P/(V cosφ )
Sehingga diperoleh arus sebesar 15,15 ampere.

v  Rumus untuk mencari daya semu :  S = V * I
Keterangan :
S : daya semu satuannya VA.
V : tegangan.
I : arus.

Pertanyaan :
Sebuah kapasitas daya semu yang terpasang pada sebuah rumah adalah sebesar 900 VA.  Jika tegangan yang digunakan adalah 220 volt, tentukan besarnya arus listrik yang mengalir pada rumah tersebut.
Jawab :
               I = S/V
Sehingga diperoleh arus sebesar 4,1 ampere.

v  Rumus untuk mencari daya reaktif :  Q = V * I sin phi
Keterangan :

Q : daya reaktif satuannya VAr.
V : tegangan.
I : arus
sin phi : sudut antara teganan dan arus.

Pertanyaan :
Suatu rumah memiliki kapasitas daya nyata sebesar 2000 watt. Jika tegangan yang digunakan adalah 220 volt, dan cos phi sebesar 0,6, tentukan besarnya daya reaktifnya?
Jawab :
phi = cos-1 * 0,6
    = 53,13
Q = V * I sin phi
Sehingga diperoleh daya reaktif sebesar 2666,4 VAr.

v  Rumus untuk mencari nilai kapasitor :

Q=P (tan2 - tan 1)

C=Q/(2 x π x V^2 )

Jika rumus diatas diterapkan pada system tegangan 220 dan frekwensi 50 Hz (umum dipakai di Indonesia), maka menjadi :
 C=Q/48400
 Keterangan :
Q : daya reaktif.
P : daya aktif.
Tan 2 : nilai tangen dari cos phi yang diharapkan.
Tan 1 : nilai tengen dari cos pi semula.
phi : 3,14
V : tegangan
C : nilai kapasitor dalam farad.

v  Rumus untuk mencari besarnya pembatas     A=Va/V

Keterangan :
A : besarnya pembatas (Ampere).
Va : besarnya daya Semu (VA)
V : besarnya tegangan (volt).

Pertanyaan :
Sebuah kapasitas daya semu yang terpasang pada sebuah rumah adalah sebesar 900 VA.  Jika tegangan yang digunakan adalah 220 volt, tentukan besarnya arus listrik yang mengalir pada rumah tersebut.
Jawab :
            A=Va/V
Sehingga diperoleh arus sebesar 4,1 ampere.

v  Untuk menghitung besarnya Kemampuan Hantar Arus (KHA) suatu kabel dengan beban motor :
KHA (Kemampuan Hantar Arus)
Arus nominal 1 fase : In = P / (V x I x Cos φ)
Arus nominal 3 fase : In = P / (√3 x V x I x Cos φ )
Sedangkan rumus untuk mencari KHA adalah 125% arus nominal.
Keterangan :
I = Arus peralatan (Ampere)
P = Daya masukan peralatan (Watt)
V = Tegangan (Volt)
Cos φ = Faktor daya

KHA= 125% x I nominal

Keterangan :
KHA : besarnya kemampuan hantar arus suatu kabel.
I nominal : arus yang mengalir pada kabel : I = P/(Vcos pi)

Pertanyaan :
suatu instalasi listrik industri memiliki kapasitas motor sebsesar 450 watt, cos pi sebesar 0,8. Sedangkan tegangannya memakai system 220 volt. Tentukan besarnya KHA untuk menentukan kabel yang dipakai?
Jawab :
I= P/(V cospi )

Dari persamaan diatas maka diperoleh I sebesar 2,56 ampere.
Sehingga, besarnya KHA adalah : 2,56 x 125% = 3,2 ampere. Sehingga kabel yang harus digunakan adalah yang dapat menghantarkan arus sebesar 3,2 tanpa ada gangguan dari internal kabel tersebut.

v  Toleransi rugi tegangan pada instalasi listrik penerangan dan tenaga :
Untuk rugi tegangan pada instalasi listrik penerangan maksimal adalah sebesar 2% dari tegangan kerja. Sedangkan untuk rugi tegangan pada instalasi listrik tenaga adalah sebesar 5% dari tegangan kerja.

v  Rumus untuk menghitung tahanan isolasi :

Tahanan isolasi = 1000 x tegangan kerja.

Pertanyaan :
Tentukanlah tahanan isolasi kabel motor minimal yang dibutuhkan jika diketahui tegangan kerja suatu motor adalah sebesar 660 volt.
Jawab :
Tahanan isolasi = 1000x 660 = 660 kilo ohm.

v  Rumus untuk menghitung luas penampang kabel :
Rugi tegangan dalam % :
 q =  ( L   x   U   x   200)/(E x E x λ x U x λ)               
                                  atau             
  q =  (L x I x 200)/(E x p x λ)

v  Rugi tegangan dalam volt :
          q =  (L   x   U   x   2)/( E x ∆v x λ  )     
                                            atau   
          q = ( L x I x 2)/(∆v x λ)
Keterangan :
P : beban dalam watt
f : tegangan antar 2 saluran (fase-netral)
q : penampang saluran (mm2)
∆v : rugi tegangan dalam (volt)
∆U : rugi tegangan dalam %
L : panjang rute saluran (bukan panjang kawat)
λ : daya hantar jenis tembaga = 56, besi = 7, aluminium = 32,7
I : arus beban

v  Rumus menghitung tahanan pada tanau yang digunakan untuk system pentanahan penyalur petir  :
      R= 1/(R1+R2+R3+Rn)
Keterangan :
R : besarnya tahanan sebaran dari elektroda dalam PUIL tidak boleh lebih dari 5 ohm.
R1-Rn : tahanan masing-masing elektroda.

Pertanyaan :
Sebuah bangunan berbentuk persegi akan dipasang sebuah penyalur petir. Jika diketahui akan dipasang 4 elektrode dengan besar hambatan electrode berurutan sebesar 10, 20, 30, dan 40 ohm. Tentukanlah tahanan sebarannya !
Jawab :
Dari rumus perhitungan tahanan sebaran diatas maka diperoleh nilai tahanan sebaran electrode adalah sebesar 0,01 ohm.

v  Untuk menghitung besarnya Kemampuan Hantar Arus (KHA) pada suatu percabangan suatu kabel dengan beban motor :

         KHA = KHA terbesar + I nominal motor yang lain.

Pertanyaan :
suatu instalasi listrik industri memiliki sebuah cabang dengan 3 buah beban motor. Motor 1 memiliki arus nominal sebesar 42A, motor 2 sebesar 54A, dan motor 3 sebesar 68 A. Tentukan besarnya KHA pada percabganan tersebut?
Jawab :
KHA terbesar =125% x Inominal terbesar
Dari persamaan diatas maka diperoleh KHA terbesar sebesar 85 ampere. Sehingga, KHA pada sirkit cabang adalah : 85A + 42A + 54A = 181 A.

v  Rumus perhitungan gawai proteksi sirkit akhir :
Sirkit A = 250% x I nominal motor.
Sirkit B = 200% x I nominal motor.
Sirkit C = 125% x I nominal motor.
            Keterangan :
            Sirkit A : beban motor jenis rotor sangkar.
            Sirkit B : beban motor jenis motor sinkron dengan auto trafo.
            Sirkit C : beban motor jenis motor rotor cincin.
Pertanyaan :
Tentukan gawai proteksi akhir dari 3 buah motor dengan spesifikasi motor 1 rotor sangkar memiliki Inominal sebesar  42 A, motor 2 motor sinkron dengan auto trafo memiliki I nominal sebesar 54 A, dan motor 3 rotor cincin memiliki I nominal 68 A.
            Jawab :
            Sirkit 1 = 250% x 42 = 105 A.
            Sirkit 2 = 200% x 54 A = 108A.
            Sirkit 3 = 150% x 68 A = 102 A.

v  Rumus menghitung gawai proteksi pada cabang :

Gawai Proteksi cabang = gawai proteksi sirkit motor terbesar + jumlah arus nominal motor yang lainnya.

Pertanyaan :
 Tentukanlah besarnya gawai proteksi pada cabang dengan megnacu pada soal rumus perhitungan gawai proteksi sirkit akhir.

Jawab :
Gawai Proteksi cabang = 108+42+68 = 218 A.


v  Rumus menghitung arus start pada motor :
o   Untuk sambungan bintang :

Istart= (Vl/√3)/Zfase

o   Untuk sambungan segitiga :

Istart= (Vfase√3)/Zfase

Keterangan :
Vl : tegangan jaringan.
V fasa : tegangan phasa-nol.

v  Rumus perhitungan arus hubung singkat :

      Isc=Uo/(√((Rt x Rt)+ (Xt x)  Xt) √(3 x))

Pada perhitungan ini, hambatan jaringan atas diabaikan.
Sedangkan reaktansinya adalah :

X=(Uo x Uo)/Psc

Pada transformator, hambatan diabaikan jika daya semu lebih dari 100 KVA. Sedangkan reaktansinay adalah :

X=(Usc x Uo x Uo)/Sn

Pada pemutus tenaga, hambatan dan reaktansi diabaikan.
Pada busbar, hambatan adalah sebaga berikut ini :

R=(ρ L)/A

Sedangkan untuk menghitung besarnya reaktansi apda busbar adalah :

X=0,15 L

Untuk kabel, menghitung hambatannya adalah :

R=(ρ L)/A

Dan untuk menghitung reaktansinya adalah :

X=0,08 L

v  Luas Penampang Kabel
Luas Penampang Kabel 3 fasa :

A = (1.73 * L * I * cos pi) / ( lamda * u)

Luas Penampang Kabel 1 fasa :

A = (2 * L * I * cos pi) / ( lamda * u)

v  Perbaikan Faktor Daya
Faktor daya (Power Factor /Pf)

Pf = P/ V*I = cos pi

Pf adalah : Perbandingan antara daya aktif (kW) dengan daya total (kVA)
Faktor daya menentukan sifat dari beban
Pf lagging : fasa arus tertinggal dengan fasa tegangan (beban induktif)
Pf leading : fasa arus mendahului fasa tegangan (beban kapasitif)

v  Syarat diberlakukan Pertanahan
Instalasi listrik yang menggunakan tegangan yang lebih besar dari 50 V
Harga tahanan Pentanahan (Rp) tidak melebihi 

Rp = 50 / Ia  ohm

IA= k x In

Rp: Tah. Pentanahan
IA : arus pemutusan pengaman arus lebih
In: arus nominal pengaman lebur/ pengaman arus lebih
k : faktor pengali, tergantung karakteristik pengaman
k : 2,5 –5 (pengaman lebur) ; 1,25-3,5 (pengaman lain)

Thursday, September 12, 2013

Download Software ETAP 7.0 Full Version

ETAP is the most comprehensive analysis platform for the design, simulation, peration, control, optimization, and automation of generation, transmission, distribution, and industrial power systems.
ETAP offers a suite of fully integrated software solutions including arc flash, load flow, short circuit, relay coordination, cable ampacity, transient stability, optimal power flow, and more.
System Required:
  1. Operating System
    Microsoft® Windows Vista™
    Microsoft® Windows® XP (SP2) Professional or Home Edition
    Microsoft® Server 2003 (SP2), Microsoft®Server 2003 R2 (SP2)
  2. Microsoft®.NET Framework v1.1 (SP1)
  3. Microsoft®.NET Framework v2.0 (SP1)
  4. PC Configuration Requirements
    5 to 80 GB hard disk space (based on project size, number of buses)
    19” monitors recommended (dual monitors highly recommended)
    Minimum display resolution – 1024×768
  5. Recommended Hardware Requirements
    Intel®Pentium®4 – 2.0 GHz (or dual/quad core – E6600) or better
    1 GB RAM or 2 GB of RAM (high speed)

Tuesday, September 10, 2013

MACAM-MACAM SENSOR

Pengertian sensor, tentu kita sudah pernah mendengar istilah sensor. Sensor dalam bidang elektronika adalah komponen yang mampu menangkap dan membaca perubahan yang terjadi baik itu cahaya, panas, gerak, suara, dll dan kemudian diterjemahkan menjadi sinyal listrik sehingga dapat dioleh lebih lanjut sesuai keperluan.

Macam Jenis Sensor

Dalam dunia listrik dan elektronika terdapat banyak jenis jenis sensor sesuai cara kerja dari sensor tersebut. Nah, disini kita akan mengulas satu persatu tentang macam macam sensor yang ada, dan artikel ini merupakan kelanjutan dari tulisan sebelumnya tentang macam macam komponen listrik.

  1. Sensor magnet, sering juga disebut dengan sensor buluh, adalah komponen yang akan membaca perubahan medan magnet disekitarnya yang kemudian akan mengakibatkan perubahan pada output dari sensor tersebut.
  2. SEnsor cahaya, disebut juga sensor sinar, adalah komponen yang akan berubah-rubah nilai tahanannya sesuai dengan perubahan intensitas cahaya yang diterima. Biasanya digunakan sebagai skalr on/ off pada lampu penerangan jalan, dll.
  3. SEnsor tekanan, memiliki prinsip kerja tegangan kawat transducer yang berubah-rubah sesuai dengan tekanan mekanis yang diterima, yang kemudian akan di ubah menjadi sinyal listrik.
  4. Sensor kecepatan (RPM), memiliki prinsip kerja yaitu mengukur besarnya pulsa magnetis atau induksi yang ditimbulkan pada saat generator berputar.
  5. Sensor penyandi, disebut juga dengan sensor encoder atau penerjemah, mengubah gerakan linear atau putaran menjadi sinyal-sinyal digital yang akan berbeda pada outputnya.
  6. Sensor suhu atau temperatur, terdiri dari dua keping transducer panas dan dingin yang dipasang bersama. Perubahan suhu akan mempengaruhi kondisi keluaran dari sensor tersebut.
  7. Sensor proximity, sensor ini memiliki kemampuan untuk membaca adanya jenis logam yang berdekatan tanpa harus bersentuhan.
  8. SEnsor ultrasonik., prinsip kerjanya yaitu menangkap pantulan gelombang suara berdasarkan perbedaan waktu yang kemudian akan berpengaruh pada pembacaannya.

MOTOR LISTRIK

PRINSIP DASAR MOTOR INDUKSI
1.1 Pendahuluan
Mesin-mesin listrik digunakan untuk mengubah suatu bentuk energi ke energi yang lain, misalnya mesin yang mengubah energi mekanis ke energy listrik disebut generator, dan sebaliknya energi listrik menjadi energy mekanis disebut motor. Masing-masing mesin mempunyai bagian yang diam dan bagian yang bergerak.
Bagian yang bergerak dan diam terdiri dari inti besi, dipisahkan oleh celah udara dan membentuk rangkaian magnetic dimana fluksi dihasilkan oleh aliran arus melalui kumparan/belitan yang terletak didalam kedua bagian tersebut.
1.2 Pengertian motor listrik
Motor listrik adalah mesin yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Prinsip kerjanya berdasarkan hukum gaya lorenz dan kaiadah tangan kiri Fleming, yang menyatakan bahwa : Apabila sebatang konduktor yang dialiri arus listrik ditempatkan didalam medan magnit maka konduktor tersebut akan mengalami gaya.
1.3 Motor induksi 3 fasa
Motor yang paling banyak dipakai di industri adalah jenis motor induksi . Motor Induksi terdiri dari stator dengan tiga kumparan yang ditempatkan secara simetris pada alur-alurnya. Disebut motor induksi karena arus yang mengalir pada rotor adalah arus induksi sebagai akibat dari timbulnya GGL induksi pada konduktor-konduktor pada rotor yang disebabkan medan putar stator. Ada dua jenis motor induksi tiga fasa yang banyak dipakai di industri yaitu jenis rotor sangkar (squirrel cage) dan rotor lilit (wound rotor) yang disebut motor slip-ring.
1.4 Prinsip kerja motor induksi 3 fasa
Prinsip kerja motor induksi atau terjadinya putaran pada motor, bisa dijelaskan sebagai berikut :
 Bila kumparan stator diberi suplai tegangan tiga fasa, maka akan terjadi medan putar dengan kecepatan
 Medan putar stator tersebut akan mengimbas penghantar yang ada pada rotor, sehingga pada rotor timbul tegangan induksi.
 Tegangan yang terjadi pada rotor menyebabkan timbulnya arus pada penghantar rotor.
 Bila kopel mula yang dihasilkan oleh gaya (F) pada rotor cukup besar untuk menanggung kopel beban, maka rotor akan berputar searah dengan medan putar stator.
 Supaya timbul tegangan induksi pada rotor, maka harus ada perbedaan relatif antara kecepatan medan putar stator(Ns) dengan kecepatan putar rotor (Nr).Perbedaan kecepatan antara Nr dengan Ns disebut Slip (S),
 Bila Nr = Ns tegangan tidak akan terinduksi dan arus tidak mengalir pada kumparan jangkar rotor, sehingga tidak dihasilkan kopel. Kopel pada motor akan terjadi bila Nr lebih kecil dari Ns.
1.5 Kelebihan motor induksi
 Mempunyai konstruksi yang sederhana.
 Relatif lebih murah harganya bila dibandingkan dengan jenis motor yang lainnya.
 Menghasilkan putaran yang konstan.
 Mudah perawatannya.
 Untuk pengasutan tidak memerlukan motor lain sebagai penggerak mula.
 Tidak membutuhkan sikat-sikat,Sehingga rugi gesekan bisa dikurangi.
1.6 kelemahan motor induksi
 Putarannya sulit diatur.
 Arus asut yang cukup tinggi, berkisar antara 5 s/d 6 kali arus nominal motor
1.7 Konstruksi motor induksi 3 fasa
Gambar 4 Konstruksi motor induksi 3 fasa
Inti besi stator dan rotor terbuat dari lapisan baja silikon yang tebalnya berkisar antara 0,35 mm – 1 mm yang tersusun secara rapi dan masing-masing terisolasi secara listrik dan diikat pada ujungujungnya.
Celah udara antara stator dan rotor pada motor yg berukuran kecil 0,25 mm- 0,75 mm, sedangkan pada motor yang berukuran besar bisa mencapai 10 mm. Celah udara yang besar ini disediakan untuk mengantisipasi terjadinya pelengkungan pada sumbu sebagai akibat pembebanan. Tarikan pada pita (belt) atau beban yang tergantung akan menyebabkan sumbu motor melengkung.
1.7.1 Stator
Pada dasarnya belitan stator motor induksi tiga fasa sama dengan belitan motor sinkron. Konstruksi statornya belapis lapis dan mempunyai alur untuk melilitkan kumparan. Stator mempunyai tiga buah kumparan, ujung-ujung belitan kumparan dihubungkan melalui terminal untuk memudahkan penyambungan dengan sumber tegangan. Masing-masing kumparan stator mempunyai beberapa buah kutub, jumlah kutub ini menentukan kecepatan motor tersebut. Semakin banyak jumlah kutubnya maka putaran yang terjadi semakin rendah.
1.7.2 Rotor
Motor Induksi bila ditinjau dari rotornya terdiri atas dua tipe yaitu rotor sangkar dan rotor lilit.
1.7.2.1 Rotor sangkar
Motor induksi jenis rotor sangkar lebih banyak digunakan daripada jenis rotor lilit, sebab rotor sangkar mempunyai bentuk yang sederhana. Belitan rotor terdiri atas batang-batang penghantar yang ditempatkan di dalam alur rotor. Batang penghantar ini terbuat dari tembaga, alloy atau alumunium. Ujungujung batang penghantar dihubung singkat oleh cincin penghubung singkat, sehingga berbentuk sangkar burung. Motor induksi yang menggunakan rotor ini disebut Motor Induksi Rotor Sangkar.
Karena batang penghantar rotor yang telah dihubung singkat, maka tidak dibutuhkan
tahanan luar yang dihubungkan seri dengan rangkaian rotor pada saat awal berputar. Alur-alur rotor biasanya tidak dihubungkan sejajar dengan sumbu (poros) tetapi sedikit miring.
1.7.2.2 Rotor lilit
Rotor lilit terdiri atas belitan fasa banyak, belitan ini dimasukkan ke dalam aluralur initi rotor. Belitan ini sama dengan belitan stator, tetapi belitan selalu dihubungkan secara bintang. Tiga buah ujung-ujung belitan dihubungkan ke terminal- terminal sikat/cincin seret yang terletak pada poros rotor.
Pada jenis rotor lilit kita dapat mengatur kecepatan motor dengan cara mengatur tahanan belitan rotor tersebut. Pada keadaan kerja normal sikat karbon yang berhubungan dengan cincin seret tadi dihubung singkat. Motor induksi rotor lilit dikenal dengan sebutan Motor Induksi Slipring atau Motor Induksi Rotor Lilit.
1.8 Medan Putar
Putaran motor pada mesin arus bolak-balik ditimbulkan oleh adanya medan putar (fluksi yang berputar) yang dihasilkan dalam kumparan statornya. Medan putar ini timbul bila kumparan stator dihubungkan dengan sumber tegangan tiga fasa.
1.9 Sistem pendinginan motor
Besaran arus listrik yang mengalir pada motor atau pengaruh-pengaruh lainnya akan menimbulkan panas baik pada kumparan stator maupun rotor, hal ini dapat merusak isolasi dari kumparan. Untuk menghindari hal tersebut diperlukan media pendingin dari motor agar panas yang timbul dapat berkurang atau dihilangkan.
Terdapat 2 (dua) cara untuk mensirkulasikan udara pendingin didalam motor, yaitu :
• Dengan memasang kipas pada poros motor.
• Dengan bantuan fan diluar motor.
Pendinginan motor dapat dilakukan dengan media Udara luar dengan bantuan kipas yang terpasang pada poros rotornya (Bisa juga dengan Additional fan ) dihisap dan didistribusikan kebelitan stator maupun rotor.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
 Motor listrik adalah mesin yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik.
 Motor yang paling banyak dipakai di industri adalah jenis motor induksi .
 Prinsipkerja motor indksi ialah sebagai berikut
• Bila kumparan stator diberi suplai tegangan tiga fasa, maka akan terjadi medan putar dengan kecepatan
• Medan putar stator tersebut akan mengimbas penghantar yang ada pada rotor, sehingga pada rotor timbul tegangan induksi.
• Tegangan yang terjadi pada rotor menyebabkan timbulnya arus pada penghantar rotor.
• Bila kopel mula yang dihasilkan oleh gaya (F) pada rotor cukup besar untuk menanggung kopel beban, maka rotor akan berputar searah dengan medan putar stator.
• Supaya timbul tegangan induksi pada rotor, maka harus ada perbedaan relatif antara kecepatan medan putar stator(Ns) dengan kecepatan putar rotor (Nr).Perbedaan kecepatan antara Nr dengan Ns disebut Slip (S), dan dinyatakan dengan persamaan
• Bila Nr = Ns tegangan tidak akan terinduksi dan arus tidak mengalir pada kumparan jangkar rotor, sehingga tidak dihasilkan kopel. Kopel pada motor akan terjadi bila Nr lebih kecil dari Ns.
 Kelebihan motor induksi
• Mempunyai konstruksi yang sederhana.
• Relatif lebih murah harganya bila dibandingkan dengan jenis motor yang lainnya.
• Menghasilkan putaran yang konstan.
• Mudah perawatannya.
• Untuk pengasutan tidak memerlukan motor lain sebagai penggerak mula.
• Tidak membutuhkan sikat-sikat,Sehingga rugi gesekan bisa dikurangi.
 Kelemahan motor induksi
• Putarannya sulit diatur.
• Arus asut yang cukup tinggi, berkisar antara 5 s/d 6 kali arus nominal motor
 Stator : merupakan bagian dari Motor yang tetap
 Rotor : merupakan bagian dari Motor yang bergerak
 Berdasarkan konstruksinya STATOR terdiri dari bagian-bagian antara lain :
• Housing Stator
• Inti besi ( tempat slot kumparan )
• Kumparan Stator (core)
 Sedangkan jenis rotor dibedakan menjadi :
• Rotor Sangkar ( squerel cage)
• Rotor Lilit

iklan

iklan